The Obsessed-[03].

65.6K 2.3K 142
                                    

Disclaimer!!!
Cerita ini mengandung unsur dewasa, di harapkan kebijaksanaan teman-teman:)
.
.
.

Happy Reading❤


***

Xion kini menarik Dinda agar terduduk. Xion kini mengambil sebuah alat cambuk yang selalu ia simpan dengan baik.

Xion mendekat kearah Dinda, lalu mensejajarkan tubuhnya, ia mengusap lembut pipi Dinda, lalu menyentuh bibir Dinda, dan memasukan ibu jarinya kedalam mulut Dinda.

"Hisap!"

Dinda berusaha menghisap ibu jari Xion. Rasanya ia ingin mati saja saat ini juga, baru saja luka bekas cambukan itu di obatin. Kini sepertinya Dinda akan menambah luka lebam di tubuhnya.

Dinda menatap takut kearah Xion, ia berusaha sekuat tenaga menahan agar air matanya tidak tumpah, karena jika itu terjadi Xion akan semakin marah.

Xion mengeluarkan ibu jarinya lalu mengusap bibir Dinda. Tatapannya benar-benar menusuk mata Dinda.

"Gak cukup luka-luka ini Din?"

Dinda tidak berani menatap Xion ia lebih memilih menundukkan kepalanya. Namun hal itu justru membuat air mata Dinda berjatuhan dengan deras.

Xion menatap air mata Dinda yang jatuh ke pahanya, ia langsung mengangkat dagu Xion, lalu mengcengkram kuat rahang Dinda.

"Dinda nangis?!"

Dinda berusaha menggelengkan kepalnya.

"Dinda udah berani nagis? Dinda takut sama Xion?!"

Dinda menggeleng.

Xion langsung membalik tubuh Dinda, kemudian langsung mencambuk Dinda dengan kasar.

"Satu teriakan berarti satu tambahan cambukan!"

Plak!

Suara itu kini seakan mendominasi ruangan itu. Dinda berusaha menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun.

Dinda merasakan panas sekaligus nyeri di kulitnya. Yang bisa Dinda lakukan kali ini hanya pasrah, Dinda menutup matanya berharap agar rasa sakit itu sedikit berkurang.

Xion seakan kehilangan kendali, ia terus saja menyiksa Dinda. Xion kini melempar alat cambuk itu. Kemudian ia menjambak rambut Dinda dengan kasar, ia menyeret tubuh Dinda kearah kamar mandi lalu menaruhnya di bathup, Xion tersenyum smirk.

"Ini yang bakal kamu dapetin kalau kamu gak nurut sama Xion Din"

Xion kemudian menyalakan shower air panas. Dinda ingin keluar dari bathup itu. Namun Xion menahan tubuh Dinda agar masih berada di dalam bathup.

"Xion ini panas, tolong maafin aku"

Dinda kini hanya bisa mengiba, tubuhnya benar-benar seakan mau copot dari tempatnya. Luka baru yang baru saja ia terima kini harus tertimpa air panas, rasanya Dinda ingin mati saja.

Sakit, perih, linu, itu semua seakan menjadi satu.
Setelah air panas itu penuh Xion kini menenggelamkan tubuh Dinda, lalu menarik rambut Dinda, lalu kembali menenggelamkan tubuh Dinda kembali.

"Xiioonn"

"Maafin Dindhaa"

Bloop, bloopp, bloop.

Dinda sudah tidak merasakan apapun yang ia lihat terakhir adalah badannya tenggelam dan semua menjadi gelap.













Tbc...
Mohon maaf lahir dan batin, maafkan diriku jika ada perkataan yang tidak mengenkan kepada kalian :)

Maaf kalau enggak nge-feel sama sekali:)

Uneg-uneg buat Xion bisa ditulis disini:)
Ada yang punya pengalaman toxic relation? Bisa Dm aku ya, siap tau cerita kalian bisa menginspirasi cerita ini:)
Jangan lupa di vote, komen, dan share:)

Stay safe💜

2021,
Daydip.

The Obsessed [21+]Where stories live. Discover now