Chapter 16

1.5K 187 15
                                    

'I don’t wanna lose you, but it’s so hard when you don’t care anymore.'

*Don't forget to vote and comment♡

"(Y/n), kau baik-baik saja?" tanya Eren. Saat ini mereka berdua tengah berjalan menuju ke ruang makan.

'Bodoh, kenapa aku bertanya seperti itu? Jelas-jelas dia tidak baik-baik saja,' batin Eren.

Sejak bertemu dengan Levi, (Y/n) terlihat murung dan tidak banyak bicara. "Aku baik-baik saja kok, hanya masih sedikit lemas saja, jadi malas bicara," jawab (Y/n) sambil tersenyum lemah.

Keheningan menyelimuti mereka beberapa saat hingga tanpa disadari keduanya sudah sampai di ruang makan.

"Eren! (Y/n)!" seru Armin yang sudah duduk di salah satu meja bersama teman-temannya.

"Kau duduk dulu, biar aku yang ambilkan makanan untukmu," ujar Eren sambil mengusap puncak kepala (Y/n).

"Bagaimana? Sudah lebih baik?" tanya Mikasa saat (Y/n) mendudukan diri di sampingnya.

"Iya, jauh lebih baik."

"(Y/n) kau terlihat sedih, ada apa?" Armin menatap manik (e/c) gadis itu.

"T-tidak ada apa-apa, aku juga tidak sedih kok," jawab (Y/n) sambil tersenyum, tapi teman-temannya tau jika ia menyembunyikan sesuatu.

Setelah Eren datang sambil membawa makanannya dan juga (Y/n), mereka mulai makan siang sambil mengobrol seperti biasa.

"Eren, setelah ini kau pergi latihan saja. Aku sudah lebih baik, jadi kau tidak perlu menemaniku lagi," ujar (Y/n) di tengah obrolan mereka.

"Tidak-tidak, aku akan tetap menjagamu," tolak Eren.

"Eren, aku akan baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir, ya? Lebih baik kau berlatih bersama yang lainnya." (Y/n) bersikukuh agar Eren pergi berlatih hingga akhirnya Eren mengalah.

"Kalau begitu aku duluan ya teman-teman, sampai jumpa nanti!" Gadis itu berjalan pelan meninggalkan ruang makan.

Saat sampai di depan kamar, tiba-tiba saja pintu yang terletak di samping kamarnya terbuka. Levi, dengan seragam pasukan pengintai keluar dari kamarnya dengan wajah yang tak kalah murung dari (Y/n).

"Levi! A-aku ingin bicara sebentar." (Y/n) menggenggam pergelangan tangan kanan pria bersurai hitam itu.

"Tch, aku tidak ada waktu. Dan ingat satu hal Kadet, aku ini kaptenmu jadi bersikaplah sopan, jangan memanggil namaku seperti itu!"

"T-tapi Le- Kapten .... " Levi memejamkan matanya sejenak, lalu menarik kasar tangannya yang berada di genggaman (Y/n), kemudian meninggalkan gadis itu tanpa sepatah katapun.

"Dia kenapa si? Apa aku melakukan kesalahan?" gumam (Y/n).

Gadis itu memasuki kamarnya, lalu mendudukan diri di kursi yang ada di sudut kamarnya. "Aku hanya ingin memberitahunya jika aku sudah mengingat semuanya."

Hingga menjelang makan malam (Y/n) terus memikirkan kesalahan apa yang sudah ia perbuat pada Levi.

"Dia bahkan menjauhiku, lalu bagaimana caranya aku memberitahunya kalau aku sudah ingat?" (Y/n) mengetuk-ngetukan telunjuknya pada meja.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka menampakkan tiga orang temannya, Sasha, Mikasa, dan Historia yang baru saja selesai berlatih.

"Hai (Y/n)!!"

"Hey ada apa?"

"Kami hanya mau mengatakan kalau nanti malam kami akan tidur di kamarmu, boleh 'kan?" tanya Historia.

My Dearest Cadet (Levi x Reader)Where stories live. Discover now