Chapter 17

1.5K 202 22
                                    

'I wish, that I had missed the first time that we kissed
Cause you broke all your promises.'

*Don't forget to vote and comment♡

Sudah menjadi kebiasaan bagi Levi untuk meminum segelas teh hitam kesukaannya saat tengah malam, terlebih karena hal-hal yang ia lakukan hari ini sebenarnya tidak hanya melukai gadisnya, tapi juga melukai perasaannya.

Levi meninggalkan ruangan pribadinya menuju ke dapur. Pemandangan pertama saat pria itu sampai di dapur, membuatnya begitu terkejut. Gadisnya tengah memukul Petra hingga wanita itu tersungkur ke lantai.

"(Y/N)!! HENTIKAN!" Teriakan Levi, membuat kedua perempuan di depannya terkejut.

"L-levi?"

"Apa yang kau lakukan (Y/n)?! Kenapa kau memukul Petra?!" Levi benar-benar tidak habis pikir kenapa (Y/n) melakukannya, karena ia tahu gadis seperti (Y/n) tidak akan pernah melukai orang lain.

"Kenapa? Kau tanyakan saja pada perempuan itu!"

"K-kapten, aku tidak melakukan apapun. Saat aku datang kemari (Y/n) langsung berkata jika aku harus menjauhimu dan memukulku seperti yang kau lihat tadi," lirih Petra sambil memegangi sudut bibirnya yang berdarah.

"Apa itu benar (Y/n)?! Kau keterlaluan (Y/n)!" Levi menatap tajam pada (Y/n).

"Kau percaya pada perempuan sialan ini?! Bukan aku yang keterlaluan tapi kalian berdua! Sepuluh hari aku terbaring lemah di ruang kesehatan tapi kau tidak pernah sekalipun datang menjengukku! Saat aku sudah sembuh pun kau bahkan tidak menanyakan keadaanku dan justru mengabaikanku?! Sekarang kau berteriak padaku hanya karena kebohongan yang diucapkan perempuan ini?!" (Y/n) meluapkan semua emosinya.

"(Y/n) cukup!"

"Apa?! Aku mengatakan fakta! Selama ini aku salah mempercayai ucapan manismu yang sebenarnya sama busuknya dengan perempuan sialan itu! Kau-" Ocehan (Y/n) terhenti saat telapak tangan Levi mendarat di pipi mulusnya, meninggalkan rasa panas dan perih yang luar biasa.

"(Y-y/n) ...." Levi menatap telapak tangannya seolah tak percaya pada apa yang baru saja ia lakukan.

"Kau, kau jahat Levi! Aku membencimu!" (Y/n) berlari meninggalkan dapur dengan deraian air mata yang terus membasahi pipinya.

Dengan sekuat tenaga (Y/n) berlari menuju ke kandang kuda, memacu kudanya menuju ke hutan di selatan Dinding Shina. Gadis itu sudah mengambil keputusannya, dia akan pergi, kembali pada ayah dan ibunya.

Saat sampai di hutan itu, (Y/n) bisa melihat sosok pria yang sudah menunggunya sejak sepuluh hari terakhir.

"Akhirnya kau datang juga, aku sempat khawatir jika kau tidak akan datang. Karena kau datang, itu tandanya kau sudah mengingat semuanya, bukan? Ah tunggu, kenapa kau menangis dan ada apa dengan pipimu itu?" tanya pria tadi.

"Tidak perlu pedulikan itu, ayo kita pergi Zeke," ujar (Y/n) dingin.

Flashback (Distrik Ehrmich sebelum tragedi pengakuan Reiner)

"(Y/n) kau sedang melihat apa?" tanya Armin yang melihat (Y/n) fokus memperhatikan sesuatu.

"A-ah bukan apa-apa kok," jawab (Y/n) sambil tersenyum canggung.

Sedari tadi, (Y/n) melihat seseorang memakai jubah yang berdiri di tengah lorong yang cukup gelap. Karena penasaran, gadis itu diam-diam mencoba untuk mendekati orang berjubah itu. Untungnya tidak ada yang sempat melihatnya pergi.

"Hey! Siapa kau? Sedang apa kau di sini?" tanya (Y/n).

"Aku datang ke sini atas perintah dari Tuan Zeckler, dia memintaku untuk menjemputmu," ujar pria itu.

"T-tidak mungkin, ayahku sudah meninggal."

"Kau salah (Y/n), dia belum meninggal. Dia kembali ke kampung halamannya, di Marley," sanggah pria itu sambil membuka tudungnya. Pria itu memiliki rambut pirang dan memakai kacamata.

"Dari mana kau tau namaku? Marley? Tempat apa itu? Apa ayahku benar-benar masih hidup?"

"Aku tidak pernah berbohong (Y/n). Perkenalkan namaku Zeke, putra dari Dina Fritz yang merupakan kakak dari Ibumu, Hana Fritz." Pria itu mengulurkan tangannya, mengajak (Y/n) untuk bersalaman.

Saat tangannya menyentuh tangan Zeke, (Y/n) melihat sebuah kejadian mengerikan di mana seorang perempuan yang sangat mirip dengan dirinya tengah disiksa dengan sadis hingga meninggal, oleh tiga orang perempuan dan seorang pria paruh baya. Semuanya terjadi begitu cepat, entah karena apa kejadian yang dilihatnya tadi seperti membangunkan sesuatu dalam diri (Y/n).

"A-apa itu?" (Y/n) menatap Zeke dengan  ketakutan terlukis di wajahnya.

"Kau sudah melihatnya? Perempuan yang kau lihat itu adalah dirimu di kehidupan yang lalu, Tuan Putri. Akan sangat beresiko jika aku menjelaskan semuanya di sini, aku tau kau tidak akan percaya semudah itu padaku. Tapi, setelah kau mengingat semuanya dan percaya padaku, kau bisa menemuiku di hutan sebelah selatan Dinding Shina, setelah itu kita akan kembali ke Marley, menemui kedua orang tuamu."

"Kedua orang tuaku? I-ibuku juga ada di sana?"

"Iya ibumu ada di Marley, sekarang aku harus pergi. Ingat satu hal, jangan pernah memberitahukan hal ini pada orang lain. Sampai bertemu lagi (Y/n)." Zeke kembali menggunakan tudungnya lalu pergi meninggalkan (Y/n).

Dengan segera (Y/n) berusaha menetralkan kembali raut wajahnya, agar tidak ada orang yang curiga padanya, lalu kembali menuju ke tempat di mana teman-temannya berkumpul.

End Flashback

***

Levi telah kembali ke kamarnya. Merutuki kebodohan yang ia perbuat pada (Y/n), setengah dirinya bersikeras untuk berlari mengejar gadisnya dan meminta maaf, pria itu sama sekali tidak siap jika (Y/n) membencinya. Namun di sisi lain, ia mati-matian menahan dirinya. Semua ini demi kebaikan (Y/n), begitu pikirnya.

Pria itu menggeram frustasi sambil mengacak rambutnya. "Bodoh! Kenapa kau sampai menamparnya Levi?!" kesal Levi pada dirinya sendiri.

"Bagus sekali Levi, sekarang (Y/n) pasti sangat membencimu." Levi menyingkap lengan bajunya, menggenggam erat gelang yang sudah bertahun-tahun ia pakai, untuk kesekian kalinya pria itu mengumpati dirinya sendiri atas apa yang ia perbuatan pada (Y/n).

A/n : Thanks for reading, vote, and comment:)
Petra memang sangat tidak berakhlak di ff ini jaksjakw dahlah biarin aja┌(┌^o^)┐
Cya in the next chapter!!

A/n : Thanks for reading, vote, and comment:) Petra memang sangat tidak berakhlak di ff ini jaksjakw dahlah biarin aja┌(┌^o^)┐Cya in the next chapter!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Dearest Cadet (Levi x Reader)Where stories live. Discover now