ENAM BELAS

23 5 0
                                    

Sesampainya di rumah Mella memarkirkan motornya di bagasi dan berjalan lesu ke kamarnya. Mella merebahkan tubuhnya di kasur tanpa melepas seragam sekolahnya terlebih dulu. baru saja ingin memejamkan matanya, mamanya sudah lebih dulu masuk kamar tanpa repot repot mengetuk pintu.

Aisyah menyedakepkan tangannya menggeleng melihat kelakuan sang putri yang sedang rebahan di kasur tanpa mengganti seragamnya.

Aisyah masih terus mengamati sang putri, sungguh ia rasa waktu muda jorok dan nakalnya tidak separah putrinya, tapi kenapa Mella tumbuh menjadi gadis yang menguras emosi setiap harinya.

"Kenapa Ma?liatin Mella gitu banget?" Tanya Mella masih dalam kondisi berbaring sambil memperhatikan Aisyah.

"Enggak, Mama heran aja punya anak perawan kok jorok banget, mama aja liatnya jijik."

"Ihhh Mama apaan coba!"

Aisyah berjalan menuju ranjang Pamella dan menjewer telinga sang putri hingga Pamella teriak kesakitan, Aisyah sama sekali tidak peduli ia terus menjewer telinga sang putri dan menyeretnya hingga ke kamar mandi.

"Mandi! Makan! Sholat magrib! Ganti baju terus ke masjid kita sholat jamaah disana." Tutur Aisyah didepan kamar mandi.

"Mella sholat di rumah aja Ma, kuping Mella sakit banget tauuu!!!iishhh.." bantah Mella sembari menggosok telinganya yang memerah.

"Nggak ada penawaran. Ini titah."

"Ngapain sihh sholat di masjid???!!isshhh.."

"Nanti ada kajiannya kyai Irsyad...makanya kamu harus ikut."

"Lagi ma?"

"Iyalah!!"

"Ya Lord!!Kan kemarin Mella udah ngaji maaa!!masak nanti ngaji lagi.."

Gemes dengan protesan putrinya Aisyah kembali menjewer telingan Mella.

"Aaaahhkkkk sakit mama!!!" Teriak Mella, mamanya ini kalau sudah main jewer sakitnya bisa nggak ilang tiga hari awet banget woyy!! Emangya yang namanya emak emak gak cuman omongan aja yang pedes tapi jewerannya berasa kek telinga digantung.

"Makanya nurut!!gemes mama sama setan yang ada ditubuh kamu!"

"Ya kan ini yang ngisi kyai Irsyad nah ber--"

Blammmm!!!

Belum sempat Mella menyelesaikan kalimatnya Aisyah sudah membanting pintu kamar mandi. Hingga membuat Mella berjengit kaget. Mamanya kalau marah emang gak pernah main main.

Akhirnya dengan setengah hati Mella mengguyur badannya dengan air dingin. Entah kenapa ia jadi kepikiran soal Fatih yang menyukai Tsabita. Menurutnya Fatih itu tidak pandai memendam perasaannya jadi sangat kentara sekali kalau laki laki itu naksir dengan Tsabita.

"Tsabita.." Tanpa sadar Mella menggumamkan nama perempuan biru laut itu. Pikirannya pun sibuk menilai betapa sempurnanya sosok tsabita sebagai perempuan akhir zaman.

Perempuan itu cerdas, sabar, kalem, dan tipe tipe perempuan yang anggun gitu loh plus wajahnya teduh banget setiap orang yang memandang pun pasti akan terpesona. Pamella mengakui semua kelebihan yang ada pada diri Tsabita. Sebenarnya diam diam pun Pamella juga kagum dengan perempuan biru laut itu.

Kalau dia disandingkan dengan Fatih sih,, mungkin memang cocok satunya lembut satunya kek tembok batu. Keras banget. Udah gitu dingin plus selalu judes bila bicara dengan Mella. Tapi yang bikin Mella speechless adalah ketika Fatih sudah bertemu dengan Tsabita laki laki itu jadi banyak senyum dan sibuk mencari topik pembicaraan.

Dan lagi semua kelebihan Fatih itu tidak berlaku jika sedang bersama dirinya. Jelas Mella merasakan kalau setiap mereka bersama yang ada hanyalah cerewetnya Mella yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Fatih.

P A M E L L A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang