Romeo

7.2K 395 32
                                    


Gue mau ngasih pengumuman nih, sebentar lagi ada yang mau kawin nih, siapa ya?
Cus langsung baca. Jangan lupa ajak temen kalian buat baca cerita ini ye. Sekian terima kasih.

Happy Reading

Pagi ini semua penghuni vila 1m milik Romeo sedang rusuh atau riweh karna sejak kejadian tadi malam Romeo tetap diam, seperti patung. Dan itu membuat Ghea takut, kata Ghea Romeo tidak tidur semalam, matanya terus menatap langit-langit kamar, bahkan Ghea sudah beberapa kali mengajak Romeo berbicara namun Romeo tetap diam.

Dan disinilah mereka, di ruang tengah. Dengan posisi Romeo duduk di kursi sedangkan yang lainnya berdiri, memikirkan bagaiman caranya supaya Romeo bisa seperti biasanya. Ghea memeluk suaminya erat, lalu menangis.

"Mas jangan kayak gini," lirihnya, tangannya terangkat mengusap rambut Romeo. "Woi Rom jangan becanda lu, kasian istri lo lagi hamil," sahut Ruly mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Romeo.

"Wahh parah inimah, kita harus panggil orang pintar," ujar Alex menepuk tangannya beberapa kali.

"Cepetan panggil," titah Ghea tak sabar. "Gimana Ga? Ayok kita jemput Mbah Benon."
Arega mengerutkan alisnya bingung. "Mbah Benon?" tanyanya bingung.

"Iya Mbah Benon, orang pintar waktu itu dia pernah nyembuhin tetangga gue yang kesurupan," jelas Alex. Arega mengangguk, lalu ia mengambil kunci mobil milik Romeo yang berada di atas meja.

"Ayok," ajak Arega kepada Ruly dan Alex. Lalu keduanya langsung keluar vila menuju garasi mobil.

***

"Mau apa kalian kemari," kata Mbah Benon sambil mengipasi dirinya dengan kipas bermotip helo kitty.

"Anu itu Mbah, temen saya kayaknya kerasukan jurig," jawab Alex menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sedangkan Arega dan Ruly hanya diam karna mereka tidak tahu harus berbuat apa, 'kan keduanya tidak pernah kesini.

"Hayuk atuh, dimana temen kalian. Saya siap-siap dulu tak sabar mau ngurung jurignya di botol ini," tunjuk Mbah Benon kepada botol bekas sirup marjan. Prasaan Arega mendadak tidak enak, Arega tak percaya dengan Mbah Benon itu. Siapa tau Mbah Benon hanya menginginkan uangnya saja.

"Ayo Mbah ikut aku," ajak Alex lalu Arega, Ruly, Alex dan Mbah Benon berjalan menuju mobil. Alex membukakan pintu untuk Mbah Benon.

"Ga, lo yakin Mbah ini bisa nyembuhin Romeo?" tanya Ruly berbisik takutnya Mbah Benon mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

Arega menggelengkan kepalanya, lalu ia segera masuk ke dalam mobil. "Cepetan masuk, lo gak kasian sama si Ghea nangis mulu," titah Arega.

***

Akhiranya dalam waktu satu jam lebih mereka telah sampai di vila. Lalu mereka keluar dari mobil, taklupa Alex turun terlebih dahulu, lalu membukakan pintu untuk Mbah Benon. Arega berdecak kesal, lama kelamaan Mbah itu ngelunjak.

"Cepetan Mbah kasian temen saya," ucap Ruly. Lalu mendorong punggung Mbah Benon. Dari gerak-geriknya Mbah Benon itu sedang menatap takjub Vila yang berada di hadapannya.

"Udah ada orang pintarnya?" tanya Alexa menghampiri Arega yang baru saja masuk ke dalam vila.
Arega mengangguk lalu ia menunjuk Mbah Benon dengan ekor matanya. Alexa menatap tak percaya dengan orang yang berada di hadapannya. Kumis panjang, rambut gondrong, kalung rante yang melingkar di lehernya, jaket lepis sobek, celana bolong. Tunggu-tunggu inimah namanya bukan orang pintar, tapi preman mana ada orang pintar berpenampilan seperti itu, Pikir Alexa

"Ga, kamu yakin?" tanya Alexa hampir berbisik. Arega mengedikan bahunya acuh, dirinya juga heran.

Vani menatap Mbah Benon itu tanpa kedip, sepertinya ia kenal dengan orang yang berada di hadapannya itu. "Jangan natap dia kayak gitu," sentak Alex cembokur.

"Tunggu-tunggu, kayaknya aku kenal sama ni orang," kata Vani menunjuk-nunjuk Mbah Benon yang sedang minum kopi hitamnya di hadapan Romeo yang sedari tadi diam saja.

"'Kan dia terkenal sebagai pengusir hantu," kata Alex. Vani mengerutkan keningnya. Ohh iya dia baru ingat. "INIMAH BUKAN PENGUSIR HANTU! INIMAH PREMAN YANG SUKA MALAK ANAK SD DI DEPAN GANG RUMAH GUE!" teriak Vani menunjuk-nunjuk wajah Mbah Benon itu.

Mbah Benon yang kagetpun langsung menyemburkan kopi dari mulutnya dan mengenai wajah Romeo. Dan anehnya Romeo langsung tersadar, lalu ia mengusap wajahnya kasar, dan menatap Mbah Benon dengan tatapan tajamnya.

"APA?!" teriak mereka, bukan hanya Alexa, Arega, Romeo dan Ruly, tapi para pelayan yang ikut menyaksikan Romeo ikut-ikutan berteriak.

"Goblok, siapa lo. Berani-beraninya nyembur kopi ke muka gue, gue hajar baru tau rasa lo bangsat," umpat Romeo. Tatapan mereka beralih kepada Romeo.

"Sayang, akhirnya kamu bisa ngomong." Ghea mengecup beberapa kali pipi Romeo karna kegirangan melihat suaminya kembali seperti semula. Romeo mengerutkan dahinya heran.

"Ngapain pada kumpul disini?" tanya Romeo. Tatapannya tertuju pada Mbah Benon yang kesakitan akibat rante yang berada di lehernya ditarik kebelakang oleh Alex membuat Mbah Benon tercekik.

"Ngapain kalian bawa dia kesini? Ini 'kan si Junet. Yang waktu itu maling emas mama." Tatapan semuanya tertuju pada Mbah Benon itu, Mbah Benon memberontak, karna Alex semakin mengencangkan tarikannya.

"Ga, telpon polisi," titah Romeo kepada Arega. Arega mengangguk dan langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana hitamnya. Dan segera menelpon polisi.

***

"Ada-ada aja ya, pagi-pagi udah ada masalah," keluh Alexa. Arega menganggukan kepalanya. Sekarang keduanya tengah berada di kebun apel yang tak jauh dari vila. Keduanya duduk di atas karpet.

"Xa, lo siap gak kalo ada yang ngajak lo nikah?" tanya Arega menatap Alexa dari samping. "Tergantung, kalo yang ngajak nikahnya orang yang gue cintai, ya gue mau," jawab Alexa. Arega menynggingkan senyumannya, secara tidak langsung Alexa ingin dinikhi olehnya.

"Siapa orang yang lo cintai?" tanya Arega berniat ingin menjaili Alexa. "Gak tau," ketus Alexa memalingkan wajahnya kesal, siapa lagi kalo bukan Arega yang ia cintai!

"Loh ko ngambek si?"

"Gak gue gak ngambek," elak Alexa.

***

Tbc ...

AREGA [Selesai]Where stories live. Discover now