Chapter 1

3.5K 396 13
                                    

'Let's pretend baby, that you've just met me.
And I've never seen you before.'

Hembusan angin menerpa wajah cantik gadis bermanik (e/c) itu, netranya memandang ke arah teman-temannya yang tengah berlatih di halaman markas pelatihan militer. Setelah tragedi Titan Kolosal lima tahun lalu, gadis itu memutuskan untuk mengikuti pelatihan militer bersama ketiga sahabatnya, Eren, Mikasa, dan Armin. Dan hari ini sudah hampir tiga tahun mereka menjalani pelatihan militer, hanya tersisa satu minggu lagi hingga mereka lulus dari pelatihan.

"(Y/n), jangan hanya duduk-duduk seperti itu. Lebih baik kau berlatih hand to hand combat denganku," seru Eren pada gadis yang tengah duduk di bawah pohon. 

"Ah tidak mau, nanti Mikasa marah karena aku memukulmu." (Y/n) ingat saat dulu ia berlatih dengan Eren dan mengalahkan laki-laki bermanik emerald itu, kemudian Mikasa langsung menyerangnya, untung saja ia mampu menghadapi Mikasa dengan baik, bahkan ia bisa mengalahkan gadis bermarga Ackerman itu.

"Ayolah (Y/n)! Akan ku pastikan jika Mikasa tidak akan marah padamu." Eren terus membujuk gadis di hadapannya.

"Tidak mau Onii Chan!" Tawanya berderai lalu berlari meninggalkan Eren yang kesal karena dipanggil dengan sebutan itu.

"Hei aku sudah bilang jangan memanggilku dengan sebutan itu!" seru Eren yang tak dihiraukan oleh (Y/n).

Gadis bersurai (h/c) itu berlari menuju toilet, setelah selesai dengan urusannya ia segera kembali menuju ke lapangan, tapi tanpa sengaja ia menabrak seseorang hingga membuatnya terhuyung ke belakang. Gadis cantik itu mendongakkan kepalanya, menatap pria yang ditabraknya.

"M-maaf aku tidak sengaja."

"Kau?" Pria itu menatap (Y/n) dengan tatapan datarnya, tapi tersirat sedikit keterkejutan di wajahnya yang tampan.

"Eh ... maaf aku tidak sengaja, aku permisi dulu." (Y/n) membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan pria berpotongan model undercut itu.

(Y/n) kembali menghampiri teman-temannya, terlihat di sana Eren yang sedang tersungkur di tanah setelah melawan gadis bersurai pirang, bernama Annie.

"Eren, apa kau baik-baik saja? Aduh baru aku tinggal sebentar saja sudah seperti ini, untung Mikasa sedang tidak di sini." (Y/n) membantu Eren untuk duduk.

"Aku baik-baik saja, kau dari mana?"

"Dari toilet, oh iya tadi aku tidak sengaja menabrak orang ih mukanya sangat datar seperti tembok, dan dia juga pendek, yah sebenarnya aku lebih pendek si." Eren terkekeh mendengar penuturan (Y/n), tangannya terangkat lalu mencubit pipi gadis itu.

"Kau suka sekali mengejek orang lain."

"Aakh sakit baka!" (Y/n) mengembungkan pipinya.

"Ternyata kalian di sini, aku dan Mikasa mencari kalian dari tadi," ujar laki-laki bersurai pirang yang datang bersama seorang gadis bersyal merah.

"Eren, kenapa dengan pipimu itu?" tanya Mikasa.

"Tidak apa-apa," jawab Eren singkat.

"Ayo biar aku obati." Mikasa menarik tangan Eren dan membawanya ke ruang kesehatan.

"Hei sudah ku bilang aku baik-baik saja! Berhenti memperlakukanku seperti anak kecil!" Eren meronta, tapi tidak mudah melepaskan diri dari genggaman seorang Ackerman. Sementara Armin dan (Y/n) hanya memandang mereka tanpa berniat untuk ikut campur.

"(Y/n), ayo berlatih denganku," ajak gadis yang tadi membuat Eren tersungkur lemah di tanah.

"Wah Annie, tumben kau mengajakku berlatih bersama. Kalau begitu baiklah, daripada aku bosan di sini." (Y/n).

My Dearest Cadet (Levi x Reader)Where stories live. Discover now