Bab 15 - Mengapa

5 4 0
                                    

Haι! Selaмaт мeмbaca 🙋🏻

***

Bugh!

Setelah Jennie mendorong dada Dadang untuk segera menjaga jarak hingga menimbulkan suara walaupun tidak terlalu kuat, dia langsung menempelkan telapak tangan ke dahi pria itu.

Hangat.

Lantas perbuatannya membuat Rayan dan Bima bingung. Dadang hanya terkekeh dibuatnya.

"Kenapa?" tanya Dadang sambil mengamit tangan Jennie dan menggenggamnya erat. Matanya begitu teduh menatap, bibirnya melengkung dengan indah, napasnya teratur membelai dan auranya sangat nyaman.

Jennie menatap Dadang dengan kerutan di dahi. "Akang, sakit? Atau kemasukan Jin Iprit?" tanyanya yang langsung disambung tawa mengejek oleh Rayan dan Bima.

"Enggak. Memangnya kenapa?"

Jennie berdecak-decak sambil menggeleng kecil. "Kok tiba-tiba langsung kecap-kecup? Emang ada hak?"

Perkataan Jennie sangat menohok membuat Rayan dan Bima tersenyum miring, merasa menang karena kini Dadang berada di bawah.

Dadang tersenyum tipis. Topengnya begitu kuat untuk dihancurkan. "Mbak Jennie, enggak lupa, kan? Sebentar lagi saya past--"

"Kapan? Sebentar kapan?" potong Jennie cepat. Matanya menyorot serius dan sedikit menuntut. Melepas genggaman dengan satu hentakan tangan.

Seakan ditantang, Dadang hanya menghadapi dengan senyuman. "Mbak, enggak sabar saya lamar?" Dia menampilkan smirk membuat Jennie cengo.

"Heh? Bu--bukan gitu. Maksudnya ... emm, udahlah! Sana narik lagi, Kang!" Jennie berbalik badan melangkah agak cepat sambil mengumpat. Yah, mengumpat karena sempat merasa gelisah dan salah tingkah.

Hei! Dia itu gadis normal, siapa yang tidak salah tingkah saat tiba-tiba seorang cowok tampan mirip Lee Know mengecup dahi--walaupun berlapis rambut--dan berkata hal manis?

Dadang terkekeh ringan. Berjalan santai mendekati Rayan dan Bima yang menatap tajam.

Seolah terancam, Rayan mengepalkan tangan dan Bima menyiapkan kuda-kuda. Dadang berhenti melangkah lalu menatap mereka bergantian.

"Kalau suka, gercep dong atau saya duluan." Dadang tersenyum miring kemudian berbalik badan, dia berjalan menuju motornya terparkir.

Perkataan Dadang barusan sukses dibuat bingung oleh Rayan dan Bima. Maksudnya apa?

***

"Ke--ke--kenapa terlam--lam--lambat?" tanya Clara sambil mengunyah ciloknya.

Jennie mendengkus. Mengaduk-aduk makanan tidak selera. Mereka berada di kantin setelah Jennie menyelesaikan hukuman. Bima juga duduk di samping Jennie, memakan nasgor dengan lahap sampai tersedak-sedak.

"Panjang ceritanya," jawab Jennie. Mencoba melahap satu bakso jumbo yang dibelah jadi dua.

"Owh, ka--ka--kalo panjang cer--cer--ceritanya nanti aj--aj--aja." Clara menatap Jennie sekilas.
Jennie mengangguk lesu, mengunyah dengan ogah-ogahan.

"Kenapa lo lesu?" tanya Bima, mencoba perhatian dengan menatap Jennie dan mangkuk itu bergantian.

Jennie menoleh dengan wajah masam. "Enggak selera makan."

"Kenapa? Bakso gitu enak. Enggak kayak gue, nasi goreng, tapi tetep enak." Bima terkekeh kemudian melahap sesendok nasgor.

"Karena ngeliat muka lo."

Uhuk-uhuk!

Sontak jawaban Jennie membuat Bima tersedak dan buru-buru memimun air es teh miliknya. Jennie mendengkus, Clara menahan tawa dengan cara memalingkan wajah.

Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang