DELAPAN

26 5 1
                                    

JUMAT MUBAROK...
AL-Kahfi jangan di lupa...

HAPPY READING..
CUUUUUSSSSS






####

Hari ini adalah hari kedua Fatih berada di rumah. Ia masih menikmati masa santainya sebelum ia harus terjun ke perusahaan milik abinya. Rencananya sore nanti Fatih akan ke masjid untuk membantu mengajar TPQ.

Pagi yang cukup cerah. Dengan kaos press body warna putih dan celana training panjang Fatih keluar dari rumahnya. Ternyata di luar sudah ada abinya yang membaca koran pagi sembari menikmati kopi buatan uminya. Sedangkan umi daniya, Fatih melihat perempuan yang mengandungnya selama sembilan bulan sepuluh hari itu tengah menyiram bunga di halaman sambil menyenandungkan sholawat Nabi. Fatih Tersenyum dan bergegas mengambil sapu lida dan membantu uminya  membersihkan halaman.

"Loh belum ke kantor toh le?" Tanya Umi Daniya saat meloaht putra sulungnya memegang sapu lidi.

"Belum Mi..Fatih masih pengen istirahat dulu sekitar lima harian lah..masih capek mi.." jawab Fatib kemudian lekas menyapu halaman.

"Tapi nanti jadi ke masjid to mas? bantu adekmu ngajar" tanya kyai Irsyad sambil menyeruput teh buatan istrinya.

"Jadi bi.." setelah menjawab pertanyaan abinya Fatih kembali melanjutkan kegiatan menyapunya.

"Assalamualaikum om Kyai..tante ustadzah..pak Ustad!!" Sapa Mella pada sang pemilik rumah.

"Waalaikumsalam..." jawab Kyai Irsyad dan Umi daniya bersamaan.

Mendengar suara salam Fatih mengangkat kepalanya fokusnya teralih pada gadis kecil dengan kuncir kuda yang menurutnya menggemaskan. Kemudian tatapannya turun hingga berhenti pada rok yang dikenakan Mella. Fatih beristigfar pelan.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab fatih pelan mungkin saja Gadis kecil itu juga tak mendengar jawaban salam darinya. Fatih melanjutkan kegiatan menyapunya namun telinga mendengar percakapan orang tuanya dan Mella.

"Loh nak Bening belum berangkat toh?" Suara Kyai Irsyad lebih dulu menginterupsi.

"Udah om Kyai..ini bayangannya aja yang ketinggalan.." celetuk Mella. Sempat sempat nya gadis itu melemparkan candaan padahal sebentar lagi ia telat. Fatih Tersenyum samar mendengar jawaban absurd dari gadis itu sementara Umi dan abinya sudah tertawa ringan.

"Hehehe..Farraz nya udah berangkat ya tante?" Tanya Mella dengan sopan.

"Ya Allah udah sayang...udah dari jam enam tadi..katanya males direcokin kamu.." ucap Umi Daniya

"Yahhhhh...ya udah om tante..Mella berangkat yaaaa..udah telat..tadi niatnya mau nebeng tapi Farraznya berangkat duluan..Assalamualaikum om tante.." pamit Mella dan berlari begitu saja. Fatih hanya menggeleng pelan dan menjawab salam gadis itu dengan suara lirih.

"Punya anak kok diem bae liat anak tetangganya kesusahan." Sindir umi Daniya pada Fatih begitu Mella pergi dari depan rumah mereka.

Pasalnya sejak Mella datang tadi Fatih menyibukkan diri untuk menyapu halaman setelah melihat bagaimana sragam yang Mella kenakan.

"Mas..mbok ya kamu anterin to Mella nya..." ucap Umi Daniya to the poin melihat putranya yang acuh.

"Dia bisa berangkat sendiri mi.." jawab Fatih pelan.

"Tapi pasti terlambat nanti..kamu susulin gih..Mella itu udah umi anggep anak sendiri yang berarti dia adik kamu juga." Ucap Umi Daniya lagi kali ini nadanya sudah mengisyaratkan kejengkelan.

"Dia yang kesiangan beararti sudah siap terlambat." Setelah berucap demikian Fatih bergegas menyimpan sapunya dan masuk kedalam rumah.

Fatih masuk ke dalam kamarnya ia membuka laptopnya dan mengecek email perusahaan yang masuk. Sebenarnya meski fatih bilang ia ingin istirahat dulu sebelum terjun ke perusahaan secara langsung ia tidak benar benar istirahat seratus persen. Ia masih tetap memantau perusahaan abinya dari rumah kalau sekarang ala ala WFH lah ya.

P A M E L L A (END)Where stories live. Discover now