✮ 𝙉𝙚𝙖𝙧𝙡𝙮 𝙙𝙞𝙚𝙙 '27

3.4K 478 82
                                    

❃.✮:▹"Yes, Draco, i'm here"◃:✮.❃

"Itu mereka!"

Semua berbalik menoleh mendapati aku dan Draco yang berpegangan tangan baru saja memasuki asrama.

"Kalian kemana saja?" tanya Daphne khawatir menghampiri kami berdua.

"Tunggu- kalian menangis?"

"Ck. Tentu saja tidak." sangkal Draco angkuh.

"Matamu sembab, bodoh"

"Jangan sok tahu."

"Aku memang tahu"

Aku mengangkat bahu ku acuh lalu berjalan menghampiri Blaise yang terduduk di sofa mengabaikan Draco dan Daphne yang berdebat disana.

"Hi brother"

"Hi, kenapa?" tanya Blaise pelan mengusap kedua kelopak mata ku.

"Tidak kenapa napa"

"Kau bertengkar hebat dengan Draco?"

"Tidak. Justru itu, kami sudah berbaikan" aku tersenyum tipis.

Blaise menghela nafas lega. "Lantas kenapa menangis?"

"Um, kami menangis terharu"

Blaise mengangguk mengerti. "Kukira kalian bertengkar lagi sampai menangis."

"Tidak" aku terkekeh.

"Blaise"

"Hm?"

"Apa dad pernah bilang sesuatu padamu?" ucapku sambil menggenggam lengan kiri Blaise dan menggulung lengan jubah nya.

Kosong. Tidak ada dark mark disini. Ini berarti Blaise aman.

Sekilas Blaise menatap bingung dengan apa yang aku lakukan pada lengan kiri nya. Untung saja Blaise segera melupakan nya. "Sesuatu apa?"

"Yang menurut mu aneh saja"

"Seingatku tidak ada. Tapi aku dapat surat dari dad kemarin. Dad bilang kita jangan pernah keluar asrama malam malam."

Malam malam? Apa dad sedang memberi peringatan? Itu berarti dad sudah tahu tugas nya Draco?

"Oh, begitu."

Apa aku harus memberi tahu Blaise perihal dad yang menjadi seorang death eater? Kurasa aku harus memberi tahu nya.

"Blaise, boleh bicara di tempat yang sepi?"

"Mmm, boleh" jawab Blaise sedikit bingung.

Kami pun berjalan menuju pojokan ruang rekreasi yang sepi.

"Muffliato" ucapku merapalkan mantra.

"Ada apa?"

"Begini, Blaise. Aku pernah lihat dad memakai tattoo di lengan kiri nya. Kukira itu tattoo biasa,"

"Aku tahu, sister"

"M-maksudmu?" tanya ku terkaget.

Blaise menghela nafas nya. "Dad, seorang death eater. Aku tahu"

"Kenapa kau tidak memberi tahu ku?" tanya ku sedikit meninggikan suaraku.

"Maaf, sister. Sebenarnya dad sudah memberitahu ku di malam natal lalu, tapi, dad bilang aku tidak boleh memberi tahu mu terlebih dahulu."

"Kenapa?"

"Kami tahu kau tidak suka dengan -nya, kan?" tanggap Blaise cepat.

Jujur, iya. Wajahnya seperti hantu. Dan, pastinya dia seorang psikopat yang menyeramkan. Dia jahat. Otomatis pengikutnya pun jahat. Dan dad bukanlah orang jahat. Sama hal nya dengan Draco.

𝐌𝐒. 𝐙𝐀𝐁𝐈𝐍𝐈 : draco malfoy [tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang