DUA PULUH EMPAT

4 0 0
                                    

HAPPY READING... SEMOGA GAK NGEBOSENIN CERITANYA

Sakit tapi tak berdarah. Mella mendongak menatap Fatih yang tengah menyetir mobil mereka. Tepat setelah Fatih berkata yang menyakitkan menurut Mella lampu merah menyala menbuat Fatih menghentikan mobilnya.

Mella yang sejak tadi sudah overthinking ditambah ucapan Fatih barusan membuatnya mantap pergi dari hadapan mereka. Tanpa kata Mella keluar dari mobil begitu saja. Sebenarnya tak apa jika Fatih ingin menghina pakainnya tapi bisakah  Fatih menghina pakaian yang ia kenakan ketika mereka hanya berdua atau bertiga dengab Farraz bukan ketika ada Tsabita seperti tadi. Sungguh itu menyakiti perasaannya.

"Bang??!!keterlaluan lo!!" Ucap Farras menatap kepergian Mella.

"Abang!!tante Dania gak pernah loh ajarin bang Fatih tidak menghormati perempuan sekalipun menghina pakaiannya." Tutur Mesya. Bita hanya menatap kursi samping yang sekarang kosong sebab pemiliknya telah meninggalkan kursi itu. Bita diam saja ia tak ingin ikut campur lebih  dalam masalah mereka. Bahkan ia tidak enak hati sekarang sebab sebelum berkata seperti tadi Fatih sempat meliriknya melalui spion mobil.

Fatih sendiri terkejut melihat reaksi Mella barusan. Ia pikir perkataannya akan dibalas nyinyiran pedas oleh gadis itu, tapi nyatanya gadis itu pergi tanpa berucap.

"Minggir dulu! Lo cari Mella biar gua yang anterin mbk Bita sama Mbk Mesya pulang" Sentak Farras. Huffttt andai saja Mella bukan calon istri abangnya pasti ia akan mengejar Mella saat ini juga. Ia tidak mengejar Mella karena masih menghormati Fatih sebagai abangnya.

"Bener!!buruan kejar Mella bang,,sebelum menghilang.." ucap Mesya membenarkan perkataan Farras tadi. Fatih diam saja tetapi tangannya bergerak membuka pintu mobil itu dan mencari Mella. Saat itu pula diam diam ada hati lain yang merasa tidak rela namun ia tak memiliki hak untuk melarang apa yang dilakukan Fatih. Ketiganya melanjutkan perjalanannya tanpa Fatih dan juga Mella.

Fatih berjalan kearah yang berlawanan dengan mobilnya melaju sebab Mella tadi memang berjalan ke arah yang berlawanan.

Dilain sisi Mella yang sangat jengkel belum lagi ia mendapatkan haid dihari pertamanya membuat Mella ingin memakan siapa saja yang ia temui.

Kini ia tengah berjalan di tepi jalan raya, kalau kalian mengira Mella akan tersedu sedu sebab perkataan Fatih tadi kalian salah besar. Mella hanya jengkel dan sangat kesal kepada Fatih jadi daripada ia  mengamuk tidak jelas didepan Bita dan Mesya lebih baik ia keluar dari mobil saja. Bisa bisa kalau ia mengamuk tadi nilai minus yang melekat pada dirinya akan semakin bertambah dan keminderannya pada gadis bernama Bita juga akan ikut bertambah.

Mella menatap gawainya yang mati karena kehabisan daya, selain itu iapun tidak membawa uang sama sekali.

"Shit!!sial bangettt sih gueee.." gerutu Mella. Ia menatap kendaraan yang berlalu lalang berharap mendapatkan taksi dan segera pulang.

Mella meringis pelan saat nyeri diperutnya semakin menjadi. Astaga saking overthinkingnya ia hingga lupa jika hari pertama haid ia akan merasakan nyeri yang luar biasa diperutnya. Mella duduk ditepi jalan untuk mengurangi rasa nyeri diperutnya.

"Shhhhtttt,,,,kenapa makin sakit sihhh!!!! lo tuh harusnya kompromi dikit kek sakitnya pas di rumah jangan sekarang..hikss.." air mata Mella turun begitu saja.

"Sial!!hiksss...kenapa sakitnya lebih sakit daripada dikatain pak Ustad sih..hiksss hiks..." gerutu Mella.

Fatih menyipitkan matanya kala melihat sosok Mella yang tengah duduk di tepi jalan raya sambil menundukkan kepalanya. Ada sedikit rasa lega telah menemukan gadis itu, tanpa sadar ada senyum tipis dibibirnya. Sejujurnya Fatih merasa bersalah sudah berkata keterlaluan pada Mella tadi. Fatih berjalan mendekat ke arah Mella, ia mengerutkan dahinya ketika melihat punggung mungil itu bergetar. Mella menangis atas ucapannya Fatih itulah yang ia pikirkan saat ini. Buru buru Fatih mendekat ke arah Mella.

"Shhiiiiisstt...hikss...hikss..." tangisan Mella semakin jelas ketika Fatih tiba disamping gadis itu.

"Ehmmm..." Fatih berdehem untuk memberi tahu keberadaannya pada Mella, Mella yang merasa ada orang didekatnya mendongak ke atas. Mendapati siapa yang ada disampingnya Mella buru buru berdiri sembari mengusap air matanya.

"Bar-bar, tapi cengeng" ucap Fatih sembari menyodorkan sapu tangan miliknya.

"Ngapain ke sini? Pulang sana!!!" Hardik Mella tapi entah kenapa ada sedikit senang yang menyelinap dihatinya ketika tahu jika  fatih menyusulnya.

"Ayo pulang!!"

"Berdua?" Tanya Mella

"Menurut kamu?"

Mella diam tak menjawab, lagi lagi nyeri diperutnya tak dapat ditahan.

"Kamu kenapa?" Tanya Fatih yang melihat Mella memegangi perutnya.

"Sakit..hiksss...hiksss.." lagi lagi tangis Mella pecah. Bodo amat ia harus menangis di depan Fatih tapi kali ini perutnya sangat sakit.

"Kamu punya magh?" Tanya Fatih.

Mella menggeleng.

"Laper?"

Lagi lagi Mella menggeleng.

"Asam lambung."

Mella berdecak kesal dan menggeleng lagi. Astaga apakah Fatih tidak sepeka itu??! Ia sakit karena nyeri haid bukan hal lain.

"Terus kenapa?!" Tanya Fatih tidak sabaran membuat Mella berjengit kaget.

"Mens.." cicit Mella pelan. Tapi masih dapat didengar Fatih.

Laki laki itu menghela nafas pelan, kemudian netranya menatap sekeliling jalan. Tepat sekali limapuluh meter daru tempat mereka berdiri ada tukang nasi goreng.

"Ikut saya!" Titah Fatih.

"Gak kuat jalan..hikss..hiksss..." rengek Mella.

"Gak ada bantahan!"

Hampir saja Mella mengumpat sebelum melihat tatapan tajam dari Fatih. Akhirnya ia mengikuti Fatih dari belakang dengan sedikit menunduk untuk mengurangi sakit diperutnya. Sebenarnya Fatih merasa iba terhadap kondisi Mella saat ini tapi apa boleh buat ia tidak mungkin menggendong ataupun memapah gadis itu karena bukan mahram walau dibutik sempat memegang pinggang gadis itu tapi tetap saja tadi siang kan spontan.

Fatih memelankan jalannya menyamai langkah Mella, ia melirik gadis itu untuk memeriksa kondisinya. Peluh yang membasahi kening gadis itu membuat anak rambut menempel di kening gadis itu dan entah kenapa hal itu membuat Fatih jadi risih sendiri.

Mella mengernyit kala mereka tiba digerobak nasi goreng. Fatih menyuruh Mella untuk duduk di kursi yang disediakan oleh abang penjualnya, sementara Fatih ia mendekati abang penjualnya untuk memesan nasi goreng mungkin Mella tidak memperhatikan hal itu, ia lebih memilih menelungkupkan kepalanya menahan rasa sakit diperutnya.

"Sakit banget?" Tanya Fatih yang duduk berseberangan dengan Mella.

"Menurut pak ustad?!masih ngira gue pura-pura?!!" Ketus Mella.

"Ini.." Fatih menyodorkan karet gelang yang ia minta dari penjual nasi goreng tadi. Mella hanya memandangi Fatih tanpa berniat untuk mengambil karet gelang yang disodorkan Fatih.

"Ikat rambut kamu! Nanti makin lepek kalau kena keringet."

"Pak ustad kerasukan setan apa?kenapa jadi cerewet banget." Ucap Mella sembari mengikat rambutnya dengan gelang karet yang diberi Fatih tadi.

"Kamu tunggu di sini." Ucap Fatih kemudian meninggalkan Mella begitu saja. Mella menatap Fatih yang pergi keseberang jalan dengan sedikit berlari. Tak ingin mengetahui lebih jauh lagi Mella lebih memilih merebahkan kepalanya di atas meja.

JANGAN LUPA VOTE SUPAYA AKU LANJUT UP PART 25 NYA HIHIHI

P A M E L L A (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant