Chapter 4

2.2K 287 9
                                    

'I know that I'm not that important to you, but to me, girl, you're so much more than gorgeous.'

*Don't forget to vote and comments♡

Hari ini adalah hari di mana ekspedisi luar dinding berlangsung. (Y/n) bangun lebih pagi dari biasanya, berbeda dari prajurit lainnya yang akan merasa cemas saat ekspedisi pertama mereka, (Y/n) justru merasa antusias. Gadis itu tidak sabar untuk membunuh titan dan membalaskan dendamnya atas kematian Carla, yang tidak lain adalah Ibu Eren.

"Oi! Kau sudah memeriksa ODM Gear-mu, belum? Jangan sampai kau mati hanya karena kau tidak memeriksanya dengan benar," tanya Levi yang berada di samping (Y/n).

"Sudah, Kapten," jawab (Y/n) yang hanya di balas decihan khas Levi.

(Y/n) dan seluruh pasukan pengintai sudah berbaris rapih di depan gerbang Tembok Maria, tinggal beberapa menit lagi menuju keberangkatan mereka.

"(Y/N)!!" seruan itu membuat gadis bersurai (h/c) mengedarkan pandangannya, hingga netranya bertemu dengan manik emerald Eren yang tengah berdiri di tepi jalan bersama teman-temannya yang lain.

"EREN!!" (Y/n) turun dari kudanya untuk menghampiri sahabatnya itu.

"Oi oi oi! Mau ke mana kau?"

(Y/n) menghiraukan pertanyaan Levi, gadis itu berlari menuju ke arah Eren dan menghambur ke pelukannya.

"Huh sial, padahal baru satu minggu tapi aku sudah kangen kalian," desis (Y/n) pada teman-temannya setelah melepaskan diri dari rengkuhan Eren.

"Kami juga, pelatihan jadi sepi karena kau tidak ada," balas Eren.

"Mereka tidak berbuat buruk padamu 'kan?" tanya Mikasa. Gadis bersurai hitam itu sebenarnya memang perhatian pada (Y/n), tapi tentu saja tidak sebesar perhatiannya pada Eren.

"Tidak kok, mereka semua baik," jawabnya sambil tersenyum.

"Dengar (Y/n) kau harus kembali dengan selamat, agar kita bisa bersama lagi nanti, janji?"

"Aku sih tidak bisa berjanji untuk itu, tapi aku akan berusaha semampuku agar kembali dengan selamat."

"Baguslah, aku akan menunggumu di sini," ucap Eren sembari mengusap surai halus (Y/n) lalu mengecup keningnya singkat.

"Oi! Brat! Kembali ke sini! Kau mau kami tinggal, huh?"

"Ish dasar orang tua, ya sudah teman-teman aku pergi dulu ya, sampai jumpa."

(Y/n) kembali ke kudanya yang berada tepat di sebelah sang kapten.

"Apa-apaan tadi itu?" tanya Levi dengan raut wajah yang berbeda dari biasanya.

"Apanya? Aku tidak mengerti maksudmu, Kapten."

Percakapan mereka hanya sampai di situ, selain karena Levi yang enggan menanggapi lagi juga karena gerbang yang juga telah dibuka.

Setelah seruan lantang dari Erwin, pasukan siap mati itu memulai ekspedisi mereka. Baru sekitar satu kilo meter dari tembok, puluhan titan sudah menghampiri mereka.

"Gunther, Petra kalian urus yang di sebelah kanan! Eld, Oulo, kalian urus yang sebelah kiri!" perintah Levi.

"Baik, Kapten!" jawab ke empatnya serempak.

"Lalu, bagaimana denganku Kapten?" tanya (Y/n).

"Kau tetap berada di dekatku!"

"Apa? Kapten, kenapa kau selalu memerintahku untuk berada di dekatmu? Aku mungkin memang baru di sini, tapi aku tidak butuh untuk selalu di jaga! Aku tidak peduli dengan hukuman yang akan kau berikan, kali ini aku tidak mau menuruti perintahmu itu!" Tanpa menunggu balasan dari Levi, (Y/n) melajukan kudanya dengan cepat ke arah datangnya para titan.

My Dearest Cadet (Levi x Reader)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora