The Obsessed-[15]. 18+

48.7K 1.5K 46
                                    

18+ Area!
Harap bijak dalam membacanya 😉
Happy Reading 😊
.
.
.

Xion membuka penutup mata Dinda.

Dinda langsung menatap Xion yang kini sedang tersenyum.

"Kenapa kita kesini?"

Xion mendorong bahu Dinda sampai terjatuh di atas kasur hotel itu.

Ya, Xion membawa Dinda ke sebuah hotel bintang 5 milik keluarganya, jadi wajar saja bila ia memiliki akses untuk menginap atau melakukan apapun di hotel tersebut.

"Xion hanya ingin 'bermain' dengan Dinda"

Dinda berusaha berontak setelah mendengar perkataan Xion. Karena ia tahu apa yang dimaksud dengan bermain oleh Xion.

Xion kembali mengambil dasi yang tadi digunakan untuk menutup mata Dinda.
Ia mengikat tangan Dinda dengan dasi itu menjadi satu.

"Dinda semenjak ada murid baru itu, jadi bisa ngelawan Xion ya?"

Dinda menggelengkan kepalanya.

"Enggak Xion, maafin Dinda"

"Kenapa Dinda harus minta maaf? Xion cuman pengen main aja sama Dinda gak lebih"

"Xion" lirih Dinda.

Xion mencium lembut kening Dinda, lalu turun ke bibir merah milik Dinda, ia mengecup sekilas, lalu menahan tengkuk Dinda, Xion kini memperdalam ciumannya lidahnya membelit lidah Dinda mengabsen deretan gigi Dinda, menggit pelan bibir bawah Dinda.

Xion kini menjilati leher milik Dinda.

"Shh Xion jangan"

Namun Xion seakan tuli, ia lebih memilih untuk melanjutkan aksinya dan membuat tanda kemerahan di leher Dinda.

Xion menahan tangan Dinda, lalu satu tangannya di pakai untuk membuka baju Dinda, Dinda berusaha untuk berontak. Namun itu sangat sia-sia karena tenaga Xion jauh lebih besar daripada dirinya.

Xion membuka kaitan bra dan tali bra milik Dinda lalu membuangnya ke sembarang arah.

Xion menatap Dinda dengan lembut, lalu meremas pelan payudara milik Dinda.

Xion tersenyum Melihat ekspresi wajah yang Dinda tunjukan, ia menarik pelan puting payudara Dinda.

Xion mengusap pipi Dinda, lalu kembali menciumnya, sedangkan tangannya asik bermain dengan payudara milik Dinda.

"Mmmpphh"

Xion menurunkan ciumannya, lalu tangannya membuka rok sekolah Dinda, dan menurunkannya, ia membelai lembut bibir vagina milik Dinda.

"Ahhh Xionnhh tolong berhenti"

"Dinda udah basah, yakin mau berhenti?"

Dinda tidak menjawab ia lebih memilih memalingkan wajahnya kearah lain.

"Dinda cukup menikmatinya, jangan berusaha ngelawan"

Xion menurunkan celana pendek Dinda, lalu kembali membelai lembut bibir vagina Dinda.

Satu tetes air mata Dinda kini mengalir dan Xion mengetahui itu.
Xion mencengkram rahang Dinda agar Dinda melihat kearahnya.

"Xion udah bilang sama Dinda, Dinda harus menikmatinya, jangan Dinda coba lawan, Dinda sendiri yang bakal sakit kalau Dinda ngelawan"

Xion membangunkan Dinda agar terduduk, ia mensejajarkan wajahnya dengan wajah Dinda, Xion mengusap lembut rambut Dinda.

"Dinda, kita lakuin ini atas suka sama suka ya, Dinda jangan nahan apapun, keluarin semuanya, Dinda nikmatin semuanya"

Dinda menggeleng.

"Dinda! Dinda tahukan Xion gak bisa berhenti. Xion bakal lanjutin permainan kita, tapi Dinda juga harus mau. Xion gak mau nyakitin Dinda"

"Dari awal Xion sama sekali gak ada niatan untuk nyakitin Dinda, asalkan Dinda nurut sama Xion"

"Dinda gak mau! Dinda gak mau xion! Dinda gak mau terus Xion celehin! Dinda gak mau!" Ucap Dinda dengan lantang.

"Pelecehan? Jadi selama ini Dinda nganggep Xion ngelecehin Dinda?"

"Kalau bukan pelecehan terus apa?"

Xion tersenyum.

"Din, maaf Xion gak bisa berhenti sekarang, ah, Dinda udah bikin Xion marah lagi. Maaf ya karena Xion gak akan berhenti sampai Xion puas, meskipun itu harus sampe bikin Dinda pingsan"

Xion langsung melumat kasar bibir Dinda, tangannya aktif meremas payudara, memilin puting susu milik Dinda, lalu ia merobek celana dalam milik Dinda, memasukkan dua jari sekaligus, dan menggerakkannya dari tempo pelan hingga cepat.

"Xion akhhh Xionsshh pleaseee stophhh"

Xion tersenyum kemenangan saat cairan kenikmatan Dinda membasahi tangannya.

***

Dinda terbangun dari tidurnya dan langsung mendapati dada bidang milik Xion, ia mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah Xion.

Dinda senang menatap Xion yang sedang tertidur, karena baginya Xion yang tertidur adalah sosok yang paling menggemaskan.

Berbeda hal ketika Xion sudah membuka matanya, sosok menggemaskan itu pun seakan lenyap begitu saja, digantikan oleh sosok paling menyeramkan sejagat raya.

Dinda menatap bajunya yang sudah tergeletak di lantai.
Lagi dan lagi Xion melakukan hal itu, bahkan kini lebih parah, ia tidak ingat berapa kali atau berapa lama Xion melakukan itu, karena yang ia ingat ia jatuh di dekapan Xion saat melakukan itu.

Dinda merasakan dekapan yang mengerat dari Xion.

"Dinda"

Dinda menoleh kearah Xion, ini pertama kalinya ia melihat Xion mengigau.

"Din, Xion takut"



















TBC...
Maaf kalau gak ngefeel sama sekali :(

Jangan lupa di vote, komen, dan share 💜

Discuss yuk kira-kira Xion kenapa bilang begitu? Atau itu hanya kamuflase? Tulis di komen ya💜

Ada yang mau di sampaikan untuk
Xion?
Dinda?
Atau aku?

Boleh tulis di komen aja ya😊💜

See you in the next part 💜💜

Daydip,
2021.

The Obsessed [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang