The Obsessed-[16].

31.5K 1.4K 121
                                    

Happy Reading
.
.
.

Xion menatap lembut kearah Dinda yang masih tertidur lelap.
Hari sudah gelap dan mereka masih berada di hotel milik keluarganya.

Xion mengusap lembut rambut Dinda.
Jujur, sebenarnya tidak ada niatan Xion untuk menyakitinya. Namun Dinda selalu melawannya dan ia tidak suka akan hal itu.

"Kalau Dinda nurut sama Xion pasti kejadian ini tidak akan terjadi"

Ia mencintai Dinda, namun ia tidak tahu harus berbuat seperti apa? Ia tidak suka jika ada yang berbicara dengan Dinda selain dirinya, ia benar-benar tidak suka jika ada yang dekat dengan Dinda selain dirinya.

Baginya Dinda hanya miliknya tidak boleh ada yang mengambil Dinda dari dirinya.

Xion menutup matanya sembari mengelus rambut Dinda.

13 tahun yang lalu...

Bagi anak seusianya Xion termasuk anak yang sangat cerdas. Di umur tiga tahun, Xion sudah bisa membaca, menulis, menghitung dengan benar, bahkan bukan hanya pertambahan atau pengurangan Xion sudah bisa dalam tahap perkalian dan pembagian.

Dan hal itu dimanfaatkan oleh Derryl selaku ayah dari Xion, Derryl selalu menyuruh Xion untuk membaca buku tebal, tentang bisnis, bahasa asing, science, dan lain-lain.

Membuat Xion tidak bisa berbaur dengan anak seusianya yang masih menggunakan imajinasi untuk berbicara. Otak Xion sudah tumbuh secara dewasa dalam umur yang masih kecil.

"Mass, mass tolong ampun, aku janji aku gak akan buat salah lagi"

Ucapan itu selalu menjadi makanan sehari-hari bagi Xion kecil, melihat bagaimana ayahnya memperlakukan ibunya dengan kejam, membuat pikiran Xion bahwa semua perempuan akan menuruti semua keinginannya jika di perlakukan seperti itu.

"Kamu lihat kan Xion, mommy kamu sekarang nurut sama Daddy setelah Daddy hukum"

"Kalau kamu sudah menemukan 'milikmu' buat dia tunduk, hanya kamu yang bisa memilikinya dan jangan sampai ada orang yang mengambil dan menyentuh'milikmu' tanpa seizinmu"

Xion membuka matanya, ia melihat kearah Dinda yang kini sudah terbangun. Xion mengecup bibir Dinda.

"Udah bangun sayang?"

Dinda hanya mengangguk.

"Mandi gih, udah gitu kita pulang, mommy udah nunggu kita"

"Iya"

Dinda segera memasuki kamar mandi.
Sedangkan Xion kini memungut pakaian Dinda yang tercecer di lantai.

Ia mencium baju Dinda, bau Dinda yang khas menjadi salah satu self healing bagi Xion, Xion selalu tenang jika sudah mencium bau Dinda.

Xion merogoh saku rok Dinda yang yang ia pegang, dan menemukan sebuah surat.
Xion mengerutkan dahinya, ia menemukan sebuah surat resep pil KB.

Apakah ini salah satu alasan kenapa Dinda belum juga hamil meskipun ia sering sekali meniduri Dinda.

Dinda keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melilit ditubuhnya. Xion menatap Dinda dengan dingin.

Dinda mendekat kearah Xion yang kini sedang memegang bajunya.

"Xion baju Dinda"

Xion menatap tajam, lalu melangkah maju mengintimidasi Dinda.

"Xi-xion ada apa?"

"Kenapa Dinda belum hamil? Padahal Xion udah sering nidurin Dinda"

"Ya mungkin Tuhan belum percaya sama kita"

"Tuhan belum percaya, atau Dinda yang sengaja minum pil KB?"

"Ma-maksud Xion apa?"

Xion menyerahkan resep itu kepada Dinda.

"Itu punya mommy"

Xion menyunggingkan senyumannya.

"Xion tahu Dinda bohong, mommy udah menjalani pengangkatan rahim saat usia Xion tujuh tahun"

Xion melangkah maju mendekati Dinda, mengintimidasi Dinda yang kini memundurkan langkahnya.

"Jadi ini resep siapa Adinda?"


















TBC...
Hallo apa kabar?

Jangan lupa buat di vote, comment,and share 💜
See you in the next part 💜

2021,
Daydip.

The Obsessed [21+]Where stories live. Discover now