(16)Sebuah Mimpi

10 6 0
                                    


••|••|••
#menulis30hzukzezjabar

Seluruh info menyatakan bahwa virus corona benar-benar sudah musnah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seluruh info menyatakan bahwa virus corona benar-benar sudah musnah. Hal itu tentu saja membuat siapapun yang mendengarnya akan kegirangan, begitu pula dengan Kinar.

Kinar sudah meloncat-loncat diatas kasurnya. Gadis itu berlari keluar kamar, ia sudah merencanakan acara buka puasa bersama dengan ketiga sahabatnya itu.

"Asyik," pekik Kinar. Sebelum keluar kamar ia sudah menatap dirinya didepan pantulan cermin besar itu.

Sore ini mereka tak ingin buka bersama di kafe, melainkan di pantai. Keempatnya telah bersepakat untuk buka puasa di pantai sambil melihat sunset sore yang pemandangannya sangat memukau.

"Yey... Yey... Yey... Yey...."

Kinar yang meracau tak karuan, sesekali ia menggoyangkan pinggulnya sambil berjalan.

Bruk

"Astagfirullah," saat Lisa keluar kamar tiba-tiba ia ditabrak oleh Kinar yang tampak sedikit geser itu otaknya.

"Kenapa sih lo?" tanya Lisa sambil memegangi bongkongnya yang sakit akibat tercium oleh lantai.

"Kenapa?" tanya Kinar bengong.

"Makanya, kalau jalan pake kaki, jangan pakai mulut," timpa Lisa yang sudah berdiri dengan bantuan Kinar.

"Hehe, ayuk berangkat."

Keduanya menaiki motor vespa kuning Kinar, menuju rumah Fina, setelah itu baru menjemput Mili.

Hingga berjalannya waktu, dan saat mereka sampai hari sudah semakin petang.

Mili langsung mengurak terpal dan karpet yang ia bawa dari rumah, gadis ini benar-benar niat ingin buka puasa diatas pasir yang beralas itu.

"Ini gak mendung 'kan ya?" tanya Fina, tak bisa membayangkan jika saat seperti ini mereka diguyur air hujan secara langsung.

"Ah, jangan dong," sahut Kinar.

"Makanannya ambil, Kinar," suruh Mili yang tengah merapikan untuk alas duduk.

Kinar mengambil ayam tepung alias ayam yang ia beli di KFC saat dijalan tadi.

Kinar menghampiri motor kuningnya untuk mengambil ayam yang tergantung disana. Kinar yang melihat kucing cantik berwarna abu-abu kecokelatan yang sedang mendekati plastik berisi ayam itu.

"Hei, kucing cantik," Kinar membelai puncak kepala kucing itu.

"Kinar! Buruan," panggil Fina.

"Iya, bentar."

"Dadah kucing cantik," Kinar tersenyum lalu meminggalkan kucing itu.

"Nih," Kinar meletakan plastik berisi ayam diatas alas karpet karakter milik Mili.

Secarik Kenangan Ramadan {End}Where stories live. Discover now