The Obsessed-[06].

41.9K 2K 89
                                    

Sorry for the typo's
Happy Reading💜
.
.
.




Dinda merasakan ada sebuah tangan melingkar di perutnya, ia membuka matanya lalu menemukan Xion sedang tertidur dengan posisi terduduk satu tangan sebagai bantal dan satu tangannya ia gunakan untuk memeluknya.

Dinda cukup tersentuh dengan perlakuan Xion. Namun ia tidak ingin terlalu terjerat dengan Xion, rasanya lima tahun sudah cukup bagi Dinda hidup penuh kekangan dari Xion.

Meskipun Dinda melihat cinta di mata Xion, tapi Xion salah mengartikan cintanya yang justru hanya menjadikan dirinya sebagai obsesi semata. Bukanya cinta di saat masa puber merupakan cinta monyet? Lantas mengapa Xion menganggap dirinya sebagai cinta sejati, ah tidak! Xion hanya menganggap dirinya sebagai mainan yang harus tunduk dan patuh pada sang tuan.

Akankah ada secercah harapan yang bisa membuat Dinda terlepas dari Xion? Sepertinya tidak.

Dinda mengusap lembut rambut Xion, membuat sang empunya terbangun.

"Dinda udah bangun?"

Dinda tersenyum lalu mengangguk.

"Maafin Xion, ya sayang" ucap Xion sembari memeluk Dinda.

Sayang? Sayang seperti apa yang Xion maksud? Apakah itu sebuah perasaan atau hanya sebuah panggilan untuk mainannya? .

Dinda tersenyum, lalu mengangguk.

"Xion gak salah kok, Dinda yang salah karena Dinda gak nurut sama Xion"

Xion menetap Dinda.

"Engga sayang, Xion yang salah" ucap Xion sembari mengecup bibir Dinda.

Xion kembali duduk kemudian mengelus tangan Dinda.

"Xion kenapa tidur disini?" tanya Dinda.

"Xion mau jagain Dinda"

"Mau Xion panggilin dokter?" tanya Xion lagi.

Dinda menggeleng lalu tersenyum.

"Dinda maunya sama Xion aja".

" Xion seneng sama Dinda yang manja gini"

***

Sudah tiga hari Dinda dirawat, kini Dinda sudah bisa pulang ke rumah untuk pemulihan selanjutnya.

Dinda sebenarnya ingin sekali terus berada di rumah sakit, karena setidaknya Dinda bisa melihat pemandangan yang luas dan indah.

"Xion kalau kamu berani ngelakuin ini lagi sama Dinda, mommy adalah orang pertama yang bakal pisahin kamu!"

"Iya mom, berisik amat. Mending mom sama dad keluar sana biarin Dinda istirahat"

Reva menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Awas aja ya kamu!"

Reva dan Derryl segera keluar dari kamar Dinda dan Xion. Seteleh kedua orangtuanya Xion keluar. Xion segera merebahkan dirinya di samping Dinda kemudian memeluknya dengan erat.

"Aw" ucap Dinda dengan meringis.

"Kenapa?" tanya Xion dengan panik.

"Masih sakit, Xion jangan terlalu kenceng meluknya"

"Xion?"

"Apa?"

"Dinda kapan boleh sekolah lagi?" tanya Dinda hati-hati.

"Lusa"

Dinda menatap Xion dengan lekat.

"Xion"

"Apa sayang?"

"Kalau Dinda pergi dari Xion gimana?"

Xion menatap Dinda.

"Itu tidak akan pernah terjadi, karena Dinda cuman milik Xion dan Xion cuman milik Dinda"

"Kalau tiba-tiba Xion yang pergi dari hidup Dinda?"

"Itu gak mungkin karena Xion gak akan pernah pergi dari Dinda".

"Udah ya sekarang Dinda istirahat, biar cepet sembuh" ucap Xion sembari mengecup kening Dinda.





















Tbc...
Ada yang mau di sampein ke Xion?
Ini visual Xion, kalau Dinda gak ada jadi bayangin aja diri sendiri hehe

Kok aku takut Dinda gila ya wkwk

Sekarang masih edisi adem ayem tentram sejahtera, gak tau kalau entar wkwk.

Sekali lagi aku mau nanya mending Xion sama Dinda seumuran a.k.a mereka satu angkatan satu kelas dan pasti satu sekolah atau Xion lebih tua? A.k.a Xion kakak kelas atau bahkan guru? Atau kepsek? Atau penjaga sekolah kita tidak ada yang tahu.

Vote paling banyak bakal nentuin gimana cerita ini akan berjalan.
So, vote dari kalian sangat membantu, jadi komen aja ya:)

Terima kasih sudah membaca cerita ini silahkan tinggalkan jejak. Jangan lupa di vote, komen, dan share💜

Sampai jumpa di part berikutnya dadah✋✋💜💜

2021,
Daydip.

The Obsessed [21+]Where stories live. Discover now