Bab 11 - Mantan punya Gebetan

7 4 0
                                    

NOTE : Nama sekolah Jennie itu Miscindrawali, ya, tapi kusingkat jadi Miscin, awokawok:v yaudahlah jangan lupa tinggalin jejak kaki :v

***

"Satu kata buat mantan!"

"Matre!"

Kelas Jennie ribut oleh sorak dan umpatan yang dilontarkan untuk seorang siswi yang duduk di pojok ruangan. Cowok yang berteriak itu berdiri di atas meja guru dengan santai, bajunya urak-arik, namanya Bima.

Cowok yang terkenal nakal dan usil itu memang selalu berbuat ulah dan menggoda mantan pacarnya yang bernama Netra.

Netra yang sibuk dengan buku hanya memutar bola mata, malas mendengar umpatan dari Bima untuknya.

Jennie terkikik geli menyaksikan pasangan mantan itu. Bukan hanya dirinya, semua siswa pun merasa terhibur. Jam pelajaran kedua gurunya memang tidak datang membuat kelas ini free.

"Dih! Sok enggak tersinggung lo! Dalem hati pasti lo misuh-misuh, kan?" teriak Bima pada Netra.

Nala yang duduk di samping Netra tersenyum smirk pada Bima. "Kenapa, sih, lo selalu ganggu Netra padahal jelas-jelas dia itu mantan lo? Kenapa lo? Gamon?" sindirnya.

Bima melompat turun kemudian berdecih. Menyisir rambut gondrongnya ke belakang lalu balas berkata. "Gamon? Kata apa itu? Sorry, ya, gue bukannya gamon cuma mau bikin dia kesel aja."

"Kenapa? Lo bisa cari cewek lainlah kalau enggak gamon, kan? Kenapa lo masih jomblo?" Abigea balas menyindir kemudian tertawa kecil diikuti yang lain.

Bima meringis, menggaruk leher belakang kemudian berkata, "Em, gue trauma pacaran, takut dimatrein lagi." Matanya menatap Netra.

Brak!

Netra meletakkan buku super tebal itu di atas meja dengan kasar sehingga menimbulkan suara keras yang mengagetkan sekelas.

"Anj*r! Sangar amat!"

"Ganas, pantesan diputusin."

"Jangan galak-galak, entar enggak ada yang demen lagi."

"Kasihan mejanya tuh."

"Astagfirullah, bukunya enggak pa-pa, kan?"

"Marah, Neng?"

Begitulah komentar-komentar ala lambe turah yang dibalas tatapan tajam oleh Netra.

"Apa lo? Mau marah?" kata Bima agak nyolot, menantang Netra yang menatapnya galak.

Netra berdiri. "Heh! Gue enggak matre ya, jaga mulut lo! Gue cuma minjem bukan matre! Tenang aja besok gue lunasin!" Gadis itu mulai emosi.

Bima memicingkan bibir, mengejek. "Minjem, cih! Berarti lo punya kutang sama gue!"

"Utang woy!" ralat Raka.

"Cih! Ngomong aja typo," sindir Netra membuat Bima marah.

"Sini lo maju kalo berani!" tantang cowok itu sambil menggulung lengan kemejanya sampai ke atas siku.

Netra berdecak. "Auk ah! Males gue! Enggak guna juga gue berantem sama lo." Dia duduk kembali dan mulai sibuk lagi.

Bima mengangkat satu alis. "Dih, bilang aja lo takut, apa susahnya?" Dia berjalan menghampiri.

"Oh." Netra hanya membalas singkat tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya yang membuat beberapa siswa tertawa renyah.

"Eh, anj*r! Gue dikacangin. Kacang mahal woy!" Bima yang tidak terima menggebrak meja Netra.

"Kacang murah kok. Cuma dua ribu sebungkus di kantin," celetuk Meta dengan polosnya yang langsung ditatap kesal oleh Bima.

"Serah lo dah." Bima memutar bola mata. "Hei Mantan! Udah tiga hari lo mutusin gue, gimana sekarang? Lo nyesel, kan?" Dia menaik-turunkan alis sambil tersenyum jahil.

Aplikasi Cinta ( Other ) ✔✔Where stories live. Discover now