(28)Hari Lebaran

12 8 0
                                    


••|••|••
#menulis30hzukzezjabar

Pada hari kemenangan itu sudah dimeriahkan dengan suara takbir yang bergema dengan nyaring dari seluruh tempat ibadah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada hari kemenangan itu sudah dimeriahkan dengan suara takbir yang bergema dengan nyaring dari seluruh tempat ibadah.

Kinar dan Lisa mencoba mencari tempat untuk solat idulfitri di mushola.

Mereka berpikir seperti ini, jika tarawih tidak bisa pergi ke mushola. Jadi, solat idulfitri mereka akan pergi ke tempat mushola manapun itu.

"Buruan, Kinar," Lisa yang sudah memunggu didepan pintu, siap untuk berkeliling mencari mushola, dengan baju barunya itu. Tak lupa juga alat solat serta masker yang sudah terpasang erat, dan juga sebotol handsanitizer.

"Bentar, Lis," Kinar keluar dari rumah dengan tergesa-gesa lalu mengunci pintu.

"Eh, iya. Sendal," Kinar membuka kembali, pintu itu untuk mengambil sendal didalamnya. Dan Lisa sudah tepuk jidat melihat tingkah laku Kinar.

Setelah dirasa siap, Kinar langsung menyalakan vespa kuningnya lalu melaju menembus jalanan yang cukup sunyi itu.

"Coba kesini, Ki," ucap Lis pada masjid yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal mereka.

"Ini mah kosong, enggak liat lo?" tanya Kinar betul saja. Masjid itu kosong nampak tak berpenghuni, hanya ada suara takbir disana.

"Tapi, itu banyak orang dibelakang. Coba kesana buruan," Lisa menepuk pundak Kinar beberapa kali, membuat gadis itu sebal.

"Oh, orang-orang solat nya dibelakang ya," Kinar mengangguk lalu memarkirkan motornya.

Mereka berdua langsung mengambil tempat pada shaf yang kosong dibagian depan deratan wanita lalu mengampar sajadah. Duduk sambil menghayati suara takbir itu.

••|••|••

Selepas selesai solat idulfitri. Kedua gadis itu berkeliling sebentar untuk mengisi kegabutan mereka, sudah cukup rasanya terkurung di rumah.

"Enggak ada kupon kayak biasa ya, Lis?" tanya Kinar pada Lisa dibelakangnya lantaran gadis itu tak melihat tanda-tanda orang ingin menyembelih sapi.

"Itu hari raya idul adha, Kinar. Orang berkurban 'kan begitu biasanya," jelas Lisa.

"Ah, iya ya."

"Belok kanan aja, Ki. Langsung pulang. Gue sudah lapar ini," pinta Lisa saat mereka terjebak lampu merah.

"Tadi elo yang minta jalan dulu," celutuk Kinar.

Setelah lampu itu kembali hijau, Kinar mengambil belok pada arah kanan yang tembus untuk menuju kediaman mereka.

Sesampainya di rumah yang sepi itu. Kedua gadis yang sudah saling memaafkan saat subuh selepas Kinar membangunkan Lisa.

Langsung saja mereka menata piring serta lauk untuk makan hidangan yang mereka masak hingga begadang.

Secarik Kenangan Ramadan {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang