[✔] Getas

08. I'm not perfect but I hope you see my worth

🍷🍷🍷

Jika mendefinisikan kejadian di penghujung malam ini, rasanya Wonwoo ingin pergi ke salah satu production house, menyerahkan naskah yang kisahnya bisa diadaptasi menjadi judul sinetron; "Aku Diperkosa Suamiku Sendiri yang Madunya Tiga". Tapi sepertinya kata diperkosa terlalu berlebihan karena Wonwoo pun tidak merasa dipaksa.

Tubuhnya yang dipenuhi dorongan heat malah memancing Mingyu agar selalu responsif. Maka jangan heran jika beberapa waktu kemudian Wonwoo dinyatakan mengandung setelah melakukan beberapa ronde dengan sang Alpha dominan. Ah tidak, saking belum siapnya menerima kenyataan itu, Wonwoo refleks memeluk perut dan berdoa agar Tuhan mempertimbangkan kesiapan mentalnya untuk menjadi orang tua.

Di tengah kemelut rumah tangga poligami yang tak semanis harapan, Wonwoo masih mempermasalahkan hak dan ketenangan batin karena sedang berusaha untuk berdamai dengan kenyataan berbagi bersama harem-harem Mingyu lainnya. Sehingga kehadiran anak dalam pernikahan akan membuat Wonwoo stuck jika memang belum menyiapkan mental.

"Lanka kenapa nggak bobok?"

Di balik punggung Wonwoo, Mingyu yang juga tubuhnya polos berselimut memeluk tubuh suami Omeganya. Begitu bahagia bisa menjadi Alpha yang paling dibutuhkan kala heat menyapa, sedari tadi tak mau berhenti mengecup tengkuk dan bahu Wonwoo dari belakang. Mengagumi setiap inchi kulit putih yang membalut tubuh ramping suami kesayangan.

"Nggak ngantuk. Mas Sadam bobok duluan aja."

"Nggak ngantuk juga. Mas mau boboknya sambil pelukin Lanka."

Mingyu menyeringai lalu menggigit cuping telinga Wonwoo. Demi Tuhan, hal itu membuat sang Omega meringis tak nyaman karena dikungkung dari belakang. Tapi mau bagaimana lagi, mereka sudah melakukan kegiatan yang dilakukan sepasang suami setelah sah menikah. Tubuh Wonwoo jelas masih beradaptasi, pegal-pegal dan lemas adalah buah dari dominasi Mingyu yang luarbiasa gila ini.

"Haus. Aku pengin mimik susu."

"Susu?" Mingyu terlonjak untuk melihat ekspresi Wonwoo yang dianggapnya sebagai candaan itu. "Susu apa? Susu siapa? Susu Mas mau?"