Brengsek

9.5K 459 7
                                    

Happy Reading

"Makanya, jangan memperlakukan gue kayak gini," isak Alexa. Lalu Arega langsung mendekap tubuh Alexa

"Maaf tapi gue gak bisa, gue suka kayak gini," kata Arega mengusap punggung Alexa. Alexa mendongak, wajah keduanya begitu dekat, membuat jantung Alexa semakin berdetak dengan kencang. "Kenapa? Bukannya lo gak cinta sama gu-" ucapan Alexa terpotong saat benda kenyal itu menyentuh bibirnya. Matanya langsung melotot, karna itu tiba-tiba. Arega terus melumat bibir Alexa, seakan-akan bibir Alexa sudah menjadi candu baginya.

Dan Alexa hanya pasrah, lalu memejamkan matanya menikmati ciuman Arega. Bahkan tangan Alexa sudah melingkar di leher Arega.

Arega melepaskan ciumannya, saat keduanya sudah kekurangan oksigen. Kening Arega dan Alexa bersentuhan. "Gue emang gak cinta sama lo, tapi gue suka bibir lo," ungkap Arega membuat hati Alexa sakit. Ia merasa seperti seorang jalang.

"Brengsek," lirih Alexa.

Arega tersadar, apa yang tadi telah ia ucapkan. Entah sudah beberapakali dirinya menyakiti Alexa. Alexa langsung beranjak dari kursi itu, dan berjalan keluar. "Xa," panggil Arega mengikuti langkah Alexa.

"Mau kemana?" tanya Arega membalikan tubuh Alexa hingga berhadapan dengannya. "Pulang," jawab Alexa singkat. Baru saja Alexa akan berjalan, Arega lebih dulu membawa Alexa ke dalam dekapan hangannya. "Maafin gue."

***

Alexa terbangun dari tidurnya dengan mata sembab. Lalu ia turun dari atas tempat tidur, dan berjalan menuju cermin, setelah itu melihat dirinya dari pantulan cermin. Pandangannya tertuju pada lehernya, Alexa mengusap tanda merah itu dengan tangannya. "Brengsek, bajingan," maki Alexa lalu kembali menangis.

Setelah puas menangis, Alexa langsung bergegas untuk mandi. Karna jam sudah menunjukan pukul 06.00.

Setelah mandi dan memakai baju seragam, Alexa kembali menatap dirinya di pantulan cermin itu. Sial ternyata tanda merah itu masih ada. Alexa langsung panik. Untungnya Alexa mempunyai hodie, segera ia memakainya. Alexa bernapas dengan lega, saat tanda merah itu tidak terlihat lagi, karna tertutupi oleh hodie.

***

"Ga," panggil Zara sambil menunduk, namun tangannya menarik-narik ujung seragam Arega. Arega menoleh ke arah Zara dan menaikan satu alisnya. "Apa?" tanya Arega singkat.

"Emm ... aku boleh minta tolong?" tanya Zara ragu. Kali ini Zara tidak berbohong, sekarang Zara benar-benar butuh pertolongan.

"Apa?"

"A-aku, boleh pinjam uang? Sekarang aku udah gak punya uang. Ini semua gara-gara alexa, ayah jadi ngusir aku," ucap Zara menyalahkan alexa. "Jangan pernah salahin alexa," tekan Arega saat menyebut nama alexa.

"Kok kamu malah bela dia si?" kesal Zara lalu menghentak-hentakan kakinya, tak lupa bibirnya sudah cemberut. Arega tertawa mengejek. "Lupa ya? Kita udah gaada hubungan apa-apa."

"Iya aku tau. Tapi aku juga tau, kamu gak pernah cinta 'kan sama alexa. Mending jujur aja deh."

"Jangan sok tau njing, muak gue liat muka lo." Arega segera pergi dari hadapan Zara. Memang benar ia masih cinta kepada Zara, tapi entah kenapa disaat berdekatan dengan Zara membuatnya muak. Entahlah, dirinya tak mengerti dengan perasaannya sekarang.

"Kemana aja lo? Semalam kenapa pulannya telat? Balapan lagi? Kenapa gak ngajak gue?" tanya Romeo menggebu gebu. Saat sudah menyamakan langkahnya dengan Arega. Suasana di korodor sekarang sangatlah sepi, tak seperti biasanya.

"Diem lo, banyak tanya," potong Arega saat Romeo akan berbicara lagi. "Jangan dibiasain ke club tiap hari, nanti gue yang kena omel mama," peringat Romeo mengira Arega semalam pergi ke club.

Arega menghela napasnya kasar, lalu ia menghada Romeo. "Hmm." Hanya deheman yang keluar dari mulut Arega. Tak mungkin dirinya menceritakan tentang semalam kepada Romeo. Keduanya terus berbincang, hingga pandangan Arega tertuju pada seorang murid perempuan yang menggunakan hodie berwarna putih. Dan Arega sudah tahu siapa gadis itu. Alexa? Ya dia Alexa.

Alexa menyadari kehadiran Arega. Lalu ia segera berbalik mengurungkan niatnya untuk ke kelas. Alexa langsung berlari tanpa arah. Arega yang melihat itu, tak tinggal diam. Ia langsung mengejar Alexa membuat Romeo bingung, dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri.

"Alexa!" teriak Arega. Alexa terus berlari, untuk saat ini ia tidak ingin bertemu dengan bajingan itu. Hingga pada akhirnya Arega bisa menangkapnya dan menarik tangannya menuju belakang sekolah.

"Lepas bajingan!" teriak Alexa terus memberontak sambil menangis.

***

Tbc ...

AREGA [Selesai]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora