Chapter 7

2.1K 276 52
                                    

'I give my hand to you with all my heart.
I can't wait to live my life with you, I can't wait to start.'

*Don't forget to vote and comment:)

Suasana terasa begitu menegangkan, teriakan dari para anggota Regu Levi bersautan kompak menyalahkan Eren saat tangan kanannya tiba-tiba berubah menjadi tangan titan. (Y/n) yang sempat terpental karena ledakan yang ditimbulkan oleh Eren, langsung berlari melindungi sahabatnya itu.

"Apa-apaan ini Eren?! Kenapa kau berubah tanpa ijin?!" seru Eld.

"Kapten! Kau terlalu dekat!" seru Petra.

"Kau ingin membunuh kami?"

"(Y/n) menjauhlah darinya!"

"Tidak! Aku tidak akan membiarkan kalian melukai Eren!" seru (Y/n) keras kepala.

"Atau jangan-jangan kau juga sama seperti dia iya 'kan gadis manja? Dari awal aku memang sudah curiga padamu!" tuduh Petra.

"Tch, jaga ucapanmu itu Petra!" gertak Levi.

"W-woah Eren!! Bolehkah aku memegangnya?" pekik Hange, histeris.

"Astaga! Sangat panas! Panas!"

Sementara Hange yang sibuk ber-fangirling Levi menghampiri (Y/n). "Ayo ikut aku," pinta Levi pada gadis bermanik (e/c) itu.

"Kemana?"

"Kembali ke kastil, luka di kepalamu itu harus diobati." Saking paniknya (Y/n) bahkan tidak menyadari keningnya yang terluka karena terbentur tanah tadi.

"Eh? Berdarah, ya?"

"Tch, kau ini. Kemari!" Levi merentangkan tangannya mencoba untuk membopong (Y/n).

"Loh? Loh? Kau mau apa? Jangan aneh-aneh dong, banyak orang tau! Nanti Hange-San mengataiku!"

Levi memutar badannya menatap ke arah anggota regunya dan juga Hange, lalu mengembuskan napasnya kasar. "Oi mata empat! Aku akan kembali ke kastil untuk mengobati (Y/n), kau urus ini semua!"

Levi berjalan sambil menggandeng tangan (Y/n) hingga ke dalam ruang kerjanya sekaligus kamar tidurnya.

"Duduk di sini, aku akan mengambil kotak obat dulu."

(Y/n) mengamati sekitarnya, ruangan pribadi Levi bisa dibilang sebagai tempat terbersih yang pernah ia lihat. Berbeda jauh dengan kamar tidurnya yang sangat berantakan.

"Kau lihat apa?"

"Kamarmu bersih sekali, mungkin karena wajahmu yang seram itu debu saja takut untuk menempel di tempat ini," gurau (Y/n).

"Memangnya aku seseram itu, hm?" Levi mendekatkan wajahnya pada wajah (Y/n), menelusuri wajah cantiknya mulai dari mata, hidung, lalu ke bibir ranumnya.

"Ish k-kau terlalu dekat! Memangnya kau tidak malu apa dekat-dekat seperti ini? A-aku malu sekali tau!" Perkataan (Y/n) membuat tawa Levi berderai.

"Kenapa harus malu? Kau 'kan kekasihku."

"Hah?! A-apa? Sejak kapan? Kau bahkan tidak pernah bilang kalau kau mencintaiku tuh," ketus (Y/n) sambil menggembungkan pipinya. Sebenarnya gadis itu merasa gugup karena pernyataan Levi.

"Tch bocah bodoh, setelah malam itu apa kau pikir aku tidak mencintaimu? Mana mungkin aku melakukannya pada orang yang tidak aku cintai." Levi mencubit pipi (Y/n), gemas.

"Aduh sakit tau! Uhm aku kira kau menyukai Petra."

"Kenapa kau berpikir begitu?"

"Habisnya kalian itu sering terlihat bersama, awalnya juga aku pikir kalau kalian sepasang kekasih."

My Dearest Cadet (Levi x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang