Chapter 19

1.6K 213 45
                                    

'Say something, I'm giving up on you
I'm sorry that I couldn't get to you.'

*Don't forget to vote and comment♡

"Hana! Kau di mana?" seru Zeckler pada istrinya yang sedang sibuk di dapur.

"Di dapur, ada apa?"

"Di mana putri tercintaku?" tanya pria paruh baya berbadan tegap itu.

"Mungkin dia masih di Paradise, Zeke belum juga kembali. Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu? Kau 'kan sudah tau," jawab Hana masih sibuk dengan masakan yang sedang dibuatnya untuk sarapan.

"Ada batu di dalam cangkir kopiku, siapa lagi yang akan melakukan hal itu kecuali (Y/n)?"

"Aku tau kau merindukan (Y/n), aku juga begitu, tapi jangan sampai menghayal seperti itu."

Mendengar percakapan sepasang suami istri itu membuat gadis cantik yang sedang bersembunyi di belakang lemari itu terkekeh pelan.

"Kenapa kau melakukannya?" bisik Zeke yang juga sedang bersembunyi bersama (Y/n).

"Diam monyet, aku masih kesal padamu. Karena dirimu kudaku jadi kabur kemarin," ketus (Y/n).

"Bagaimana bisa karena diriku?

"Jelas karena dia takut pada monyet sepertimu."

Meskipun merasa kesal karena perkataan (Y/n), Zeke hanya bisa diam saja sambil menghela napas.

"Oi siapa di sana?!" Zeckler yang mendengar suara dari belakangnya langsung mendekat ke arah lemari. Pria itu terkejut saat melihat putri semata wayangnya sedang berusaha menyembunyikan wajahnya di balik jubah yang dipakai Zeke.

"(Y/N)! Ayah tau itu kau sayang! Kemarilah!" Zeckler mengangkat tubuh putrinya dan memeluknya erat sambil tersenyum lebar.

"(Y/n)?!" Hana ikut memeluk putrinya yang masih dalam dekapan erat suaminya.

"A-aku ti-dak b-isa b-ernapas!"

Zeke yang sedari tadi berdiri di samping ketiga orang itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia sedikit heran dengan Zeckler yang biasanya bersikap tegas kini terlihat begitu manis pada putrinya.

'Keluarga bangsawan yang aneh,' batin Zeke sambil tersenyum simpul.

***

Levi bersama anggota regunya dan teman-teman (Y/n) sudah memulai perjalanan mereka mencari (Y/n).

"Kenapa kita harus mencarinya? Jelas-jelas dia pergi karena kemauannya sendiri, itu berarti dia tidak ingin berada di sini," keluh Petra.

Mikasa yang mendengar ucapan Petra langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan tajam. "Kami tidak akan bersusah payah mencari jika yang pergi adalah dirimu. Bahkan aku dengan senang hati akan mengantarmu jika kau mau pergi dari Pasukan Pengintai."

Perkataan Mikasa membuat Connie dan Sasha tidak bisa menahan tawa mereka, sementara Petra mengepalkan tangannya menahan kesal.

"Kita berpencar, kalian pergilah ke selatan, aku akan pergi ke barat," ujar Levi.

"Kapten, menurutku akan lebih baik jika kau tidak sendirian. Aku bisa pergi bersamamu," usul Petra.

"Tch, apakah aku meminta pendapatmu?" Levi menatap datar pada Petra, lalu melajukan kudanya seorang diri ke arah barat meninggalkan para bawahannya.

My Dearest Cadet (Levi x Reader)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz