#3

8.1K 743 22
                                    

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

.
.
.




From; Hyungie❤

Bersiap-siaplah, malam nanti aku akan menjemputmu. Kita makan malam bersama kedua orang tuaku.

.

Hanya satu pesan sederhana itu, namun Jungkook sudah luar biasa merasa bahagia. Ternyata tak sia-sia dirinya sempat merajuk parah pada Taehyung dua hari lalu, bahkan sampai keduanya terlibat pertengkaran cukup sengit karena akhirnya Jungkook mendapatkan apa yang dia inginkan sejak lama.

Mengenal kedua orang tua Taehyung. Karena jika dirinya sudah mengenal mereka, maka ansumsinya yang selalu mengatakan jika Kim muda tak pernah serius padanya akan terbantahkan. Buktinya, sekarang--- malam ini juga----- dirinya akan bertemu calon mertuanya.


Bagaimana dia harus bersikap di hadapan mereka nanti----- astaga, terlalu bahagia sampai membuatnya melupakan hal penting seperti saat ini. Kesan pertama!


Apa yang harus dia lakukan? Ya Tuhan---- Jungkook sama sekali tak memiliki pengalaman dalam hal ini. Mungkin Hana bisa membantunya---- atau dia harus memaksa sahabatnya untuk membantunya. Ini menyangkut hidup dan mati seorang Jeon Jungkook.



"Noona~ bisakah noona datang ke tempatku sekarang? Aku membutuhkan bantuanmu, ku mohon noona~" Jungkook bahkan nyaris menjerit ketika sambungan telpon tersebut telah terhubung.

Beruntungnya, Hana memiliki hati sebaik dan selembut ibu peri---- sama sekali tak mempermasalahkan ketidak sopanan Jungkook dan bahkan bersedia datang ke apartemennya hari itu juga untuk membantu sang adik yang katanya tengah membutuhkan bantuannya.




Jungkook pun memutuskan panggilannya setelah Hana menyuruhnya menunggu selama beberapa menit karena kebetulan dia tengah berada di luar bersama temannya. Dan Jungkook pun memutuskan untuk membereskan sedikit kekacauannya karena sejak tadi sibuk memilih pakaian untuk di kenakan saat hari terbaiknya.


Bertemu calon mertuanya!


Dirinya pun pergi ke dapur kecilnya untuk menyiapkan camilan dan minuman untuk Hana. Saat dirinya selesai menata camilan---- bel pintunya berbunyi pelan. Pasti Hana sudah datang dan dirinya berlari ke pintu untuk mempersilahkan Hana masuk.



"Kebetulan aku melewati restoran ayam, jadi aku membelinya untukmu." Ujarnya riang sembari menggoyangkan kardus berisi potongan ayam di hadapan Jungkook.

Pemuda manis jelas membulatkan kedua matanya takjub kemudian menyingkir sedikit agar Hana bisa masuk ke dalam. Namun saat jarak keduanya terlalu dekat----- Jungkook mengernyitkan kening kala mencium wangi parfum Hana.


Samar ia seperti mencium parfum tak asing di indera penciumannya. Maskulin namun lembut dalam satu waktu. Tapi Jungkook lupa siapa pemilik parfum yang nampak familiar untuknya itu.



"Noona ganti parfum ya? Wanginya entah mengapa tak asing untukku--- mengikatkanku pada seseorang yang bahkan aku sendiri lupa dia siapa." Celetuknya polos namun sama sekali tak menyadari kalau dampaknya sungguh luar biasa bagi Hana.



Wanita cantik tersebut seketika pucat pasi, persis seorang isteri ketika ketahuan selingkuh oleh suaminya sendiri. Bahkan keningnya sudah berkeringat dingin dan tubuhnya nampak gemetaran kecil. Tapi Jungkook yang terlalu sibuk memikirkan si pemilik parfum---- jelas tak menyadarinya sama sekali.




"Aku tak ganti parfum, mungkin parfum temanku tak sengaja menempel denganku saat tadi kami tak sengaja berdesak-desakan di eskalator tempat perbelanjaan. Wajar saja bukan jika temanku dan orang yang kau maksud memakai parfum sama persis, bisa saja selera mereka memang sama." Terang Hana secara logis, mencoba meyakinkan Jungkook agar mempercayai kata-katanya.



Merasa perkataan Hana memang masuk akal untuknya, Jungkook jelas tak memiliki pilihan lain untuk mengelaknya. Apalagi dirinya kembali ingat tujuannya kemari memanggil Hana untuk membantunya dalam mempersiapkan pertemuan pertamanya bersama calon mertuanya.



"Sepertinya sih begitu, sudah lupakan saja karena tak penting! Noona, aku membutuhkan bantuanmu, malam ini aku akan bertemu kedua orang tua Taehyungie hyung---- tapi aku tak tau harus melakukan apa saat bertemu mereka nanti. Tolong bantu aku, noona~"

.
.




Jungkook selalu ingat kali pertama mereka melakukan kencan. Awalnya kaku---- karena memang keduanya masih malu-malu dalam bersikap satu sama lain. Bahkan tangan Jungkook tak berhenti berkeringat dingin saat Taehyung menggenggamnya dan berkeliling area taman hiburan sepanjang waktu.



Senyuman malu-malu terukir begitu manis di belah bibir masing-masing. Siapapun jelas paham betapa mereka saling mencintai satu sama lain. Saling menjaga---- bahkan semua orang beranggapan keduanya akan langgeng sampai tua kelak.



Mereka takkan terpisahkan karena sudah di takdirkan menjadi satu.



Meski baru mengenal Taehyung kurang dari dua bulan lamanya, namun Jungkook tau jika perasaan pemuda tampan itu tulus padanya. Taehyung tak pernah main-main, itu yang dirinya selama ini percayai dari Kim muda.



"Hyungie tau, aku bahagia sekali hari ini. Bisa berjalan bersama hyungie sembari berpegangan tangan membuatku luar biasa bahagia. Aku merasa beruntung karena memiliki hyungie disisiku." Ujar Jungkook sembari tersenyum malu-malu.



Taehyung di sampingnya hanya mengulas senyuman lembut sembari memandang Jungkook penuh sayang.



"Seharusnya aku yang berkata demikian. Aku yang beruntung karena bisa mendapatkan hatimu secara utuh. Terima kasih banyak, kukis~"



.
.
~tbc~


Ig; jicho_world
Twt; chuujicho

Smeraldo [kth + jjk]✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें