(19)Pulih

11 7 0
                                    


••|••|••
#menulis30hzukzezjabar

Sudah dua hari Kinar harus menginap di Rumah Sakit yang sangat membosankan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah dua hari Kinar harus menginap di Rumah Sakit yang sangat membosankan itu. Hari-hari ia lalui tambah membosankan saja rasanya, padahal ia tidak kenapa-kenapa.

"Kinar kapan baru bisa pulang, dok?" tanya Kinar pada doker yang selalu rutin memeriksa kodisinya itu.

"Siang ini sudah bisa pulang kok,l sahut doker itu memberikan senyumannya dan Kinar mengangguk senang.

Setelah dokter itu keluar dari ruangan Kinar, Kinar langsung menelpon Lisa uang sudah berjanji ingin datang namun tak kunjung sampai hingga detik ini.

"Kenapa, Ki?"

"Dimana sih lo? Enggak ada juga, kapan sampainya?" ceramah Kinar.

"Sabar dulu ih, ini gue sudah didepan," jawab Lisa santai.

"Depan mana lo? Masih depan rumah?" tanya Kinar dengan nada galaknya.

"Depan Rumah Sakit, Kinar!"

"Buruan, Lis. Lama banget lo."

"Sabar, Ki."

Tuut

Kinar duduk diatas brankar itu, sambil memandang tangannya yang terpasang sebuah jarum inpus.

"Lama banget, Lisa ih," Kinar mengambil ponsel nya lalu memainkannya.

Kurang lebih lima menit Kinar memainkan game ular yang pernah viral itu. Lalu aktivitasnya terhenti ketika melihat Lisa yang membuka pintu ruangannya.

"Lama lo," timpa Kinar.

"Nih," Lisa meletakan sebuah plastik hitam di nakas.

"Apan tuh?" tanya Kinar.

"Makanan lah. Gue juga enggak puasa," ucap Lisa.

"Kenapa?"

"Biasa, tamu bulanan dah datang," jelas Lisa dan Kinar menganggukkan kepalanya.

"Masak apa lo?" tanya Kinar, indera penciumannya yang tajam itu mencium aroma lezat dari dalam plastik hitam yang letaknya tak jauh dari posisi Kinar karena brankar dan nakas bersebelahan dan sangat dekat.

"Makanan lah, makanya gue lama baru sampai," kata Lisa.

"Eh iya, itu gue beli pais ikan," ucap Lisa sambil menghirup aroma yang sudah memenuhi ruangan itu.

"Beli? Tumben, beli dimana emang lo?" kepo Kinar.

"Em," Lisa tersenyum dengan pipinya yang sudah memerah itu.

"Woy, kenapa lo."

"Gue tadi lewat rumah Arka, huaa pengen copot nih jantung,"Lisa memegangi bagian jantungnya dengan senyum manisnya itu.

Secarik Kenangan Ramadan {End}Where stories live. Discover now