Pacaran

9.8K 524 47
                                    


Happy Reading

_________

"Ga, lu udah jadian sama cewek cupu itu?" tanya Alex, pada Arega yang sedang menghisap batang rokoknya.

"Jangan sebut dia cewek cupu," ucap Arega dingin. Romeo menepuk bahu Arega pelan. "Berarti, lo juga gak boleh panggil Alexa dengan sebutan cewek murahan," sahut Romeo, lalu kembali menghisap rokoknya.

"Hmm ... gue kelepasan," kata Arega, lalu menyenderkan punggungnya ke tembok. Sekarang Arega dan teman-temannya sedang berada di belakang sekolah, tentunya untuk merokok. Karna menurut mereka, di belakang sekolah tempat yang paling aman untuk merokok.

"Jangan-jangan si Romeo suka sama Alexa?" tebak Ruly. Romeo yang mendengarnya langsung menjitak kepala Ruly, hingga Ruly meringis kesakitan. "Sembarangan lo, gue cuman gak suka kalo liat perempuan dikata-kain, soalnya gue keinget sama mama, kan mama gue juga perempuan, lagian gue juga udah punya ghea," jelas Romeo, diacungi jempol oleh Alex dan Ruly.

"Tumben si Alex diam aja?" Romeo menyenggol tangan Ruly yang berada di sebelahnya. Ruly melirik ke samping dimana di sana ada Alex yang tetap diam sambil melamun.

"Kenapa lo?" tanya Ruly pada Alex. Lamunan Alex seketika buyar. "Ga, gue gapapa," jawab Alex lalu merongoh saku celananya untuk mengambil ponsel.

"Kayak cewek jawabannya, gapapa," ledek Arega. Alex mendengus kesal mendengar ledekan, dari Arega.

"Ga, cewek lo tuh." Romeo menunjuk Zara yang sedang berjalan ke arah mereka. Arega menyunggingkan senyumannya saat melihat Zara, yang akan menghampirinya.

"Hai, aku disuruh sama Bu Meti, buat cari kalian," ucap Zara setelah berada di hadapan keempat cowok tampan itu.

"Buat apa?" tanya Romeo dingin. Romeo dan Arega sipatnya memang hampir sama. Ketika sedang bersama teman-temannya, Romeo dan Arega akan menunjukan kehumorinsannya. Namun jika bersama orang baru, keduanya akan bersikap dingin, dan tak acuh.

"Disuruh masuk kelas," jawab Zara sambil tersenyum. Membuat Arega geram, karna Zara menunjukan senyumannya pada orang lain.

"Ra, mending sekarang kamu masuk kelas gih, nanti kita nyusul." Zara menggelengkan kepalanya, sebenarnya ia juga ingin membolos, demi bisa berduaan dengan Arega.

"Lah kenapa?" tanya Arega heran, lalu tangannya terangkat untuk menarik tangan Zara agar duduk di dekatnya. "Mau sama kamu," bisik Zara di telinga Arega. Membuat Romeo, Ruly dan Alex memutar bola matanya, saat mendengar bisikan Zara.

Mungkin Zara pikir, ketiga cowok itu tidak akan mendengarnya, namun Zara salah, ketiga cowok itu mempunyai pendengaran yang cukup tajam. "Katanya polos," celetuk Alex yang sedari tadi hanya diam.

Romeo dan Ruly mengacungkan jempolnya tanda setuju. Zara yang mendengar celetukan Alex menundukan kepalanya karena malu. Arega yang melihat Zara menundukan kepala, langsung melotot kepada ketiga temannya itu.

"Cabut bro. Ada yang mau uwu-uwuan." Romeo, Alex dan Ruly langsung berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan Zara dan Arega.

"Ga, jangan pernah tinggalin aku please," ucap Zara memohon. Lalu memeluk tubuh Arega dari samping. Arega membuang sisa rokok nya ke tanah lalu menginjaknya.

"I won't" ucap Arega dan membalas pelukan Zara. Hingga suara teriakan mengagetkan keduannya. "Kalian, astagfirullah. Lagi ngapain? Zara saya 'kan suruh kamu buat cari Arega dan teman-temannya, buat masuk kelas! Kenapa kamu malah ikut-ikutan bolos?!"

Zara langsung gelagapan, apa yang harus ia lakukan? Mungkin mulai sekarang para guru tidak akan mempercayainya lagi. "Ma-maaf Bu," sahut Zara menundukan kepala.

"Nunduk aja terus, gak bisa dipercaya." Bu Meti memang sudah mempercayai Zara. Karna Zara terlihat seperti murid baik-baik dan rajin. Namun sekarang ia sangat kecewa pada Zara.

Memang jika ada yang membohongi Bu Meti sekali saja, Bu Meti tidak akan percaya lagi, kepada orang itu.

"Udah Bu. Tadi Zara juga udah nyuruh saya buat masuk kelas," timpal Arega ingin membela Zara.
"Bela aja tuh, dasar anak muda zaman sekarang, pacarnya salah terus di belain. Cik-cik."

***

Alexa, Weni dan Vani kini sedang berada di kelas, sambil menghibah. Karna tadi Bu Meti sedang keluar untuk mencari Zara yang tak kunjung datang.

"Ihh, gila. Seumur-umur, gue baru pertama kali liat adegan yang tadi saat jam istirahat kesatu," ujar Weni sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Maksudnya si Zara ama si Rega?" tanya Vani. Weni menganggukan kepalanya.

"Iya, gila si," jawab Weni.

"Xa, mending sekarang lo mundur aja. Gue ngomong kayak gini karna gue peduli sama lo Xa. Takutnya lo tambah sakit," ucap Vani mengusap bahu Alexa. Alexa menghela napasnya. "Akan gue coba," ucap Alexa lalu menelengkupkan kepalanya di atas meja.

"Masih ada banyak cowok, dan salah satunya adalah gue," timpal Martin yang sebangku dengan Weni.

"Idih ...  ogah gue sama lu." Alexa bergidik ngeri, saat Martin menimpali.

"Jangan gitu, nanti lo tambah suka," ucap Martin percaya diri. Membuat ketiga perempuan yang berada di hadapannya dan disampingnya bergidik ngeri.

"Pd banget lo. Dasar playboy cap kadal," ledek Weni sambil menyentil dahi Martin. "Sakit bego," ringis Martin mengusap dahinya yang sakit.

"Rasain tu."

To Be Continue


Pilih siapa, _ Alexa
 

                     _ Zara

See yo nex part🖖

AREGA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang