Bab 23 - Penuh Tanda Tanya

5 3 0
                                    

Ting!

Jennie yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk di depan cermin besar langsung menoleh ke nakas saat mendengar handphone-nya berdenting pertanda ada notifikasi dari aplikasi watshaap.

Dia meletakkan handuk di atas kursi lalu berjalan dengan santai menuju nakas.

Jennie meraih handphone-nya dan terpampang nama 'Om Ojol' di layar membuat gadis itu mengernyitkan dahi. Ohya, dia lupa untuk memblokir watshaap Dadang.

Harusnya dia ingat agar menjaga jarak dengan Dadang dapat terlaksana. Ya, Jennie sudah mengambil keputusan dengan cara menjaga jarak, entah apa respons Dadang, dia tidak perduli lagi.

Menurut Jennie, semenjak dia berdekatan dengan ojol langganannya itu, masalah-masalah ini begitu runyam di hidupnya.

Seharusnya Jennie dapat bebas melakukan apa saja, tapi semenjak kehadiran pria itu, Jennie jadi merasa tidak punya banyak waktu untuk melakukan kebebasan dan sibuk mengurus masalah runyamnya.

Jennie menatap layar handphone begitu lama, bingung hendak membuka wattshap atau tidak. Apakah dia harus membacanya saja? Jika Dadang bertanya sesuatu, apa dia harus menjawabnya?

Entah kenapa, degup jantungnya tak karuan. Perasaan bimbang menyelimuti saat dia berpikiran akan langsung memblokir nomor Dadang.

Namun, tidak mungkin, kan, dengan cara memblokir nomor Dadang dapat menjaga jarak? Bisa saja Dadang mengganti nomor dan mengganggunya lagi.

Jennie menjadi ragu sampai-sampai dia menggigit bibir bawah. Duh, gue baca enggak, ya? batinnya.

Kalau dia baca saja tanpa dibalas, pasti akan membuat Dadang bertanya-tanya dan kalau pria itu nekat bisa-bisa datang ke rumahnya. Bukannya terlalu pede atau apa, tapi bisa saja, kan, Dadang datang ke rumahnya?

Lebih baik Jennie membuka pesan wattshap tersebut karena jika ia biarkan saja, maka rasa penasaran akan terus menghantuinya.

Oke, cuma chatan aja kok. Enggak bakal bikin gue berubah pikiran buat jaga jarak, batin Jennie mencoba menenangkan diri.

Dia membuka obrolan dengan Dadang lalu mengernyitkan dahi saat membacanya.

Om Ojol

[Ikan hiu makan seblak
I Love you mendadak]

Jennie mengangkat satu alis lalu tertawa geli. Dia menggeleng prihatin dengan menatap pesan tersebut. Gila nih orang. Cuma ngirim itu doang? Enggak penting. Gue bales enggak, ya? batinnya sambil duduk di tepi kasur.

Jarinya lihai menekan keyboard, mengetik sesuatu pada Dadang. Setelah selesai mengetik, dia mengirimnya.

[🙄 lo gila ya?
Atau lo lagi gabut?]

Tak berapa lama, pesannya langsung dibalas membuat Jennie yakin bahwa Dadang benar-benar sedang gabut.

Om Ojol

[Cie, udah enggak marah
Enggak tahan, kan, marah
lama-lama sama cogan :v]

[Kpn gw mrh?]

[Huruf vokalnya mana?
Keyboard kamu rusak?]

[?]

[Apa? Kamu mau saya lamar?
Owh, sabar, ya, Sayang
nunggu aku udah kaya]

[Bacud!]

[What? Kamu mau aku
bangun rumah buat kita?
Sabar, ya, nunggu ada
modal]

Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang