The Obsessed-[30].

16.3K 1K 98
                                    

Sheryl menatap bingung Dinda.

"Dinda mau sama mamah, tapi mamah harus bawa Dinda yang jauh dari sini"

Sheryl mengangguk.

"Mamah bakal bawa Dinda yang jauh dari Xion"

Reva tersenyum, ia sekarang akan mempercayakan Dinda kepada Sheryl.

Reva bahkan sudah tidak peduli, apa yang akan dia dapatkan dari Derryl bahwa ia yang menyerahkan Dinda kepada Sheryl.

"Dinda mau pergi sekarang"

Sheryl mengangguk.

Dinda menatap Reva lalu memeluk Reva.

"Terima kasih mom"

Reva mengagguk.

"Jaga diri kamu baik-baik disana, jangan pernah pikirin hal-hal yang bikin kamu sakit hati, lupain Xion, kamu berhak bahagia dengan cara kamu"

"Iya mom"

Reva mengusap pipinya yang basah, ia terlalu bahagia dengan keputusannya. Ia bahagia jika Dinda pergi dari kehidupan Xion.

Sheryl membantu Dinda untuk berjalan perlahan.

Reva kini tersenyum lega, ia memejamkan matanya, menghirup aroma Coffee yang menyerbak di cafe tersebut.

***

Dinda dan Sheryl berjalan perlahan, sampai di parkiran.

"Kamu tunggu dulu disini ya, mamah ambil dulu mobil. Mama anterin dulu kamu ke apartemen mamah, pulang kerja baru kita pergi ya"

Dinda hanya mengangguk.

Sheryl segera menuju kantor yang berada di sebrang cafe tempat mereka bertemu.

Saat sedang menunggu, Dinda di kejutkan dengan suara yang memanggilnya.

"Adinda?"

Dinda menoleh ke sumber suara dan mendapati Derryl yang mendekat.
Dinda tampak kaget dengan kedatangan Derryl.

"Kamu lagi ngapin? Gak sekolah?"

Dinda berusaha untuk tidak gugup di hadapan Derryl.

"Em, Xion ninggalin Dinda, karena telat jadi mommy ajak Dinda keluar"

"Terus kenapa kamu masih disini? Mommy mana?"

"Eh ini Dinda liat yang jual cilok jadi Dinda mau beli, mommy masih ada di dalem kayaknya"

"Kok kayaknya?"

"Itu kan parkirannya ada di bawah, Dinda gak tau, mommy masih di dalem atau nyusul Dinda kesini"

"Yaudah, beli ciloknya sama pak Sardi aja ya, kita masuk kedalem"

"Daddy aja yang masuk, Dinda mau beli cilok"

Derryl tersenyum.

"Kamu nyembunyiin sesuatu dari Daddy?"

Dinda menatap Derryl, lalu menggeleng.

"Engga, Dinda gak nyembunyiin apa-apa"

"Pak Sardi" Derryl memanggil pak Sardi supir pribadinya.

"Iya tuan?"

"Beli cilok di sebrang jalan sana"

Derryl memberikan uang seratus ribu kepada pak Sardi.

"Baik tuan"

"Kalau kamu gak nyembunyiin sesuatu dari Daddy, kenapa kamu gak mau masuk ke cafe itu lagi, bareng Daddy?"

"Kan tadi Dinda udah bilang, Dinda mau beli cilok"

"Ciloknya udah di beliin sama pak Sardi, ayo kita kedalem, mommy ada di dalem kan?"

Dinda hanya mengangguk.

Derryl menuntun Dinda untuk kembali ke cafe.
Perasaan Dinda sangat hancur sekarang, padahal ia sudah membayangkan hari-harinya tanpa Xion.

Saat kembali memasuki cafe tersebut beruntung Reva belum pergi.

Derryl dan Dinda menghampiri Reva.

"Kamu ngizinin Dinda buat pergi keluar sendirian?"

Reva terkaget, melihat Dinda dengan Derryl.

"Dinda tadi minta izin buat beli sesuatu, yaudah aku izinin"

"Terus kamu gak khawatir? Udah tau kaki si Dinda masih sakit?"

"Ya kan, aku mau ngelatih Dinda buat bisa mandiri"

Derryl mengangguk.

"Oke, oke, aku percaya sama alasan kamu dan Dinda hari ini"

"Dinda kamu ada disini? Mamah cari kamu kemana-mana"

Semua orang menatap kearah sumber suara.

"Kak Derryl" ucap Sheryl.

Derryl tersenyum mendengar ucapan Sheryl.

"Mamah? Sejak kapan Dinda jadi anak kamu?"

Derryl menatap Reva.

"Ini alasan kamu bawa Dinda keluar?"

Reva tidak menjawab ia menundukkan kepalanya.

"Oh jadi kamu mau menyerahkan Dinda kepada orangtuanya? Areva Renitama?"

"Iya! Aku mau Dinda gak sengsara kayak aku! Aku mau Dinda bahagia"

Derryl tersenyum meremehkan kearah Reva.

"Urusan Dinda itu dengan Xion, seharusnya kamu jangan ikut campur Areva"

Derryl menatap Sheryl.

"Dan untuk kamu. Jangan harap kamu bisa bawa Dinda"

Sheryl menatap balik Derryl.

"Aku bisa membawanya. Dia anak aku!"

"Setelah 16 tahun kamu baru mencarinya? Kemana saja kamu?"

"Aku sudah menghubungi panti sejak dua tahun lalu. Namun apa yang mereka katakan? Seseorang sudah mengadopsinya, dan jika mereka tidak menyerahkan Adinda, panti itu akan digusur".

"Kamu masih sama seperti dulu! Memanfaatkan kekuasaan kamu, untuk tujuan kamu!"

"Dahulu aku bisa pergi dari kamu! Dan hari ini pun aku bisa membawa pergi Dinda dari kehidupan anak kamu!"

"Silahkan"

Mereka menatap Derryl dengan tatapan tidak percaya.

"Silahkan terus bermimpi, untuk membawa Dinda pergi dari keluarga saya"



















Sorry for the typo's.

Tbc...

Jangan lupa di vote, komen, dan share💜

See you in the next part👋👋
.
.
.
Daydip,
2022.

The Obsessed [21+]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ