02. Can we just dance untill the skies are white?

5.6K 693 300
                                    

🍷🍷🍷

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍷🍷🍷

Mingyu's POV

"Eh, kamu tau gak sih Pak Agung Siwon Mahavir istrinya lebih dari dua? Kabarnya nih ya, anaknya yang Alpha itu juga nikah dua kali. Gila banget gak sih ini keluarga."

"Hah, yang bener? Tapi gak heran sih, orang kaya mah bebas. Selagi mampu dan bisa adil, mau poligami kek, nikah siri kek, semua bisa dibeli sama uang."

"Tapi tetep sih, aku mau dikasih uang berapa milyar mana mau diduakan. Apalagi ini dalam ranah perkawinan. Aku maunya suamiku ya cuma buat aku seorang. Gak bisa bayangin suamiku nyentuh orang lain."

"Yah, kita mah tau diri aja. Orang gak punya duit jangan sok-sokan nikah lebih dari sekali, bukannya rukun sama istri-istri, bisa perang itu di gubuk derita. Mending yang normal-normal aja hidup mah. Asal bahagia."

Bukan sekali dua kali aku mendengar desas-desus mengenai orang mengomentari keluarga Mahavir. Wajar saja, toh kami memang tidak pernah menutupinya dari publik, tidak pula berupaya membungkam media yang mencari nafkah melalui jalan tersebut. Anggap saja hal ini sudah menjadi konsekuensi keluarga kami yang secara tidak langsung bersinggungan dengan banyak kalangan. Nyatanya sudah sejak dulu Mahavir Group dianggap penting seperti selebritis. Konten mengenai kehidupan pribadi kami menjadi sasaran empuk untuk dijadikan konsumsi masyarakat.

Meski tak bisa dimungkiri, pernikahan yang tak cukup dari sekali kerap menjadi bahan caci maki. Tapi tetap saja tidak akan melupakan kenyataan jika aku dan Ayah memang memiliki suami maupun istri lebih dari satu. Lihat saja sekarang, ketika aku tiba di ruang president suite rumah sakit, kasur Ayah dikelilingi oleh tiga manusia lainnya. Ada satu Omega male yang merupakan suami pertama diapit oleh dua Beta female yang juga istri seorang Siwon Mahavir. Minus Ibu kandungku yang sudah meninggal sejak lama. Jika mereka berkumpul pasti akan lebih ramai apabila dibandingkan anggota keluarga kebanyakan.

"Jagoan Ayah akhirnya datang juga. Sini, Nak ... Ayah kangen kamu, udah lama gak ketemu."

Aku menuruti permintaan beliau dengan berjalan membelah kerumunan yang paham akan keadaan. Yakni sedetik kemudian istri dan suami Ayah bangkit untuk pamit meninggalkan kami berduaan di ruangan.

"Mama, Bunda, dan Papa izin pulang dulu ya Sadam. Nanti malam kami ke sini lagi. Titip Ayah sebentar."

"Iya, Bunda. Hati-hati di jalan."

Sisa dari mereka melambaikan tangan sebagai bentuk perpisahan setelah mendaratkan kecup di wajah Ayah yang lemah. Mungkin jika ada orang lain di luar keluarga menyaksikan pemandangan ini akan merasa risi ataupun murka. Sebab bagaimanapun juga poligami dalam pernikahan masih sangat tabu di kalangan masyarakat. Tidak semua orang akan sejalan apabila mendebatkan masalah ini. Keharusan menghadirkan kesadaran dan keikhlasan saat berbagi pasangan merupakan hal sulit dalam menjalin hubungan sesakral pernikahan. Siapapun tidak ada yang rela diduakan, apalagi ditigakan, atau menjadi nomor sekian.

[✔] GetasWhere stories live. Discover now