𝐏𝐑𝐎𝐋𝐎𝐆

14.9K 1K 61
                                    

꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦

MS. ZABINI prolog: How Come It be?
[revised]








[revision note: i've been thinking ini gabisa 'all out' bgt revisinya soalnya hrus mikir lagi buat benerin alurnya jd aku cuma benerin punctuation sm kosakatanya aja, ty :D]









LOS ANGELES, 1991.

LIBURAN MUSIM PANAS, seharusnya menjadi saat yang menyenangkan, bukan menegangkan seperti yang keluarga Zabini alami.
Ketiga orang itu memasuki rumah dengan perasaan campur aduk. Namun tak melunturkan tatapan merendahkan mereka saat menatap sekeliling rumah sederhana ini.

Rumah muggle.

Ornamen dan barang-barang didalamnya tentu terasa asing bagi keluarga penyihir yang terkenal berkulit kecoklatan itu. Sebuah kotak hitam yang berdiri diatas meja didepan sofa menyita perhatian mereka. Benda aneh itu terlihat mengeluarkan cahaya, suara dan gambar bergerak. Manik mereka kembali mengitari ruang tamu dengan warna putih dan krem yang mendominasi ruangan membuat manik mereka memicing silau.

"Silahkan duduk." persilah wanita berumur sekitar 30 tahun itu kepada tamunya setelah ia mematikan televisi yang sedari tadi menyala.
Ketiga tamu itu pun duduk di sofa putih yang terus terang tidak terlalu empuk.

"Maaf kami tak punya banyak waktu disini. Jadi langsung saja, dimana dia?" ujar Tuan Zabini tak ingin berlama lama.

"Sebentar, maaf. Apakah kalian akan membawanya pergi bersama kalian? Saya belum siap jika-"

"Tentu saja kami akan membawanya. She's our family, remember?" potong Nyonya Zabini dengan nada lebih lembut dibandingkan suaminya.

Wanita muggle itu terisak mendengarnya. Tetapi bagaimanapun, tak ada yang bisa melawan kenyataan.

"Baiklah, tunggu sebentar. Saya akan memanggilnya." kata wanita itu dengan berat hati. Beranjak dari sofa ruang tamu lalu menuju ke pintu yang tak jauh jaraknya. Rumah milik keluarga Verlice itu bisa dibilang sederhana. Dengan 2 kamar saja, 1 kamar mandi dan dapur. Tak memiliki cukup ruang untuk menampung televisi sehingga diletakkan di ruang tamu. Rumah paling sederhana di perumahannya itu masih tetap berdiri kokoh diantara rumah-rumah yang lebih modern di sekitarannya.









✦ ⋆˚ ◜𖥔 ۫











Tok tok tok

"[name], sayang."

"Come in,"

Ibuku yang paling tersayang, Daisy Verlice, langsung membuka pintu setelah mendengar suaraku.

"Mari ikut Ibu ke ruang tamu."

"Memang ada apa?"

"Sudah ikut saja ya." Ibu merangkul dan membawaku ke ruang tamu. Aneh. Kuperhatikan mata Ibu sembab.

Sesampainya di ruang tamu, aku mendapati tiga orang dengan wajah mirip-mirip sedang duduk di sofa favoritku ---tapi memang itu satu-satunya sofa dirumah--- yang paling nyaman sedunia. Di sofa itu tempat aku menghabiskan waktu dengan menonton televisi. Well, selain menghabiskan waktu juga menghabiskan listrik. Ngomong-ngomong, agaknya aku lupa mematikan televisi tadi. Aku pastikan Ibu -lah yang telah melakukannya. Pasti setelah tamunya pergi Ibu akan mengomeliku.

𝐌𝐒. 𝐙𝐀𝐁𝐈𝐍𝐈 : draco malfoy [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang