01. I'm too sad to cry, too high to get up

8.3K 845 431
                                    

🍷🍷🍷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍷🍷🍷

Wonwoo's POV

"Mulai sekarang, kalian resmi menjadi sepasang suami. Silakan mencium pasangan masing-masing."

Riuh tamu undangan yang datang entah itu memberikan tepuk tangan dan siulan, bahkan isak tangis samar-samar terdengar begitu janji suci yang selalu kumimpikan sejak kecil, di masa sekarang harus terucap dalam keadaan yang sama sekali tak diharapkan.

Aku jelas sangat kecewa dan ingin marah, namun entah pada siapa. Tuhan kah? Kehidupan kah? Atau pria yang lebih tinggi dariku kini sedang berdiri tepat di hadapan wajah? Entahlah, senyum yang teduh memang membingkai wajah tampannya yang juga menawan. Namun aku terlalu lelah untuk mengakui itu, nyatanya segala hal mewah dan indah di hari pernikahanku malah menjadi mimpi buruk. Aku harap ini semua tidak akan pernah terjadi. Tidak akan pernah ada pernikahan sebodoh ini.

"Akalanka Wonwoo...." ucapnya lembut seraya menggenggam tanganku. Susah payah aku mengalihkan pandangan agar mata kami tak bertemu, tapi pria itu dengan tanpa ragu mengamit dagu. Membawa wajahku agar menatap lurus padanya. Oh, tidak. Jangan tersenyum, aku mohon. Hal itu hanya akan membuat hatiku semakin kacau.

"Cium! Cium! Cium! Ayok ciuuum!"

Dan kini kondisi semakin diperparah oleh sorak tamu undangan yang masih menjadi saksi atas janji suci kami. Sadam Mingyu Mahavir, suamiku yang kian erat menggenggam telapak tangan dengan berani mendekatkan diri. Memeluk pinggangku dan tersenyum sebelum ibu jarinya mengelus pipiku.

Aku memejamkan mata, mencoba menenangkan diri karena memilih kabur pun percuma, toh sekarang aku sudah resmi diikat olehnya. Statusku sudah menjadi milik orang, bukan lagi jiwa bebas yang bisa melakukan banyak hal. Faktanya, ada sosok yang lebih berhak bertanggungjawab untuk membimbingku dalam ikatan rumah tangga. Mingyu, suamiku yang merupakan pemimpin dalam keluarga.

"Terima kasih sudah menerimaku dan menjadi bagian dari Mahavir," napas hangat Mingyu menyapu wajahku. Aroma mint semakin terasa dan membuat kepalaku pening seketika. "Terima kasih sudah menikahiku."

Dan riuh dari para tamu undangan kembali menggelak dalam ruangan seiring kecupan Mingyu yang lembut nan hangat menyesap bibirku. Aroma mint itu semakin mendominasi rongga mulutku. Begitu mengadiksi namun di satu sisi aku sadar jika setelah ini tidak akan ada pernikahan yang selalu aku dambakan sejak dulu.

Hah, sudahlah, jangan bercanda. Menjadi orang ketiga yang dinikahi tanpa landasan cinta oleh jutawan muda jelas menjadi sebuah kemustahilan untuk seorang Akalanka Wonwoo agar bisa menjadi satu-satunya. Suatu hal yang tidak akan pernah terlaksana sebab jalan yang kuambil jelas berbeda.

[✔] GetasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang