Chapter 14

1.4K 188 7
                                    

'I’m never gonna get too close to you
Even when I mean the most to you
In case you go and leave me in the dirt.'

*Don't forget to vote and comment♡

(Y/n)'s Memories part 3 (last part).

"Ayah, ibu ke mana? Kenapa aku tidak melihatnya semenjak kembali dari tempat Levi? Dan kenapa kita harus tinggal di rumah Paman Grisha?" tanya (Y/n) bertubi-tubi. Memang semenjak kembali dari Distrik Bawah Tanah mereka berdua tinggal bersama dengan keluarga Yeager.

"Ibu sedang pergi mengurus suatu kepentingan, kau akan segera bertemu dengannya. Sekarang kau pergi bermain dengan Eren dan Mikasa, ayah ada urusan dengan Paman Grisha."

"Baiklah, sampai jumpa nanti Ayah!" (Y/n) kecil berlari ke arah Eren dan Mikasa yang sudah menunggunya untuk pergi ke rumah Armin.

Setelah seharian bermain, mereka kembali untuk makan malam bersama.

"Carla, aku dan Zeckler akan pergi untuk mengurus suatu bisnis," ujar Grisha pada istrinya.

"Baiklah, kalian berdua berhati-hatilah."

"Tidak hanya berdua, (Y/n) akan ikut bersama kami," timpal Zeckler.

"(Y/n) ikut? Kalau begitu bolehkah kalau aku juga ikut, Ayah?" Eren yang mendengar jika sahabatnya akan ikut pun meminta untuk ikut.

"Tidak Eren."

"Tapi-"

"Kau dengar Eren, ayahmu tidak mengijinkan, lebih baik kau menurutinya." Mikasa ikut membuka suara.

"Mikasa benar, kau jangan keras kepala atau ibu akan menghukummu," ancam Carla. Eren akhirnya mengalah dan berhenti memaksa untuk ikut.

"Kami akan pergi sekarang, sampai jumpa."

Mereka bertiga meninggalkan kediaman Yeager, berjalan beriringan melalui lorong-lorong gelap yang terasa asing bagi (Y/n).

"Ayah, kita mau ke mana?"

"Kau tidak perlu tahu, sayang. Belum waktunya untukmu tahu," jawab Zeckler.

Ternyata lorong itu adalah jalan rahasia menuju ke luar dinding, saat sudah cukup jauh dari dinding terluar, tiba-tiba saja Grisha berubah menjadi titan lalu meraih tubuh (Y/n) dan ayahnya kemudian meletakan mereka di pundaknya.

Berbeda dengan (Y/n) yang terkejut dan ketakutan, Zeckler terlihat biasa saja seolah olah itu bukanlah hal yang aneh baginya.

"A-ayah ... Paman Grisha? Titan?" Tubuh mungil (Y/n) gemetar ketakutan.

"Tenanglah (Y/n), kita akan baik-baik saja." Zeckler mengusap surai (Y/n) mencoba untuk menenangkan putri semata wayangnya.

'Paman Grisha adalah titan? Bagaimana mungkin?' batin (Y/n).

Setelah menempuh perjalanan yang sangat jauh, mereka sampai di tepi hamparan air yang begitu luas. Sebelum berubah kembali menjadi manusia, Grisha terlebih dahulu menurunkan Zeckler dan (Y/n).

"Ayah, kenapa kita kemari? Apa kita akan membantu korban bencana banjir?" tanya (Y/n) polos, maklum saja gadis itu memang belum pernah melihat lautan, sama seperti penduduk di dalam dinding lainnya.

"Sayang, itu namanya laut, bukan banjir."

Zeckler menuntun (Y/n) menuju sebuah kapal yang terletak tak jauh dari tempat mereka berdiri.

"(Y/n), ayah harus pergi sekarang. Kau akan tinggal bersama Paman Grisha dan keluarganya. Tapi sebelum itu, kau harus meminum serum ini." Zeckler mengeluarkan sebuah botol kecil berisi cairan bening seperti air minum biasa.

My Dearest Cadet (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang