(11)Buka Sebelum Magrib✔

20 11 0
                                    


••|••|••
#menulis30hzukzezjabar

Ujian online sudah berlanjut selama empat hari, dan tiga hari ujian susulan

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ujian online sudah berlanjut selama empat hari, dan tiga hari ujian susulan.

Jam yang menampakkan pukul 01.50. Terik matahari terasa begitu panas, Kinar yang berdiri di balkon pun merasakan udara yang panas dan angin sepoi-sepoi itu tidak ada hari ini.

Kinar beranjak dari balkon, berniat ingin menghampiri Lisa. Namun gadis itu tidak ada di kamarnya, Kinar menutup kembali kamar Lisa lalu mencari keberadaan Lisa.

Saat Kinar di dapur, ia mendengar suara air dari dalam kamar mandi dan tampaknya Lisa sedang mandi.

Kinar membuka lemari pendingin, gadis itu berniat ingin memasak sayuran untuk berbuka nanti sambil menunggu Lisa di kamar mandi. Udara dari kulkas yang sangat sejuk itu, membuat Kinar betah berlama-lama disana.

"Astagfirullah," Kinar mengambil sayuran yang ingin dimasaknya lalu dengan segera menutup pintu kulkas.

Gadis itu memotong beberapa jenis sayuran untuk dibikin capcay. Capcay buatannya tanpa udang, melainkan hanya menggunakan jamur yang rasanya tak kalah sedap itu.

"Kinar," panggil Lisa yang masih mengenakan anduk yang membungkus tubuh serta rambutnya.

Kinar menatap Lisa, "Habis mandi lo?" tanya Kinar.

"Sudah liat gue masih pakai anduk gini, masih tanya aja lo," celutuk Lisa.

"Mencurigakan nih, jangan-jangan lo pas mandi minum air keran, jujur," ucap Kinar penuh selidik.

"Gak ada bakat lo jadi detektif," timpa Lisa.

"Yang bilang gue punya bakat jadi detektif siapa juga?" Kinar mematikan kompornya.

"Serah lo. Em masak apaan itu?" tanya Lisa.

"Capcay," balas Kinar.

"Yah, elo main masak aja. Gue mau tumis kangkung ih," kesal Lisa.

"Ya sudah, nanti subuh aja," balas Kinar.

"Hm iya deh, gue mau pakai baju dulu, dadah," ucap Lisa lalu pergi ke kamarnya.

"Jadi rindu gue rendam kaki kayak dulu," gumam Kinar diiringi tawanya mengingat hal itu. Biarpun hari ini sangat panas, tak mungkin lagi bagi Kinar jika ia merendam kakinya dalam baskom.

Lisa yang berada pada kamarnya, merasakan segarnya mandi siang hari bolong seperti ini.

Lisa menahan rasa kering pada tenggorokannya, gadis itu memutuskan untuk tidur.

Detik berikutnya gadis itu tertidur dengan dengkuran halus.

Lain halnya dengan Kinar. Gadis itu menonton televisi di atas sofa hingga ikut terlelap dengan televisi yang masih menyala. Dan akhirnya, televisi yang menonton Kinar, bukan Kinar yang menonton televisi.

Secarik Kenangan Ramadan {End}Onde histórias criam vida. Descubra agora