The Obsessed-[34].

18.6K 953 161
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Dinda segera di larikan ke UGD.
Xion segera menghubungi Derryl untuk menjadi wali dari Dinda.

Xion terduduk di kursi tunggu yang tersedia.
Tidak lama setelah Xion menghubungi Derryl, Derryl langsung menghampiri Xion.

"Bagaimana keadaan Dinda?"

"Masih ditangani" ucap Xion dengan dingin.

Derryl duduk di sebelah Xion, sembari menunggu Dinda di dalam UGD.

"Kau menyesal melakukannya?"

Xion menatap Derryl.

"Jika aku mengatakan aku menyesal, apa yang akan terjadi?"

***

Reva merasakan pusing dikepalanya, ia tersadar dari obat bius yang diberika oleh Derryl.

Reva menatap ruangan itu, beruntung Derryl membawanya ke rumah bukan ke tempat asing.

Reva berusaha berjalan menuju pintu, ia memasukan nomor sandi di pintunya. Namun ternyata Derryl sudah mengubahnya.

Reva menelfon staff rumahya di dalam kamar.

"Halo, bi maaf bisa bawa air putih ke kamar saya? Saya gak bisa keluar kamar"

"Maaf nyonya tapi tuan, tidak memperbolehkan siapapun untuk membantu nyonya termasuk memberikan makan dan minum selain tuan"

"Terus sekarang Derryl ada dimana?"

"Tuan sedang pergi ke rumah sakit"

"Siapa yang sakit?"

"Nona Adinda"

Reva segera menutup telfon tersebut lalu,berusaha mencari tasnya untuk segera menghubungi Sherryl.

Sialnya tas Reva juga entah ada dimana.

Reva berusaha mengingat nomor telfon Sherryl. Namun nihil ia tidak bisa mengingat nomor Sherryl.

***

"Apakah anda wali dari pasien?" Tanya seorang suster kepada Derryl.

"Iya saya wali pasien"

"Pasien harus segera di operasi akibat luka bakar yang parah. Anda bisa mentanda tangani dokumen ini, lalu menyerahkannya ke staff administrasi, dan melunasi semua tagihan"

Derryl segera mentada tangani dokumen tersebut, lalu membawa dokumen tersebut ke bagian administrasi.

Namun, belum sampai Derryl selangkah maju, tiba-tiba dokter yang menangani Dinda keluar dari ruang UGD.

"Anda wali dari pasien?" Tanya dokter tersebut.

Derryl mengangguk. "Iya saya wali dari pasien"

"Mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasien, pasien atas nama Adinda Khumaira dinyatakan meninggal pada tanggal 27 oktober pada pukul 17.45 WIB. Kami dari segenap petugas dari Rumah Sakit Harapan Indah, mengucapkan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas kepergian Almarhumah"

Xion mendengar itu, Xion mendengar semuanya dengan jelas. Tangannya bergetar dengan hebat. Hatinya seperti tertusuk ribuan jarum.

"Enggak! Dinda gak boleh ninggalin Xion!" Histeris Xion.

Air matanya tiba-tiba meluncur dengan deras.

"Dad..." lirih Xion menatap Derryl.

"Adinda..."

"Dinda pergi, Dinda pergi dari Xion dad"

Untuk pertama kalinya Derryl melihat anaknya sehancur itu.

Derryl mendekat kearah Xion lalu memeluk Xion.

"Kata Daddy, kalau aku ngehukum Dinda, Dinda gak akan pergi dari Xion"

"Kenapa Daddy gak pernah bilang, kalau ternyata kehilangan Dinda itu jauh lebih sakit"

"Akh, atau Dinda cuman mati suri? Kita tunggu beberapa jam lagi ya? Atau kita ganti rumah sakit aja? Rumah sakit yang lebih bagus atau kita pindahin ke rumah sakit di luar negeri?"

Plak.

Derryl menampar Xion dengan keras.

"Sadar kamu! Dinda udah gak ada!"

Xion tertawa hambar, lalu kembali menangis.

Untuk pertama kalinya dia menyesali atas semua yang sudah ia lakukan kepada Adinda. Rasanya terlalu sakit.

Semua perilaku yang sudah ia lakukan, tiba-tiba berputar di kepalanya. Tidak ada yang salah dari Adinda, ia hanya menginginkan kehidupan selayaknya gadis seusiannya, mewarnai rambutnya, menyukai boy band Korea, menonton serial Thailand.

Keegoisan, rasa cemburu, yang terlalu tinggi membuat sosok monster dalam tubunya tumbuh, menjela menjadi sosok manusia yang tidak mempunyai perasaan.

Tapi kali ini rasa sakit yang ditimbulkan membuat Xion tersadar, bahwasannya ia hanya manusia biasa. Ia mengakuinya, ia terlalu sakit atas kepergian Adinda.

Xion merogoh saku celanaya. Ia mengeluarkan pulpen kesayangannya, pulpen yang bila di tekan akan mengeluarkan sebuah pisau.

Tanpa aba-aba, ia menusukan pisau itu tepat di dadanya.
























Tbc..

Gimana sama part ini? Semoga suka ya💜
Maaf baru bisa update lagi, karena kesibukan dan sempet kena writer's block juga, jadi bingung mau di bawa kemana ini cerita.

Maaf ya kalau feelsnya kurang nampol🙏

Jangan lupa untuk vote, komen, dan share💜

See you in the next part

2022,
Daydip.

The Obsessed [21+]Where stories live. Discover now