Usapan Lembut

7.9K 381 20
                                    


Happy Reading

_
_
_

Alexa menatap takjub sebuah vila yang berada di hadapannya. Ia menatap sekeliling, benar kata Romeo hutan ini sudah seperti di negri dongeng. Disekeliling vilanya terdapat tanaman buah-buahan dan sayuran. Dan ada banyak kelinci yang sedang memakan rumput hijau.

"Bagus banget Rom, di sekelilingnya banyak tanaman buah sama sayur," kata Alexa takjub. Romeo mengangguk.

"Yoi, baguskan? Cepetan taruh barang-barang kalian di kamar masing-masing setelah itu terserah kalian mau ngapain," kata Romeo sambil menyeret 2 koper miliknya dan juga Ghea ke dalam vila.

***

Alexa, Ghea, Vani sekarang sedang bermain di atas rerumputan hijau ditemani oleh segerombolan kelinci putih yang berlarian dengan bebas. Alexa menatap Arega yang berada di bawah pohon mangga yang teduh seorang diri. Alexa menarik napasnya lalu menghembuskannya. Padahal dirinya sudah bilang, kalo ada masalah bisa dibicarakan baik-baik, dan apa? Arega tidak mendengarnya, buktinya sekarang Arega tengah sendiri, tidak bersama temannya yang lain.

Alexa berdiri dari duduknya, lalu ia berjalan menghampiri Arega. "Kemana Xa?" tanya Vani saat melihat Alexa akan melangkahkan kakinya.

"Gue kesana dulu," jawab Alexa menunjuk Arega yang sekarang tengah memainkan gitar yang ia bawa dari rumah.

"Ga," panggil Alexa sembari duduk di samping Arega. Arega menoleh dan menaikan satu alisnya. Lalu berdehem pelan.

"Kenapa sendirian? Lo gak ikut mancing sama yang lain?" tanya Alexa.

"Mereka berisik, kepala gue lagi pusing, takutnya nanti tambah pusing," jawab Arega lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Alexa. Keduanya terdiam sambil memandangi kelinci-kelinci putih yang sedang memakan rumput.

Alexa mengelus rambut tebal Arega. Mata Arega terpejam menikmati usapan lembut tangan areta.

Hingga malam telah tiba, dan membuat hutan itu menjadi gelap, untungnya para pembantu vila langsung menyalakan lampu di seluruh area hutan itu. Hingga hutan itu menjadi bercahaya.

Anggap aja disitu ada Arega dan Alexa

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Anggap aja disitu ada Arega dan Alexa.

Alexa menatap wajah Arega yang tertidur dengan lelap, sepertinya Arega sangat lelah.

Tangannya terangkat untuk menyentuh pipi Arega. "Kapan lo serius Ga?" gumam Alexa sambil terus mengusap pipi Arega.

Arega membuka matanya secara perlahan-lahan, sebenarnya ia sudah terbangun saat Alexa menyentuh pipinya, namun ia tidak membuka matanya, karna nyaman dengan usapan halus dari tangan Alexa.

"Udah malem, ayo balik ke vila," ajak Arega lalu berdiri, dan menarik kedua tangan Alexa agar ikut berdiri. Alexa mengangguk dan mengikuti langkah lebar Arega. Tadinya keduanya akan masuk ke dalam  vila, namun keduanya melihat temann-temannya tengah berkumpul di atas kasur panjang yang sengaja mereka letakan di atas rerumputan. Dan sekarang mereka tengah melihat layar tancap yang menampilkan film barat.

Alexa dan Arega ikut duduk di sana. "Abis dari mana kalian?" tanya Alex tak jelas karna di mulutnya dipenuhi dengan kerpik pedas. Arega menjitak kepala Aex,

"ngomong tuh yang bener," pringat Arega datar. Alex mendengus kesal lalu ia membaringkan tubuhnya dengan kepala yang berada di atas paha Vani.

"Sabar, orang gantengmah harus sabar," ucap Ruly mengelus dada sabar, melihat disekelilingnya berpasang-pasangan sedangkan dirinya sendian. Author "Sabar ya, nanti gue kesana."

"Ganteng tapi gak laku," celetuk Ghea yang berada di pelukan Romeo. Ruly langsung menatap Ghea tajam, berani sekali dirinya disebut tak laku!

"Bukan gak laku, gue mah pilih-pilih, takutnya nanti gue salah pilih," elak Ruly nyolot.

"Iya, nanti takut salah, 'kan nyesel kalo pas udah nikah ternyata gak perawan, yoi gak bro?" timpal Alex diacungi jempol oleh Ruly.

"Jaman sekarang emang susah cari yang masih perawan," ucap Romeo menimpali, Ghea langsung memukul dada bidang suaminya itu.  "Ga, gue mau ngomong berdua sama lo," kata Romeo melepaskan pelukannya dengan Ghea. Arega yang sedang asik menonton film di layar tancap itu langsung melirik ke arah Romeo lalu mengangguk.

***

Kedua laki-laki berbadan tegap dan jangkung itu kini sedang menatap danau yang berada di hadapannya. Hanya ada suara jangkrik dan burung, yang menyaksikan keheningan diantara keduanya. Romeo menoleh ke samping dan melihat wajah datar Arega.

"Katanya lo mau ngomong?" tanya Arega memecahkan keheningan.
Romeo memejamkan matanya menikmati angin yang menerpa, lalu ia berucap. "Maaf," katanya.

Arega mengerutkan keningnya dan terkekeh pelan. "Ngapain lo minta maaf?" tanya Arega lalu tertawa. Tapi Romeo yakin tawa itu adalah tawa yang  dipenuh luka.

"Gausah ketawa anjing," maki Romeo menyentil dahi Arega keras.

"Gue tau selama ini lo menderita, gak usah sok kuat lo," lanjut Romeo.

Arega tersenyum miring, lalu ia menepuk bahu Romeo. "Inget bro, kita laki-laki," kata Arega lalu menyenderkan tubuhnya pada pohon.

***

Tbc ...

Maaf kalo ngebosenin.

Maaf kalo ngebosenin

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
AREGA [Selesai]Kde žijí příběhy. Začni objevovat