Pernikahan.

8.4K 413 29
                                    

Komen la disetiap paragraf😭

Happy Reading.

Arega sudah pulang dari rumah sakit, tiga hari yang lalu. Dan Hari ini, di kediaman Arega sedang sibuk sibuknya mempersiapkan acara pernikahan Arega dan Alexa. Acara pernikahannya akan diadakan dua hari lagi.

Arega menggelengkan kepalanya saat melihat Ruly dan Alex duduk di atas pelaminan yang baru saja dihias.

"Sut, mereka homo ya?" tanya Nathan hampir berbisik. Arega hampir tersedak ludahnya mendengar pertanyaan dari Nathan. "Bukan, mereka masih normal," jawab Arega mengelak. Nathan menganggukan kepalanya mengerti.

"Ga sini Ga. Kita poto," ajak Ruly sedikit berteriak. Sedangkan Alex berdiri dari duduknya, dan menarik pergelangan tangan Romeo yang sedang berjalan melewati pelaminan, hingga membuat Romeo kaget.

"Anying, kaget aing," sentak Romeo dan Alex hanya nyengir tanpa dosa lalu kembali menarik Romeo menuju pelaminan. Begitupun dengan Arega.

"WOY ASEP, SINI POTOIN KITA!" teriak Alex membuat telinga ketiganya panas dan pengang. Arega mendorong kepala Alex hingga Alex jatuh dari kursi pengantin."Berisik bangsat, pengang nih."

Alex segera bangkit dari jatuhnya, dan memasang wajah angkuh. Tidakpapa ia jatuh, yang penting ketampanannya tidak berkurang.

"Lex, Rul, cepet nikah. Biar nanti anak kita seumuran," celetuk Romeo lalu menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Siap, nanti pas Arega udah nikah, besoknya gue langsung lamar Vani," balas Alex sedangkan Ruly menatap semuanya datar. Apakah ini karma, karna dulu sering mengata-ngatai Weni tepos, terus sekarang tak ada perempuan yang mendekatinya karna takut dijelek-jelekan fisiknya?

"Gak kebayang kalo anak kita semuran," timpal Arega wajahnya berseri-seri. Romeo dan Alex mengangguk. "Pasti bakal kayak gini, semoga anak kita cowok," ucap Alex.

"Perempuan juga boleh, nanti dijaga sama yang cowok," tutur Arega. Ruly memutar bola matanya malas, percakapan macam apa ini? Belum juga anak mereka lahir. Alah bilang aja lu iri.

"Udah ya halunya para calon bapak-bapak. Mari kita poto, dari tadi si Asep berdiri di situ mau motoin kita. Kasian dia," ujar Ruly.

"Bilang aja lu iri belum punya gandengan," sindir Alex, wah mantap Lex. Ruly menatap tajam Alex. Tangannya sudah gatal ingin menjitak kepala Alex.

***

Tepat hari ini, Arega dan Alexa akan menjadi sepasang suami istri. Tangan Arega berkeringat dingin, kakinya bergetar, dan matanya berkaca-kaca saat melihat Alexa berjalan ke arahnya didampingi oleh Rean. Begitupun dengan Alexa, jantungnya berdetak tak karuan, wajahnya sudah memerah karena sesari tadi Arega menatapnya sampai tak berkedip.

Apalagi para tamu undangan, mereka menatap Alexa pangling karna gadis itu jarang sekali berdandan.

Alexa duduk di samping Arega. Dengan penghulu yang berada di depan mereka. Sekarang Alexa sangat malu, ia tidak berani menatap Arega.

"Apakah anda sudah siap, saudara Arega?" tanya Pak penghulu menatap Arega. Arega mengangguk mantap.

Lalu keduanya berjabat tangan dengan Pak penghulu. "Saudara Arega saya nikahkan engkau dengan Alexa Xabiru binti Rean Sandera dengan Mas kawin berupa uang tunai sebesar seratus ribu." Pak Penghulu menghentikan kalimatnya. Para tamu undangan menatap Pak Penghulu itu dengan berbagai tatapan. Ada yang menatap Pak Penghulu itu geram, karna ini adalah janji suci, tidak boleh ada candaan.

"Sepertinya ada yang salah?" tanya Pak Penghulu menggaruk pipinya yang tak gatal. Wajah Arega dan Alexa sudah merah menahan malu. Jika saja di sini tidak ada orang, pasti Arega sudah mengajak Pak Penghulu itu untuk baku hantam.

Alex yang berada di belakang Pak Penghulu pun langsung menyentil kuping Pak Penghulu. "Mas kawinnya tujuh puluh juta, bukan seratus ribu goblok," bisik Alexa lalu kembali menyentil kuping Pak Penghulu itu hingga merah.

"Maaf, maaf saya lupa. Mari kita mulai lagi," lanjut Pak Penghulu menenangkan semuanya.
Pak Penghulu dan Arega kembali berjabat tangan. "Saudara Arega saya nikahkan engkau dengan Alexa Xabiru binti Rean Sandera dengan mas kawin berupa uang tunai sebesar tujuh puluh juta dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Alexa Xabiru binti Rean Sandera dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Arega lantang.

"Bagaimana para saksi sah!"

"SAH!" Teriak para saksi serempak. Alexa tidak menyangka kalo dirinya akan sebahagia ini. Sekarang ia sudah menjadi milik Arega seutuhnya. Air matanya menetes. Bukan air mata kesedihan tapi itu adalahair mata kebahagiaan.

Arega menyunggingkan senyumannya saat ia melihat dua sosok mahluk berbeda jenis, dengan pakaian serba putih, tengah tersenyum ke arahnya. Sambil melambaikan tangannya. Setelah dua sosok itu pergi, ada satu orang wanita yang memakai pakaian sama, matanya tertuju pada Alexa. Arega yakin sosok itu adalah Ibu Alexa.

Setelahnya Alexa mencium tangan Arega dibalas kecupan di kening Alexa.

Awalnya Alexa berfikir, jika ia tidak cocok bersanding dengan Arega. Namun takdir berkata lain. Takdir, malah mempersatukan mereka. Benar ya kata pepatah, tidak ada yang tidak mungkin.

***

Jam sudah menunjukan pukul 00.00 acara telah usai beberapa menit yang lalu. Saat ini kedua pasangan yang telah sah menjadi suami istri itu, kini sedang berada di kamar Gavin yang kini sudah menjadi milik Arega.

Arega merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, tanpa memakai baju. Laki-laki bertubuh atletis itu hanya memakai kolor berwarna hitam. Sedangkan Alexa sedang berada di kamar mandi membersihkan diri. Sebenarnya Alexa sangat malu sehingga ia memilih berlama-lama di kamar mandi.

"Ish, kenapa jadi malu gini si?" Dengan ragu-ragu Alexa membuka pintu kamar mandi secara perlahan-lahan. Matanya tertuju pada Arega yang sudah memejamkan matanya, Alexa bernapas lega.

Alexa berjalan pelan ke arah tempat tidur, lalu ia merebahkan tubuhnya di samping Arega dengan pososi membelakangi Arega. Jantungnya menclos saat merasakan tangan kekar memeluk erat perutnya.

"Hadap sini, gak sopan munggungin suami," ucap Arega. Alexa mematung, batinya terus bertanya dan berteriak apa yang harus dirinya lakukan?

"Xa," panggilnya, namun tidak ada jawaban.

"Sayang," panggil Arega lagi, namun dengan panggilan berbeda. Wajah Alexa semakin memerah, dan menahan senyum sampai pipinya sakit.

Karena geram tak ada jawaban, Arega langsung menarik Alexa agar menghadnya. Mata mereka bertemu, tangan Arega gunakan untuk menangkup pipi Alexa. "Kenapa pipinya merah?" tanya Arega tanpa ekspresi. Alexa menggeleng lalu menyembunyikan wajahnya di dada bidang Arega. Dan di sana Alexa mendengar detak jantung Arega yang berdetak dengan cepat.

"Kamu fikir kamu doang yang gugup, Aku juga gugup," kata Arega mengelus rambut Alexa. Hati Alexa berbunga-bunga, saat Arega mengubah cara bicaranya menjadi aku kamu.

***

Tbc ...

Baper gak?

AREGA [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang