.・゜゜・"Yes, indeed he is"・゜゜・
Kami ditarik oleh Draco menjauhi pintu ruang kebutuhan. Astaga. Keadaan diluar ruang kebutuhan sudah sangat kacau. Kilatan cahaya dari tongkat sihir muncul dimana mana. Puing-puing bangunan berserakan dimana mana. Aku tidak pernah membayangkan Hogwarts akan hancur seperti ini.
"Sekarang kita kemana?" tanya ku khawatir.
"Kau harus segera pergi mencari tempat yang aman."
"Maksud mu, 'kita' ?"
"Tidak. Kau. Kau dan Blaise. Carilah tempat yang aman."
Aku mengerutkan alis ku. "Lalu, kau bagaimana?"
"Aku harus pergi."
"Tapi kenapa-"
"Jaga dirimu baik-baik, love." potong Draco menangkup rahang ku lalu mengecup dahi ku lama. Sungguh, aku merindukan perlakuan Draco yang seperti ini.
"Tidak, Draco. Kau bersama kami saja, ya?"
"Maaf, aku tidak bisa, love. Jaga dia, mate"
Blaise mengangguk. "Sudah tanggung jawab ku"
Draco mengagguk tipis, masih dengan wajah super serius nya. Ia tersenyum tipis padaku sambil menepuk puncak kepala ku sekilas.
Saat Draco hendak pergi, aku mencegat pergelangan tangan nya. "Draco"
Dengan itu, Draco menoleh.
Aku langsung menghambur memeluk nya erat. Tidak peduli ada Blaise disini. Semoga saja dia tidak menggoda kami lagi dengan dehaman nya yang menyebalkan. Aku sungguh merindukan Draco. Dan aku harap setelah semua ini selesai, kami bisa bertemu lagi setiap hari seperti dulu.
"Berjanjilah padaku, kita akan bertemu lagi dalam kondisi yang baik baik saja"
Draco mengagguk tipis di bahu ku. "Of course, love"
Aku tersenyum tipis mendengarnya.
"Aku rindu bermesraan dengan mu." bisik Draco ditelinga ku. Ia langsung melepas pelukan kami, melempar seringaiannya sebentar dan berbalik berjalan pergi.
"Ferret gila!"
Aku tahu maksud kata 'bermesraan' di otak Draco dan di otak ku berbeda. Di otak ku, bermesraan itu seperti berpegangan tangan, atau berpelukan, atau saling suap suapan. Sedangkan di otak Draco, tak lain dan tak bukan ... kau tahu sendiri.
"Aku juga, Draco" gumam ku kecil.
Well, maksud ku, aku juga- aku juga gila.
"Sudah. Ayo, sister. Kita cari Pansy dan yang lainnya terlebih dahulu"
Aku mengangguk. "Okay, brother"
"Pegang tangan ku. Keluarkan tongkat mu untuk berjaga jaga"
Sesuai perintah, aku mengaitkan tangan ku pada tangan Blaise dan mengeluarkan tongkat sihir ku yang sebenarnya tidak begitu berguna, mengingat aku hanya memakainya pada saat pelajaran charms, transfiguration, atau pelajaran lainnya yang memungkinkan untuk memakai tongkat.
"Come on" ucap Blaise mulai mengajakku berlari dengan tangan kami yang berkaitan.
Kami terus berlari melalui koridor koridor, menuruni tangga, menelisik setiap bangunan yang kami lalui, berharap setidaknya ada murid berseragam hijau tua yang tertangkap oleh indra penglihatan kami.
"[name]! Blaise!"
Sontak kami langsung memberhentikan langkah dan menoleh kebelakang.
"Pans! Daph! Theo! Crabbe!" seru ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐒. 𝐙𝐀𝐁𝐈𝐍𝐈 : draco malfoy [tahap revisi]
Fanfiction𝗦𝗢𝗠𝗘𝗛𝗢𝗪, 𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘥𝘪𝘯𝘢𝘳𝘺 𝘈𝘮𝘦𝘳𝘪𝘤𝘢𝘯 𝘨𝘪𝘳𝘭 𝘵𝘶𝘳𝘯𝘴 𝘰𝘶𝘵 𝘵𝘰 𝘣𝘦 𝘢 𝘡𝘢𝘣𝘪𝘯𝘪 ---𝘸𝘩𝘪𝘤𝘩 𝘪𝘴 𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘤𝘪𝘦𝘯𝘵 𝘱𝘶𝘳𝘦𝘣𝘭𝘰𝘰𝘥 𝘧𝘢𝘮𝘪𝘭𝘺 𝘸𝘩𝘰 𝘭𝘪𝘷𝘦𝘥 𝘪𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘞𝘪𝘻𝘢𝘳𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘞𝘰𝘳𝘭𝘥. ꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒦...