Chapter 22

1.6K 211 14
                                    

'When you left I lost a part of me. It's still so hard to believe. Come back baby please cause we belong together.'

*Don't forget to vote and comment♡

"Dengar Levi, selain sebagai komandan aku juga temanmu, jika kau terus-terusan menyesali apa yang sudah terjadi itu akan membuatmu lemah. Aku harap kau bisa menerimanya, itu akan lebih baik untuk dirimu. Terlebih besok kau sudah harus pergi ke hutan bersama dengan Eren dan teman-temannya," ujar Erwin menasihati Levi setelah pria bersurai hitam itu menceritakan kejadian yang terjadi saat malam di mana (Y/n) pergi.

"Erwin benar, kalau memang kalian berjodoh, (Y/n) pasti akan kembali padamu, Levi," timpal Hange.

'Dia akan kembali, (Y/n) harus kembali,' batin Levi

Levi menghela napasnya, sekuat apapun ia mencoba, penyesalan terus saja menghantuinya. "Kami akan berangkat malam ini juga, tidak perlu menunggu besok."

"Heh? Kau yakin?" Hange mendekatkan wajahnya pada Levi, mencoba untuk mencari raut keraguan di balik wajah datarnya.

"Tch, menjauhlah dariku wanita gila!" Levi mendorong wajah Hange dengan kasar, seperti biasanya.

"Saat seperti ini saja kau masih bersikap jahat padaku, tapi itu berarti kau sudah lebih baik." Entah Levi memang sudah merasa lebih baik atau karena pria itu pandai menyembunyikan perasaannya.

"Baiklah jika memang kau ingin berangkat malam ini, anggota regumu yang lain akan berjaga di markas. Jika kau membutuhkan bantuan, aku akan mengirim mereka."

Levi mengangguk setuju dengan perkataan Erwin, lalu berpamitan untuk pergi dari ruangan itu.

"Erwin, apa dia akan baik-baik saja?" tanya Hange saat Levi sudah meninggalkan ruangan Erwin.

"Aku harap begitu, aku tidak pernah melihatnya seperti ini."

"Kau benar, maklum sih aku saja sangat merindukan (Y/n) apa lagi Levi. Ah gadis manis itu, semoga dia baik-baik saja."

***

(Y/n) tengah menikmati segelas susu sambil duduk di taman belakang rumahnya bersama dengan Zeke. Semenjak berada di Marley, Zeke adalah satu-satunya teman yang selalu bersamanya. Meskipun (Y/n) tidak terlalu menyukai Zeke, tapi setidaknya kehadiran laki-laki berkacamata itu membuatnya tidak kesepian.

"Kau tidak bosan setiap hari meminum itu?" tanya Zeke.

"Kau tidak bosan setiap hari bernapas?"

"Bagaimana bisa kau menanyakan hal seperti itu? Tentu saja tidak! Jangan samakan hidupku dengan minuman." geram Zeke. Laki-laki itu terkadang tidak percaya jika (Y/n) adalah gadis berdarah bangsawan karena perkataan dan sikapnya yang terkadang nyeleneh.

"Besok aku akan pergi ke Paradise untuk menyelamatkan Annie," ujar (Y/n) tanpa menatap ke arah Zeke.

"Kenapa? Kita bisa membawanya kembali ke Marley saat kita menjalankan rencana perdamaian dengan Paradise." Zeke menatap bingung pada gadis cantik di sampingnya.

"Terlalu lama, kasihan Annie harus terkurung di dalam kristal itu. Lagipula aku kangen keadaan di sana, walaupun nanti aku akan mengendap-endap seperti pencuri tapi tetap saja setidaknya aku bisa melihat teman-temanku di sana," terang (Y/n).

Zeke mengerutkan keningnya. "Kau merindukan mereka?"

"Aduh, tentu saja. Kau pikir selama berada di sini bersama orang membosankan sepertimu, aku tidak merindukan teman-temanku?" Lagi-lagi perkataan (Y/n) membuat Zeke harus menambah tingkat kesabarannya.

My Dearest Cadet (Levi x Reader)Where stories live. Discover now