The Obsessed-[04].

53.6K 2.3K 143
                                    

Xion yang merasakan tidak ada lagi perlawanan dari Dinda, kini membulatkan matanya. Ia panik, lalu mengangkat tubuh Dinda, meskipun tubuh Dinda berat. Namun hal itu bukan sesuatu hal yang sulit bagi Xion.

Xion meletakkan Dinda di lantai kamar mandi lalu melakukan cpr/pcr agar air yang terhirup atau tertelan bisa keluar.

Uhuk... Uhuk... Uhuk...

Dinda terbatuk mengeluarkan air, ia hanya membukakan matanya sebentar lalu tertutup kembali, Xion langsung menepuk-nepuk pipi Dinda.

"Dinda bangun!"

"Dinda! Xion perintahin Dinda bangun!"

"Dinda!"

Brak.

Reva kaget melihat kondisi Dinda, banyak darah yang menggenang di sekitar tubuhnya dan sepertinya Xion tidak menyadari itu.

"Xion bawa Dinda ke rumah sakit!"

***

Di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Reva terus saja berdoa untuk keselamatan Dinda, sedangkan Xion kini hanya mampu terdiam.

Dinda langsung di bawa ke Unit Gawat Darurat, untuk melakukan pemeriksaan. Sedari tadi Reva hanya bisa mrenangis, ia sudah terlalu sayang kepada Dinda, Reva sudah menganggap Dinda seperti anaknya sendiri.

Reva kini menatap Xion yang masih terdiam.

"Kamu tidak mencintainya!"

Xion menatap Reva.

"Kamu hanya terobsesi!"

"Jika kamu mencintainya, kamu tidak akan melakukan hal itu"

"Dia berani melawanku, jadi aku berhak menghukumnya" ucap Xion dengan dingin.

"Dengan cara mencambuk dan hampir membuatnya mati?"

Xion hanya menatap Reva tanpa berbicara sedikitpun.

Derryl yang baru saja mendapat kabar lalu menuju rumah sakit dan kini ia melihat ketegangan antara Reva dan anaknya Xion.

Derryl lalu menghampiri mereka.

"Gimana keadaan Dinda?"

Reva menatap tajam Derryl.

"Tanya saja anak kesayanganmu itu!"

Reva kemudian meninggalkan Derryl dan Xion. Namun baru beberapa langkah, Derryl sudah menahan lengan Reva lalu memeluknya dengan erat.

Tidak terasa air mata Reva kini sudah menetes dengan deras. Reva terisak di pelukan Derryl.

"Dia hampir membunuh Dinda" ucap Reva sembari terisak.

Derryl hanya mengusap punggung Reva, lalu menatap Xion.

"Nanti daddy mau berbicara denganmu"

Dokter keluar dari ruangan Dinda.

Reva langsung menghampiri dokter itu.

"Bagaimana keadaan Dinda dok?"

"Alhamdulillah, pasien saat ini baik-baik saja. Hanya butuh beberapa hari untuk pemulihan"

"Kami sudah bisa menjenguk?"

"Maximal hanya dua orang"

Reva segera masuk ke dalam ruangan Dinda. 

Saat Xion akan menyusul Reva untuk masuk ke ruangan Dinda, Derryl langsung menahan tangan Xion lalu menarik ke tempat sepi.

"Ada apa?" tanya Derryl.

"Dia berani melawanku jadi aku berhak menghukumnya"

"Apakah tidak ada cara lain?" tanya Derryl kembali.

"Aku sudah melakukan hal seperti itu saja dia masih berani melawanku, bagaimana dengan cara lain"

"Buat dia takut tapi bukan dari fisik melainkan dari sikis, kau harus bermain cantik, kau tahu kan mommy mu sangat menyayanginya"

"Untuk sekarang kau harus patuh dulu pada mommymu setelah itu kau boleh bermain dengan milikmu lagi"

Xion menatap Derryl.
Derryl menepuk bahu Xion.

"Ingat kau sudah memilikinya, jangan membuatnya terluka tapi buat dia tunduk padamu. Untuk urusan mommy kau serahkan saja pada daddy, tugas mu sekarang merawatnya dan jangan sampai dia berani melawanmu lagi"







Tbc...

Ayah sama anak sama. Sama-sama sakit.

Bagaimana dengan part ini?

Ada yang mau di sampein buat Xion, Dinda atau buat author juga boleh kok:)

Vote, komennya juga jangan lupa:)

Sorry for the typo's

Sampai bertemu lagi di part berikutnya see you💜

2021,
Daydip.

The Obsessed [21+]Where stories live. Discover now