#6

8K 711 60
                                    

Aku rindu ngelayarin kapal mbemkook😫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku rindu ngelayarin kapal mbemkook😫


.
.
.






Kehidupan mereka kembali normal. Maksudnya tak ada sesuatu spesial yang terjadi, bahkan tak ada peningkatan di antara mereka. Tetap bertahan disana. Hanya sebatas kekasih dan takkan pernah bisa lebih dari itu.





Jungkook sendiri mencoba tak begitu memperdulikannya. Dirinya hanya tak ingin menuntut Taehyung lebih banyak dari ini, apalagi mengingat pertemuan pertamanya dengan Ibu Taehyung dulu pun tak berjalan baik. Berakhir saling memberikan kesan buruk yang takkan pernah bisa dia lupakan begitu mudah.




Mungkin fokus Jungkook sekarang adalah mengambil hati calon Ibu mertuanya. Nyonya Kim bilang dia tak suka kue cokelat, nanti Jungkook akan mencoba membuat kue rasa stoberi atau buah-buahan lainnya yang Nyonya Kim sukai. Tentunya setelah menanyakan hal itu pada Taehyung.






"Bahkan chatt terakhirku dengannya satu bulan yang lalu saat hyungie mengabariku akan pergi urusan bisnis ke Italia. Apa jika aku menghubunginya, takkan apa-apa? Aku takut mengganggunya." Gumam Jungkook sembari memandang ponselnya sendu, tepatnya isi chatt nya bersama Taehyung.





Jika di tilik lebih dalam memang tak ada yang spesial, selain hanya basa-basi semata dan Taehyung yang mengabarinya pergi untuk urusan bisnis di luar negeri atau luar kota. Monoton memang.





Dan akhirnya, Jungkook memutuskan untuk mengirim pesan pada Hana saja. Sekedar menanyakan keadaan sang sahabat.






From; Jung Hana♡

Maaf Kook, aku tak sedang berada di luar. Kebetulan aku ada urusan bisnis di Jeju, kabarku baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Setelah urusanku selesai, kita pergi jalan-jalan bersama, kay? See you, Kook♡♡









Tatapan Jungkook berubah dalam sekejap mata, begitu kosong dan hampa.






"Semakin aku menyangkal, semakin kuat pula dugaanku jika memang ada sesuatu yang terjadi di antara kalian. Jika iya, tolong hentikan semuanya sebelum kalian semakin menghancurkan hati banyak orang. Aku jelas tak mau sampai kehilangan dua orang paling berarti dalam hidupku. Tuhan, ku mohon~ bukakan pintu hati mereka berdua jika memang mereka tengah menyakitiku."



.







Jauh di lain tempat dimana Jungkook berada, sepasang muda-mudi nampak tengah menikmati suasana romantis di atas kapal pesiar mewah. Namun ada yang aneh; tatapan si wanita nampak begitu kosong padahal beberapa saat sebelumnya dia terlihat luar biasa bahagia.






Hal ini jelas membuat kekasihnya mengernyitkan kening heran. Pasalnya, ekspresinya berubah setelah memainkan ponselnya. Apa yang terjadi?





"Sesuatu terjadi, sayang?" Tanyanya lembut, bahkan mengelus surai sang kekasih penuh sayang. Tatapan matanya pun terlihat begitu khawatir saat menemukan sang pujaan hati memasang wajah kosong seperti sekarang.





Sang wanita menghembuskan nafas pelan, tanpa menatap lawan bicaranya dia mulai bergumam pelan.




"Jungkook mengirimiku pesan bertanya aku sedang ada dimana, dia ingin mengajakku pergi ke luar. Oppa---- aku merasa tak enak sekali padanya. Aku jahat sekali disini, aku jelas merebutmu darinya dan bahkan restu Ibumu yang seharusnya miliknya pun sudah aku rebut sejak lama. Oppa----- aku merasa bersalah sekali padanya." Terang Hana sembari memandang Taehyung berkaca-kaca.





Bayangan kebersamaannya dengan Jungkook terbayang begitu saja dalam benaknya membuat Hana semakin merasa bersalah pada sahabatnya. Jungkook sudah terlalu baik padanya, namun apa yang dia balas pada sahabatnya itu? Main belakang dengan kekasihnya sendiri dan bahkan merebut restu calon Ibu mertuanya juga!







Menghela nafas pelan, Taehyung sebenarnya merasa enggan jika harus mengungkit masalah ini. Namun jika di biarkan, Hana pasti akan terus-terusan tak tenang dan meminta pulang. Padahal dirinya susah payah merogoh uang yang tak sedikit demi memanjakan kekasihnya ini.





Jungkook saja selama berpacaran dengannya tak pernah mendapatkan perlakuan seistimewa ini.







"Kau tenang saja, jangan cemaskan apapun. Aku janji, sepulang dari liburan kita---- aku akan menyelesaikan semuanya dengan Jungkook. Aku akan memutuskannya dan kita akan segera menikah. Ini semua bukan salahmu, kita jelas tak bisa menahan kemana cinta akan berlabuh. Aku yakin, Jungkook pasti akan bijak dalam menyikapi semua ini."




.
.






Seingat Jungkook, nyaris tak pernah ada satu kenangan manis yang Taehyung torehkan padanya. Kebanyakan hanya harapan semu semata. Bahkan janji yang kekasihnya utarakan padanya pun seolah hanya angin lalu semata.





Namun sekalipun, Jungkook tak pernah mempermasalahkannya. Apalagi menyesali karena dirinya jatuh cinta pada orang sesempurna Taehyung. Dirinya malah merasa beruntung karena bisa di pilih Kim muda untuk di titipkan hatinya.





Meski sedikit banyaknya dia ragu, apa dirinya mendapatkan hati Taehyung secara utuh atau mungkin hanya sebagian saja?






Namun apapun itu, bukankah artinya Jungkook hanya harus berjuang semakin besar saja demi mendapatkan apa yang memang seharusnya dia dapatkan?







Menengadahkan kepalanya ke atas langit, memandang langit mendung sembari bergumam pelan.





"Hyung, katakan---- aku tak berjalan sendirian bukan? Kau juga tengah berjuang denganku?"






Mengabaikan bibirnya yang bergemelatuk karena dingin dan satu fakta penting; jika dirinya sudah menunggu Taehyung selama tiga jam di musim hujan ini.








.
.
~tbc~




Ig; jicho_world
Twt; chuujicho

Smeraldo [kth + jjk]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang