(14)Flashback Tarawih✔

19 11 0
                                    

••|••|••
#menulis30hzukzezjabar

Malam itu Kinar mengambil air wudu setelah azan isya berkumandang nyaring

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Malam itu Kinar mengambil air wudu setelah azan isya berkumandang nyaring.

Kinar mengambil mukena serta sajadahnya lalu mulai melaksanakan solat isya dengan tenang.

Setelah selesai, gadis itu tak langsung bangkit. Ia berdoa, meminta mengangkat tangannya.

Kinar beranjak dari atas sajadah besar itu. Merebahkan dirinya di kasur, menatap langit-langit kamarnya.

Pikirannya melayang pada sebuah masa lalu. Mengingat tarawih yang ia kerjakan hanya seorang diri di kamar.

Flashback on

Kinar dan Venus setiap selepas buka puasa dan solat magrib, kakak beradik itu langsung bersiap untuk pergi ke masjid bersama teman-teman mereka.

Kinar melipat mukena dan sajadahnya lalu ia masukkan dalam tas ransel kecil miliknya, tak lupa juga selembar uang lima ribu dan botol minum berisi air putih.

"Kinar... Venus..."

Tok tok tok

Suara panggilan dan ketukan yang menandakan teman-temannya sudah menjemput kakak beradik ini.

"Kinar! Buruan!" teriak Venus yang sudah berada didepan pintu, siap untuk ke mesjid bersama.

Kinar keluar dari kamarnya setelah menyemprotkan parfum non alkohol itu, lalu mengambil sendal jepit dalam rak sendal dan siap untuk pergi.

"Ayok," ajak Kinar yang sudah siap itu.

Mereka satu rombongan berjalan menyusuri jalan kecil yang sepi itu, sambil melemparkan canda gurau satu sama lain.

Setiap malam hal itu rutin terlaksana, hingga rombongan pergi ke masjid semakin hari semakin berkurang, ada yang tidak tarawih karena tarawih di masjid lain, ada yang ikut orangtuanya, ada yang belum pulang dari acara buka bersama, haid, dan lain-lain.

Hingga pada malam ke 27 Ramadan ini, hanya Kinar dan Venus yang tersisa dari banyaknya rombongan.

Kakak beradik itu sudah pulang dari tarawihnya, benar-benar berdua dan jalan sepi itu sangat terasa horor dan mencekram. Namun, Kinar dan Venus bisa mencairkan keadaan.

Mereka saling bercanda gurau, tertawa terbirit-birit dan saling dorong satu sama lain. Jalan yang mereka lewati adalah sebuah jalan paving karena rumah mereka berada dalam gang, dan untuk menuju masjid hanya melintasi jalan raya selepas keluar dari gang.

Hingga akhirnya, dengan jurus seribu kekuatan Kinar berhasil mendorong tubuh mungil Venus hingga sang Kakak itu terjatuh di antara semak-semak got.

"Astagfirullah," Kinar membekap mulutnya, dengan rasa takut ia mendekati Venus dan membantu sang Kakak untuk berdiri.

Secarik Kenangan Ramadan {End}जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें