The Obsessed-[13].

24.6K 1.4K 28
                                    

Malam ini seakan menjadi malam yang panjang untuk Dinda.
Setelah hukuman yang di berikan Xion. Kini Dinda mengalami diare yang cukup parah, ia terus mondar-mandir menuju kamar mandi.

Meskipun Dinda sudah meminum larutan gula dan garam (oralit). Namun tetap saja perutnya masih terasa sakit.

Dinda kembali terbangun pukul dua pagi, kembali perutnya mengalami kontraksi cukup parah. Ia segera bangkit menuju kamar mandi.
Dinda menyandarkan kepalanya ke dinding kamar mandi, beruntung klosetnya dekat dengan dinding.

Tidak terasa satu bulir cairan bening menetes ke pipi tembamnya. Dinda segera menghapusnya. Namun cairan itu malah menetes lebih banyak tanpa   bisa ia hentikan.

"Ya Tuhan ini terlalu sakit" batin Dinda menjerit.

Dinda segera membersihkan dirinya, dan juga segera mencuci wajahnya agar bekas air matanya tidak terlihat oleh Xion.

Dinda keluar dari kamar mandi,
Dinda meminum air putih yang tersedia di atas nakas. Dinda mendudukan bokongnya di atas kasur berusaha mengatur nafasnya sendiri.
Ia melihat kesekeliling kamar Xion, Dinda tidak mendapati adanya Xion di kamar itu.

Dinda celingukan tidak jelas mencari Xion, Dinda menuju pintu kamarnya untuk mencari Xion. Namun saat ia akan menekan knop pintu kamarnya ia mendengar pembicaraan antara Xion dan Derryl.

"Bu panti menghubungi Daddy, ada yang mencari Dinda"

"Siapa?"

"..."

Tiba-tiba suara itu menghilang, Dinda merapatkan kembali badannya ke pintu untuk mendengar kelanjutan perbincangan mereka. Namun Dinda tidak mendengar apapun lagi.

Ada yang mencarinya? Siapa? Dan kenapa mencarinya? Apakah itu kedua orangtua Dinda? Atau saudaranya? Apakah ini akhir dari penderitaannya?, Tapi rasanya itu sangat tidak mungkin jika penderitaan Dinda berakhir begitu saja.

Dinda masih saja menempelkan badannya di pintu, hingga tanpa sadar ada yang membuka pintu, membuat Dinda terdorong dan terjatuh ke lantai.

"Aw" rings Dinda.

Xion yang melihat itu hanya terdiam dan terlihat bingung.

"Ngapain?"

Dinda menatap Xion lalu bangkit.

"Ehmm itu, eemm Dinda nyari Xion tadi"

Xion memberikan obat kepada Dinda, Dinda menerimanya.

"Makasih"

Xion tidak menjawab, ia hanya berjalan lalu merebahkan dirinya di atas kasur.

Dinda yang melihat itu langsung menyusul Xion.

"Minum dulu obatnya!" Ucap Xion yang kini sedang menatap Dinda.

Dinda segera meminum obat yang di berikan Xion, setelahnya ia menyusul Xion dan berbaring di sebelah Xion.

Dinda menatap Xion yang kini sedang memperhatikannya.
Xion mendekatkan wajahnya lalu mengecup bibir milik Dinda, ia membelai rambut Dinda.

"Dinda tahu kan yang paling sayang sama Dinda cuman Xion"

Dinda mengangguk.

"Dan Dinda cuman milik Xionkan?"

"Iya, Dinda cuman milik Xion"

"Dinda gak akan ninggalin Xion kan? Karena apa?"

"Karena Dinda cuman milik Xion"

Xion tersenyum lalu mengecup bibir Dinda.

"Good girl"

Xion kemudian memeluk Dinda dan tertidur lelap.
















TBC...
Hallo teman-teman apa kabar?
Udah lama banget ya gak up cerita ini, maaf baru bisa update sekarang:(

Semoga suka sama part ini:)
Jangan lupa di vote, comment Dan di share juga ya see you in the next part👋👋

Maaf kalau part-nya terlalu pendek karena nyampenya cuman segitu, insyallah di part selanjutnya bakal lebih panjang lagi ❤️

2021,
Daydip.

The Obsessed [21+]Where stories live. Discover now