DELAPAN BELAS

25 4 0
                                    

Lemessss bestyy kurang penyemangat dari readers..huhuhuhu..

Tapi gak papa aku tetep up double part untuk ramadhan hari terakhir ini...

Happy Reading....



" keputusan abi sudah bulat, abi yakin dan peraya sama kalian berdua, tapi bagaimana dengan para warga? Akan sulit sekali meyakinkan warga komplek untuk mempercayai penjelasan dari kalian." Lanjut Kyai Irsyad setelah berhasil membuat semua orang terkejut mendengar keputusannya barusan.

"Jadi bagaiman pak Ridwan dan bu Aisyah jika putri sematawayang ibu dan bapak menikah dengan anak sulung saya?" Ucap Kyai Irsyad pada orang tua Pamella.

"Om,,kita bisa jelasin ke warga pelan pelan om,,Mella masih kecil,,Mella belum siap jadi istri om,,,tante...maa paa..plisss..hikss..Mella nggak mau nikah sekarang..hiks hiks.." air mata Mella sudah tidak bisa ditahan ia tidak siap jika harus menikah di usia muda. Sial sekali nasibnya jika harus seumur hidup dengan pria kaku disebelahnya ini.

"Pak Ustadz!!bantu bujuk keks..gimana caranya biar kita nggak nikah..hikss...hiks...masa iya nikah cuma gara gara salah paham..hikss hiks...Mella masih punya impian Mella nggak mau nikah sama laki laki kaku macam pak Ustadz!!!" Mella melanjutkan perkataannya sedikit berteriak dengan menatap Fatih sepenuhnya ia geregetan sekali melihat laki laki itu hanya diam bahkan ketika penjelasannya dipotong oleh Kyai Irsyad laki laki itu hanya diam.

"MELLA!!" Tegur Ridwan pada putrinya, ia pikir apa yang dikatakan putrinya sudah keterlaluan apalagi di hadapan Kyai Irsyad dan keluarga, Ridwan juga kasihan pada putrinya yang harus menikah  muda bahkan disaat  sekolahnya saja belum usai. Percayalah hati pria parubaya yang notaben nya Papa Pamella Bening Rahayu sakit ketika melihat putrinya dituduh yang tidak tidak oleh warga komplek.

"Turuti apa yang menjadi keputusan pak Kyai dan papa juga setuju untuk menikahkan kalian. Papa juga tidak ingin jika yang dikatakan warga itu benar dan kamu hamil di luar nikah nantinya." Lanjut Ridwan dengan penuh ketegasan. Sebenarnya bukan itu yang menjadi alasan Ridwan setuju menikahkan putrinya, akan tetapi Ridwan yakin jika putra sulung Kyai Irsyad mambu membimbing Mella di jalan yang benar. Entah kenapa Ridwan percaya jika suatu saat putrinya akan menjadi lebih baik dibanding sekarang ini.

"Allahuakbar!!!Mella nggak akan hamil pa!!!!Mella masih perawan ting ting suwer pa...hiksss...Mama??bujuk papa...hikss.." Mella terus saja merengek ia masih kekeh pada pendiriannya yang tidak ingin menikah dengan Fatih.

"Mama ikut keputusan papa.." ucap Aisyah ada pancaran kekecewaan di muka perempuan itu.

"Baiklah Fatih setuju..Fatih nurut apa kata abi, jika memang itu yang terbaik" Putus Fatih yang sejak tadi diam  kemudian ia mengangkat kakinya dari ruang tamu meninggal semua orang yang ada di sana termasuk Pamella.

Gadis itu melongo mendengar jawaban laki laki itu ia menatap kepergian Fatih dengan putus asa. Tidak bisakah laki laki berkata jika dirinya juga tidak ingin menikah tanpa cinta, atau ia sudah memiliki calon istri, perempuan yang dia cintai atau alasan apapun itu yang bisa menggoyahkan keputusan orang tua mereka.

Pamella menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi, melihat Fatih yang pergi begitu saj membuat Mella ikut menyerah memperjuangkan keputusannya.

Mella menatap tanpa minat pada para orang tua yang tengah membincangkan kapan pernikahan mereka dilaksanakan. Mella beranjak dari tempat duduknya ia ingin keluar sejenak untuk menghirup udara bebas, agar pikirannya tidak semrawut seperti sekarang.

Mella duduk termenung ditangga teras rumah Kyai Irsyad, beberapa kali Mella menarik nafasnya kuat setelah puas meraup oksigen sebanyak mungkin. Mella menekuk kedua kakinya dan meletakkan tangannya di atas lutut, kepalanya tertunduk lesu diatas  tangannya yang terlipat. Perlahan air matanya kembali menete meratapi nasibnya yang sebentar akan menjadi seorang istri. Malam ini Mella terlihat lemah dan cengeng sekali jujur ia membenci itu tapi ketakutan akan hancurnya kebebasan masa depan karena pernikahan benar benar menghantui dirinya. Ia takut jika setelah menikahinya Fatih akab bertindak otoriter, melarang ini itu,, haish sungguh Mella tak ingin itu terjadi.

P A M E L L A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang