#14

9.6K 936 119
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





Aku seriusan oleng sama ini orang anjir lah😭😭😭

.

Chap ini aku skip sedikit yaa, takutnya kalo aku bikin mendetail lagi malah ga masuk ke alurnya><


.
.
.






"Apa? Istriku hamil? Dokter tak bercanda kan?" Taehyung memandang penuh antusias pada sosok yang memakai jas kebesaran itu. Mengerti akan kebahagiaan pasangan baru di hadapannya; Dokter Lee hanya menganggukan kepalanya pelan sembari tersenyum profesional ke arah Taehyung.





"Benar Tuan Kim, kandungan istri anda kini baru menginjak minggu ke empat. Masih rawan-rawannya, jadi----- tolong jaga dan perhatikan keselamatan sang ibu beserta calon anak kalian. Sekali lagi selamat karena beberapa bulan ke depan akan menjadi seorang ayah." Pesan Dokter Lee sebelum berlalu dari sana. Meninggalkan Taehyung yang memekik girang sembari berlari masuk ke dalam ruang rawat sang istri.





Terlalu larut dalam letupan kebahagiaannya; Taehyung tak menyadari jika Dokter cantik tersebut membalikan tubuhnya sejenak untuk memandang punggung Kim muda yang menghilang tadi dengan tatapan sendu. Bahkan ada gurat kecewa dan amarah yang berusaha dia pendam disana.






"Apakah jika kau mengetahui kenyataan kalau ada satu orang yang juga tengah berjuang melindungi anakmu, merawatnya dengan hati-hati------ kau akan tetap sebahagia ini Kim? Apakah kau bisa menerima kehadirannya dalam hidupmu? Sepertinya tidak mungkin, mengingat bagaimana kau membenci ibunya."





.





From; Jihoon hyung♡

Istrinya positif hamil dan beberapa bulan ke depan mereka akan menjadi orang tua. Apakah aku tukar saja vitaminnya dengan pelarut kandungannya ya? Sungguh, aku ingin sekali menonjok wajah penuh dosa keduanya! Bahkan mereka masih bisa berbahagia di atas penderitaan orang lain!






Jungkook mendengus jengah membaca setiap kalimat yang di torehkan Jihoon jauh di sebrang sana. Namun dirinya tak bisa menahan kekehan gelinya kala tak sengaja membayangkan ekspresi Jihoon yang harus berpura-pura manis di hadapan orang yang amat dia benci itu.





Jika saja Jungkook ada disana dan menyaksikan semuanya secara langsung. Maka dirinya adalah orang pertama yang tertawa keras bahkan sampai berguling-guling di lantai dingin rumah sakit.





Ah, ya mengingat kembali kata rumah sakit serta pesan yang Jihoon kirimkan padanya terkait kehamilan Hana dan kebahagiaan pernikahan mereka; Jungkook tak merasakan apapun. Tak ada kesedihan seperti beberapa bulan lalu------ bukan artinya dia sudah memaafkan kesalahan mereka. Sama sekali tidak!






Hanya saja Jungkook sudah terlalu malas untuk mendengarkan apapun tentang mereka. Ia jelas telah membuang apapun yang berkaitan dengan Hana dan Taehyung. Dirinya kini ingin hidup damai bersama calon anaknya yang akan lahir dalam hitungan minggu lagi.






Ya, kandungan Jungkook kini sudah memasuki bulan ke delapan. Prediksi Seokjin selaku dokter yang selama ini merawatnya, menjelaskan jika kemungkinan bayinya lahir dalam dua minggu ini.





Pemuda manis jelas tak bisa menahan rasa tak sabarnya. Sebab, dia ingin secepatnya melihat wajah bayinya. Merengkuhnya ke dalam dekapan hangat sembari mecium seluruh permukaan wajahnya penuh sayang. Mengatakan betapa dia mencintainya dengan nyawanya sendiri.





Dug





Jungkook meringis sebentar kala merasakan satu tendangan kuat di perutnya. Bayinya yang aktif kembali berulah. Dan pemuda manis hanya bisa mengulas senyuman sendu sembari mengelus perut bulatnya penuh sayang.







"Baby pasti membaca isi fikiran Mama lagi ya? Mama sama sekali tak sedih karena Papa mu akan memiliki anak dengan perempuan lain. Mama hanya bersedih karena teringat kalau nanti baby tak memiliki sosok yang bisa di panggil Papa." Cuit Jungkook yang tengah curhat pada calon anaknya di dalam sana. Terlarut dalam fikirannya sendiri membuat pemuda manis tak menyadari sekitarnya.





Namun detik selanjutnya tubuhnya terlonjak sedikit kala seruan seseorang yang beberapa waktu ini memang selalu berada di lingkup kehidupan pribadinya terdengar begitu saja tak jauh dari posisinya.





"Siapa bilang baby tak memiliki sosok yang bisa di panggil Papa? Kau melupakan keberadaanku, Kook? Ingat, aku adalah Daddy nya dan selamanya statusku takkan terganti oleh siapapun juga!"





.
.






Banyak orang pernah berkata jika penyesalan selalu datang di akhir. Awalnya pemuda tampan tak menyetujui peribahasa itu. Baginya hanya omong kosong belaka. Setidaknya pemikirannya masih kokoh bagai batu karang sebelum akhirnya terkikis perlahan bersamaan dengan kepergian pemuda manis dalam hidupnya.





Sosok yang awalnya selalu mati-matian ia sangkal telah menempati posisi tertatas di hatinya.





Namun sekarang, kenyataan berkata lain; nyatanya Jungkook memang menjadi orang paling spesial baginya.





Ia hanya tak menyadarinya; dulu. Sebelum akhirnya ketika menyadari kesalahan fatalnya------- semua telah terlambat untuknya. Sangat terlambat.






Jungkook telah pergi dari hidupnya dan bahkan sampai detik ini Taehyung tak bisa menemukan raganya; padahal ia sudah mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Jungkook.






Dalam dan luar negeri.





Namun tak kunjung menemukan hasil.





Kim muda larut dalam kesunyian malam ini. Bersibaku di depan jendela besar ruang kerjanya yang menghadap langsung ke halaman penuh bunga mawar kesukaan sang istri; fikiran Taehyung melayang entah kemana.








"Apakah selama ini kau hidup bahagia------- apakah selama ini kau makan dengan baik? Kook-------- aku merindukanmu. Sangat merindukanmu."






.
.
~tbc~


Masih mau hujat Tae gak?😋






Ig; jicho_world
Twt; chuujicho

Smeraldo [kth + jjk]✓Where stories live. Discover now