DUA BELAS

23 4 0
                                    

Happy reading
Vote yappsssss
Vote dan follow readers adalah semangat author eeeaaakkk

Kuyy kuyyyy
Happy reading


"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..selamat sore temen temen..untuk kabar alhamdulillah semua baik kan.." Tsabita membuka kajiannya dengan senyum serta sapaan yang ramah. Membuat gadis gadis seusia Pamella selalu nyaman jika berdiskusi dengan Pamella.

Pamella yang duduk di shaf paling belakang dekat dengan dinding hanya memutar matanya malas. Terlalu bertele tele menurutnya. Ia mencibik memandangi remaja seusianya yang begitu antusias menyambut dakwah Tsabita.

"Hoaammm.." Mella menguap pelan, baru saja dakwahnya dibuka rasa kantuknya sudah melanda. Mella terkikik Ia jadi teringat ketika Fatih berdakwah ia juga tertidur bahkan tidurnya disamping umi Daniya.

"Allah berfirman dalam al-Quran
"hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.”. yang demikian ini supaya mereka lebih mudah di kenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.s Al-Azhab : 59)."

Suara Tsabita menyadarkan Mella dari lamunannya, ia mencoba untuk kembali fokus pada apa yang disampaikan Tsabita meski dia sendiri tidak faham apa yang dikatakan oleh gadis yang usianya lebih tua dua tahun darinya.

"Dari ayat yang saya bacakan tadi ada dua alasan mengapa Allah memerintahkan hambanya yang perempuan untuk mengenakan hijab. Pertama agar seorang perempuan itu mudah untuk dikenali dan menjadi ciri yang berbeda dari perempuan lainnya melalui hijab yang ia kenakan.
Alasan yang ke dua agar terjaga kewibawaan karakter dan watak kesempurnaannya supaya tidak disakiti dan di ganggu." Lanjut Tsabita

"Lalu bagaimana dengan teman teman yang sudah berhijab tapi memiliki akhlak yang buruk? Hijab dan akhlak adalah dua hal yang berbeda, hijab adalah perintah langsung dari Allah yang wajib dilaksanakan sedang akhlak adalah suatu perbuatan. Nah sekarang jika ditanya perihal kewajiban apakah teman teman ingin menundanya? Tentu tidak bukan...wajibnya hijab sama halnya wajibnya shalat.
Memang seorang perempuan yang berhijab pasti selalu di nilai baik..tetapi tidak menutup kemungkinan yang berhijab pun melakukan dosa, akhlak bisa dibentuk seiring berjalannya waktu, sedang hijab adalah suatu kewajiban yang mana berarti kewajiban itu harus dilakukan."

"Maaf ukhty, tapi masyarakat kita itu kebanyakan selalu mengidentikkan seorang perempuan berhijab itu baik dan sholehah. Nah terus semisal nanti dia buat kesalahan nih yaa pasto masyarakat langsung berpandangan gini...ihh berhijab kok gitu,, berhijab tapi kok gini,, sampai sampai ada yang bilang udahlah lepas aja hijabnya percuma berhijab kelakukan minus,,nah kalau udah sampai seperti itu kan,, lebih baik kita hijabin hati dulu baruuu kalau udah baik bisa dehh kita hijabin rambut kita..nutup aurat gitu loo.."  ooohhh jangan kira yang barusan menyanggah adalah Pamella. Bukan, bukan Pamella tapi seorang gadis berhijab hitam polos yang menyampaikan uneg unegnya. Pamella berdecak kagum dengan keberanian gadis yang duduk tak jauh darinya. Lalu ia pandangi raut Tsabita yang tengah tersenyum untuk menjawab pertanyaan dari gadis tadi.

Tsabita mengangguk lalu tersenyum lembut. "Menutup aurat itu wajib ukhty,, dan semua itu terlepas dari dia sudah baik atau belum, biarlah masyarakat berpandangan seperti apa,,asal kita tetep pada pendirian hijab kita,, tetapi di sisi lain untuk kita yang sudah berhijab juga jangan memandango seorang yang belum berhijab itu buruk sebagaimana yang diungkapkan oleh almarhum syeikh Ali Jabir dalam dakwahnya." Tsabita menjeda sebentar.

Sedangkan dilain sisi kantuk benar benar menyerangnya berulangkali ia memperbaiki posisi duduknya yang hampir tergeletak. Ia terus mencoba menahan matanya agar tidak tertutup tapi apa daya ia kalah ia menyerah. Pamella memilih untuk tertidur dengan menyandarkan kepalanya pada dinding. Suara Tsabita benar halus dan lembut bak dongeng yang mengantarnya tidur.

" Jangan pandangi wanita yang belum berjilbab, jangan pandangi dia buruk. Barangkali dia punya dua rakaat tahajud di sisi Allah, bisa menyebabkan terampuni semua dosanya," dari ungkapan beliau bisa disimpulkan bahwa jangan hanya karena kita sudah memilih terus kita menganggap orang lain itu buruk."

"Jadi untuk temen temen yang sudah berhijab semoga selalu istiqomah dan menjadi lebih baik lagi, sedangkan temen temen yang belum berhijab kita doakan semoga pelan pelan mau berhijab tanpa takut penilaian orang lain."

"Ada yang ingin ditanyakan lagi?"

"Cukup ukhty.."

"Ya sudah untuk kajian sore ini kita tutup dengan bacaan Alhamdulillah,,,akhiran dari saya wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.."

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.." setelah Tsabita menutup kajiannya dengan salam para gadis yang mengikuti kajiannya tadi membubarkan diri. Ada yang langsung pulang ada juga yang tetap disana sebab sebentar lagi mahgrib akan tiba.

Sejak sepuluh menit yang lalu sebelum Bita menutup dakwahnya. Ada seorang laki laki matang yang mengamati bita dari jauh. Laki laki itu kagum dengan cara Tsabita menyampaikan dakwahnya. Gadis itu pandai memilih diksi sehingga tidak memojokkan satu sama lain. Pesona gadis itu membuat laki laki yang berusia  duapuluh delapan tahun itu tersenyum kagum. Cantik dan bijaksana adalah perpaduan yang pas untuk gadis seperti Tsabita.

Setelah semua perempuan bubar pandangan Fatih tak sengaj menangkap sosok gadis bar bar yang tengah tertidur pulas dengan kepala menyender di dinding, ia berdecak kesal. Rambut yang sedikit berantakan dan pashmina yang tergeletak dipangkuan gadis itu. Sudah bisa di pastikan pamella tidak mendengar dakwah dari Tsabita tadi.

Fatih geram sendiri melihatnya, jika saja pamella adiknya sudah ia pastikan untuk diseret keluar atau menyiramkan air ke wajah gadis itu. Ia merasa menyesal telah menjemput gadis itu untuk kajian jika berakhir seperti ini.

Namun lagi lagi amarah dan rasa kesalnya sirna ketika ada sosok perempuan yang ia kagumi sedang menghampiri Mella. Entah apa yang mereka bicarakan karena selanjutnya Pamella bangun dan pergi ke tempat wudhu perempuan.

Ketika para gadis telah buba Tsabita juga akan keluar dari serambi untuk mengambil air wudhu karena sebentar lagi masuk waktu Magrib, tetapi pandangannya jatuh pada seorang putri kesayangan pak Kyai, siapa lagi kalau bukan Pamella. Tsabita memilih menghampiri Mella dan membangunkan gadis itu.

Bita menepuk pelan pipi Pamella menunggu reaksi dari gadis didepannya ini.

"Eeenngghhh..." pamella melenguh karena merasa tidurnya terganggu. Ia mengerjap pelan matanya menyesuaikan cahaya yang menyorot dari lampu.

"Sholat dulu yuk dek..udah mau magrib..ambil wudhu sana.." ucap Tsabita pelan.

"Eh..!!" Mella sedikit berjengit kaget ketika sadar yang didedapnnya ini tsabita, ia menoleh kearasah sekitar. Sepi. Kata pertama yang melintas dipikirannya menyadari hanya tinggal ia dan Tsabita yang ada di serambi sementara yang lain sudah masuk ke dalam masjid menunggu panggilan adzan.

Mella hanya mengangguk tanpa berkata kemudian berdiri meninggalkan Tsabita begitu saja. Merasa ada yang mengawasi nya sejak tadi Tsabita menengok ke luar serambi tapi kosong tidak ada siapapun di sana padahal ia yakib sejak ia membangunkan Pamella tadi ada yang menatapnya dari jauh.

Mengenyahkan pikiran buruknya Tsabita gergegas menyusul pamella untuk mengambil air wudhu dan segera ke dalam masjid.

Usai sholat magrib dan Isya berjamaah di Masjid Pamella memilih duduk di undakan masjid menunggu Fatih dan Tsabita serta teman teman lainnya yang masih di dalam. Sebenarnya tadinya pamella ingin gabung karena tidak ingin sendirian tetapi percuma karena setelah mereka berbincang sedikit lama pamella sama sekali tidak paham dan merasa diabaikan akhirnya ia memilih menunggu di luar.

Bukannya pamella sengaja menunggu Fatih karena ingin diantar laki laki itu lagi. Pengennya sejak tadi juga pulang tapi apalah daya ia tidak berani pulang sendirian apalagi jalan kaki. Lagi lagi ia merutuki Fatih yang menjemputnya tanpa kendaraan. Mana ia juga tidak membawa ponselnya. Pamella menghela nafas bosan sudah setengah jam ia menunggu tapi belum ada tanda tanda sama sekali jika Fatih selesai.

Saat sudah merasa bosan sampai ke ubun ubun tiba tiba ada rasa dingin yang menjalar di pipinya. Ia menoleh ke samping dan menatap ke atas. Es krim vanilla kesukaannya.

"Nih..biar gak kepanasan..kasian setan yang ada dalam diri lo..gue yakin udah kepanasan malah kebakar mungkin"

Nah loh siapa yaaaaa
Kuyyyy lebih dari kalau votenya diatas 50 segeralah author post lagi part selanjutnya

P A M E L L A (END)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें