The Obsessed-[32]. 18+

30.6K 1K 107
                                    

Xion segera menarik tangan Dinda untuk mengikutinya.

Dinda berusaha melawan agar tidak mengikuti Xion. Namun apa ada tenaga Xion jauh lebih besar dari Dinda, sehingga dengan mudah Xion membawa Dinda.

Sherryl yang melihat itu berusaha membantu Dinda. Namun tangannya di tahan oleh Derryl.

"Berani kamu menghentikan Xion, jangan harap kamu bisa bertemu dengan Dinda kembali!"

Derryl melepaskan cekalannya, lalu menarik Reva untuk mengikutinya.

Reva berusaha melepaskan cekalan Derryl, bukannya terlepas, cekalan Derryl justru semakin menguat.

"Derryl lepaskan!"

Derryl seakan tuli ia terus saja menarik Reva hingga ke mobil, memaksa Reva untuk masuk ke mobil bersamanya.

"Derryl!"

Derryl menatap Reva.

"Aku mau kita pisah!"

***

Xion melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Membuat Dinda ketakutan.

"Kenapa takut Din?" Tanya Xion dengan enteng.

"Kalau mobil ini kecelakan, paling kita berdua mati Din!"

"Itu lebih baik, dari pada kamu pergi dari Xion"

"Kalau kamu mau mati, kamu aja jangan ajak Dinda"

Xion menyunggingkan senyumannya.

"Adinda sekarang udah berani ngelawan?"

Xion memasukan mobilnya ke dalam garasi rumahnya, lalu memarkirkannya.

Xion membuka seatbelt miliknya, lalu membuka seatbelt milik Dinda.
Xion segera turun dari mobilnya, lalu membuka pintu mobil tempat Dinda duduk.

Menjambak rambut Dinda lalu menariknya, seperti tidak punya perasaan Xion benar-benar menarik rambut Dinda dengan keras, membuat Dinda keskitan, rasanya seperti rambut Dinda akan terlepas semua dari kepala Dinda.

Dinda sampai terjatuh. Namun bukannya berhenti, Xion justru tetap menyeret tubuh Adinda.

Xion benar-benar tidak punya rasa kasihan terhadap Dinda.
Xion terus menyeret tubuh Dinda ke ruang bawah tanah.

Ruangan yang sama sekali belum pernah Dinda lihat sebelumnya.
Udara lembab, dengan cahaya yang remang-remang yang mendominasi ruangan itu.

Xion melepaskan jambakannya, dan melihat beberapa helai rambut Dinda ditangannya, ia melempar helai rambut Dinda ke muka Dinda.

Xion mencengkram rahang Dinda dengan kuat.

"Dari tadi kamu ngelawan Xion kan, sekarang coba lawan Xion!"

Xion mensejajarkan tubuhnya dengan Dinda, lututnya menekan punggung tangan Dinda, sedangkan tangan kirinya menarik rambut Dinda kebelakang.

"Lawan Xion Dinda!"

"Keluarkan kata-kata kasar yang tadi kamu ucapin!" Ucap Xion sembari menekan lututnya.

Dinda benar-benar kesakitan sekarang!
Tubuh dan hatinya benar-benar hancur.

"Tadi kamu berani lawan Xion! Kenapa sekarang kamu diem? HAH? KENAPA KAMU DIAM ADINDA!" ucap Xion dengan keras.

Cuih.

Dinda meludah tepat di wajah Xion.

"KAMU LAKI-LAKI BRENGSEK YANG PERNAH DINDA KENAL! BAHKAN JIKA UNTUK DISEBUT MANUSIA, RASANYA XION SANGAT TIDAK PANTAS! XION LEBIH PANTAS DISEBUT IBLIS!!"

Xion tersenyum.
Lalu tertawa.

"Kamu tuh lucu banget sih Din. Xion seneng kalau kamu gini, jadi Xion bisa ngehukum Dinda layaknya iblis, seperti yang Dinda katakan"

Xion tiba-tiba berdiri, lalu menbambil kursi besi dan menaruhnya dekat Dinda.

Namun di kursi itu terdapat besi panjang yang tidak tahu terhubung kemana.

Xion mendudukan Dinda di kursi tersebut. Lalu mengikat tangan Dinda di pegangan kursi tersebut menggunakan rantai besi.

Xion juga mengambil sebuah wadah yang berisi air dan memasukan kaki Dinda ke dalam wadah itu.

Lalu menutup wadah tersebut dan menguncinya sehingga kaki Dinda tidak bisa keluar dari wadah itu.

Xion merobek semua pakaian Dinda, lalu ia mengambil sebuah nipple clamp yang sudah di modifikasi sehingga capitannya tidak hanya untuk kedua puting melainkan untuk klitoris juga.

Xion menyambungkan sebuah listrik ke rantai nipple clamp itu, dan memasukannya kedalam lubang kecil yang terdapat di tutup wadah yang berisi air itu.

"Dinda anak IPA kan?"

"Dinda tahu kalau air itu menghantarkan listrik? Sedangkan besi menghantarkan panas?"

"Xion bakal nyalain nyalin alat-alat ini"

"Setelah itu kamu nikmatin hukuman iblis ini"

"Gak akan lama kok, cuman tiga puluh menit".

"Nanti Xion cek lagi kamu buat liat keadaan kamu"

"Palingan badan kamu kepanggang sedikit"

Dinda menggelengkan kepalanya.

"Kok kamu jadi takut? Bukannya tadi kamu ngelawan Xion?"

"Selamat menikmati hukuman iblis Adinda Khumaira"

Xion menyalakan alat itu dan Dinda mulai merasakan getaran listrik berkekuatan rendah di kedua putingnya dan klitorisnya.

"Ehhmm, eughh" desah Dinda sembari menitikan air matanya.

Sedangkan Xion tersenyum, lalu meninggalkan Dinda sendirian.

Dinda merasakan panas kini mulai menjalar dari bokongnya sampai kepunggung dan juga tangannya.

Dinda memberontak berusaha melepaskan semua itu. Namun nihil itu semua sia-sia yang ada kursi besi itu semakin panas dan getaran itu semakin kuat.

"Aaaaaaa" Dinda berteriak sebisanya.

Kakinya sudah gemetaran, rasanya sudah tidak bisa terdeskripsikan dengan baik.

Rangsangan, panas, sakit semuanya menjadi satu.















Tbc..
Maaf kalau gak ngefeel samsek:(
Bingung ngedeskripsikannya gimana:((

Ada yang mau disampaikan untuk

                             Xion?🥰

Adinda?😭

Atau

Aku?💜

Sampai jumpa di part selanjutnya
See you👋👋

Maaf ya kalau cerita ini makin kesi makin kesana wkwk

2022,
Daydip.

The Obsessed [21+]Where stories live. Discover now