The Obsessed-[11].

33K 1.7K 96
                                    

Braga memasuki kelas dengan wajah yang lebam-lebam, kini wajahnya tampannya sedikit tertutupi dengan luka-luka itu.

Braga kini mendapati tasnya yang berada di bangku belakang. Ia melangkah dengan sedikit tertatih karena perutnya yang sakit.

Braga duduk di kursi dan ia mendapati kertas berwarna pink di kolong bangkunya.

Maaf.

Adinda.

Braga tersenyum tipis, antara kasihan dan tertarik, kasihan karena Dinda tidak bisa berbicara seperti kebanyakan orang lain, tertarik karena cara berkomunikasi yang unik dengan Dinda, mengingatkannya ketika ia masih SD sering bermain surat-suratan karena takut ketahuan mengobrol oleh guru.

"Kan gue udah bilang, kalau lo gak mau mati muda, mending duduk di belakang" ucap Rian yang kini menghampiri Braga.

Braga hanya terdiam.

"Oh iya kenalin gue Rian" ucap Rian sembari mengulurkan tangannya.

"Braga" ucap Braga sembari menerima jabatan tangan Rian.

Braga kini memperhatikan Dinda yang masih menulis catatan, ia menjadi tertarik dengan kehidupan gadis itu.

Rian yang menangkap sinyal itu, langsung berdehem.

"Hemm"

Braga langsung tersentak mendengar deheman itu.

"Apaan?"

"Jangan harap lu bisa dapetin Dinda"

"Lah emang kenapa? Jodohkan gak ada yang tahu"

Rian menunjuk dengan dagunya kearah Dinda dan Xion yang baru datang membawa sebuah kotak bekal makanan.

"Penjaganya lebih nyeremin dari pada  monster" ucap Rian dengan berbisik dia juga takut ketahuan diam-diam membicarakan Xion.

***

Dinda kini menatap Xion yang membawa bekal kedalam kelasnya.
Dinda sudah sangat tahu apa yang akan di lakukan Xion, Xion akan memakan sedikit bekalnya lalu memberikan kepada Dinda sisanya, sedangkan bekal Dinda pun harus habis.

"Dinda belum selesai nyatet?"

Dinda menggeleng.

"Belum"

"Mana bekel Dinda?"

"Ada di tas" ucap Dinda yang kini masih sibuk dengan catatannya, karena ia tidak masuk selama dua minggu otomatis Dinda harus mengejar catatannya.

Xion membuka bekal Dinda, lalu menyuapi Dinda.

"Dinda aaaa" ucap Xion sembari membuka mulutnya seperti seorang ibu yang menyuapi bayi.

Dinda menghembuskan nafasnya.

"Dinda bisa makan sendiri" ucap Dinda sembari mengambil sendok yang sekarang di pegang Xion.

Xion menahan sendok itu lalu menatap Dinda.

"Dinda" ucap Xion dengan mengintimidasi.

Dinda yang ketakutan langsung melahap makanan yang tadi di ambilkan oleh Xion.

"Nah gitu dong, Dinda sekarang kembali nulis, biar Xion yang suapin, kalau gak Xion suapin Dinda sering pilih-pilih makanan"

Dinda langsung menurut, Dinda kembali menulis dengan mulut yang terus mengunyah.

"Dinda aaa lagi" ucap Xion.

Dinda membuka mulutnya, lalu berhenti mengunyah. Dinda bersusah payah untuk menelan makanan itu.

The Obsessed [21+]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon