Chapter 13

1.4K 196 5
                                    

'Baby, we don’t stand a chance, it’s sad but it’s true. I’m way too good at goodbyes.'

*Don't forget to vote and comment♡

(Y/n)'s Memories part 2

Beberapa bulan berlalu, hubungan (Y/n) dengan ketiga 'bandit' itu semakin dekat, terutama dengan Levi. Semenjak kehadiran (Y/n), Levi menjadi lebih sering tersenyum bahkan laki-laki yang terkenal kasar dan dingin itu bisa sampai tertawa jika bersama dengan (Y/n).

"Levi! Ijinkan aku ikut! Ya?" Saat ini (Y/n) tengah bersikeras agar Levi mengijinkan ikut mereka bekerja.

"Tidak, kau tunggu saja di rumah. Kami hanya sebentar," ujar Levi.

Setelah perdebatan panjang, (Y/n) akhirnya menyerah. Gadis kecil itu hanya mengantar mereka sampai ke depan pintu seperti biasanya.

"Huh mereka lupa kalau hari ini aku ulang tahun? Menyebalkan!" (Y/n) membaringkan tubuhnya di sofa, menatap langit-langit rumah yang begitu bersih.

"Ibu ... Apa benar, kalau Ibu tidak akan menjemputku?" Meskipun merasa bahagia tinggal bersama Levi dan kedua sahabatnya, (Y/n) tetap ingin kembali ke rumahnya.

Karena terlalu lama menunggu, (Y/n) pun merasa kantuk dan berakhir tertidur di sofa tua itu.

Setelah satu jam, Levi kembali terlebih dahulu tanpa Farlan dan Isabelle. "(Y/n), bangun!" Levi mengguncang pelan tubuh mungil (Y/n).

"L-levi? Kau sudah pulang?" tanya (Y/n) sambil mengusap kedua matanya.

"Bodoh, kalau aku ada di sini berarti aku memang sudah pulang, tidak perlu bertanya."

"Kau itu tidak tahu yang namanya basa basi ya, Paman?" (Y/n) mengubah posisinya menjadi duduk, bersebelahan dengan Levi.

Mendengar (Y/n) kembali memanggilnya dengan sebutan itu, Levi langsung mengeluarkan tatapan tajamnya.

"Hey! Jangan melihatku seperti itu, aduh! Untung aku sudah besar, kalau aku masih bayi pasti sudah terkena sawan karena tatapanmu itu!" kesal (Y/n) sambil mengerucutkan bibirnya membuat Levi terkekeh pelan.

"Tch, aku punya sesuatu untukmu." Levi mengeluarkan dua buah gelang dari sakunya, lalu memasangkan salah satunya pada tangan kiri (Y/n) dan memasang yang lainnya pada pergelangannya sendiri. "Selamat ulang tahun, (Y/n)." Laki-laki itu mengecup singkat puncak kepala (Y/n).

"Wah! Terimakasih! Ini sangat bagus! Dan kau juga punya yang sama? Keren! Aku kira kau lupa." (Y/n) mendudukan dirinya di pangkuan Levi, lalu memeluknya.

"Bagaimana bisa aku lupa, kalau kau selalu mengingatkannya, bocah?"

"Tidak tuh, aku hanya pernah bilang beberapa kali." (Y/n) masih berada di pangkuan Levi, sudah menjadi kebiasaannya seperti itu bahkan sempat beberapa kali ia sampai tertidur di pangkuan Levi.

"Levi, kalau aku sudah dewasa nanti kau mau tidak menikah denganku?" tanya (Y/n) tiba-tiba.

"A-apa?! K-kenapa?"

'Sialan, (Y/n) hanya gadis kecil kenapa aku gugup seperti ini?' batin Levi.

"Karena ayahku pernah bilang kalau aku harus menikah dengan pria yang membuatku bahagia, dan aku bahagia denganmu!" jawab (Y/n) berseri-seri.

My Dearest Cadet (Levi x Reader)Onde histórias criam vida. Descubra agora