Bab 40 - Belum Tunangan

54 20 81
                                    

"Sama Ojol?"

Jennie langsung menghentikan langkah saat pertanyaan itu berasal dari sang bunda. Haduh, Bunda ....

Rahang Gibran seketika mengeras. "Jennie, kamu sudah papa peringatkan untuk menjauhi, Ojol Sialan itu, tapi kenapa kamu malah mencintainya?" Suara sang papa meninggi bersamaan dengan detak jantung Jennie yang tak karuan.

Gibran mendekati putrinya dan membalik tubuh gadis itu. Jennie melihat ada kekecewaan di mata sang papa.

"Papa ... benci dia .... Makannya papa mencoba menjauhkan kalian. Harusnya kamu ngerti, Jen ..." Papanya berkata lirih, hati anak siapa yang tidak tersentuh?

Jennie menghela napas. "Tapi, Pa--"

"Kamu sudah mau bertunangan dengan Rayan. Kita sudah buat perjanjian sama mereka, tolong jangan permalukan keluarga kita."

Jennie menunduk, matanya memerah, dia menahan amarah. Dia tidak pernah mau dijodohkan seperti ini! Dia tidak mencintai Rayan, walaupun dia menyukai dan menyayangi cowok itu, tapi sebagai sahabat saja, tidak lebih.

Siapa yang mau bertunangan dengan Rayan? Bukan Jennie!

"Tapi, Pa--"

"Sudah cukup!" Tangan Gibran menjauh, dia berbalik badan kemudian berdehem. "Papa tidak mau ada laporan atau kabar apa pun tentang kedekatan kamu sama, Ojol Sialan itu!"

Gibran langsung melangkahkan kaki menuju keluar dapur. Seketika membuat Jennie mendesah kasar.

Punggung gadis itu serasa di gosok lembut hingga membuatnya tenang. Sang bunda tersenyum membuat Jennie langsung memeluk wanita itu.

"Bunda ...."

"Iya, Sayang, bunda ngerti perasaan kamu. Bunda kalau jadi kamu pasti enggak gini."

Jennie mendongak. "Maksudnya?"

"Kamu masih muda, belum dewasa."

***

Drrt!

Akang😈😻
[ Assalamualaikum,
Kekasihnya Lee? Lagi apa nih?]

Jennie tersenyum hampa menatap layar handpohne-nya yang memaparkan chat room whatshaap.

"Kamu sudah mau bertunangan dengan Rayan. Kita sudah buat perjanjian sama mereka, tolong jangan permalukan keluarga kita."


Apalagi ketika mengingat perkataan Gibran saat dua jam lalu di dapur. Sungguh kata-kata Gibran benar-benar membuatnya risau.

"Ya Allah, apa yang harus, Jennie, lakukan?" bisik Jennie dengan mata terpejam dan menghela napas berat. Dia baru merasakan yang namanya masalah berat. Apakah masih banyak masalah berat lainnya di waktu yang akan datang nanti?

Mungkin ini hanyalah masalah kecil-kecilan untuknya supaya siap suatu hari nanti diberi Sang Kuasa masalah yang lebih besar dan berat.

Gadis itu bangkit duduk di tepi ranjang kemudian berusaha menenangkan diri. Toh, Gibran hanya tahu dirinya mencintai Dadang, tetapi tidak tahu bahwa Dadang adalah kekasihnya bukan?

Senyum pun terbit seketika, kali ini senyum bahagia.

[ Waalaikumsalam,
Kekasihnya Jennie.
Lagi mika nih.]

Akang😈😻
[ Mika siapa ]

[ Mika itu singkatan dari
Mikirin Kamu >^< ]

Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang