SEMBILAN BELAS

24 4 0
                                    

Assalamualaikum temen"....
Happy Ied Mubarak...
Minal Aidin wal faizin ya guysssss...



Selamat membaca semoga sukaaaa

Pagi harinya Mella berangkat sekolah cukup pagi sekali mamanya saja masih belum selesai membuat sarapan. Ia pergi tanpa sarapan terlebih dahulu sejak pulang dari rumah kyai Irsyad kemarin mood Mella benar benar berantakan.

Apalagi melihat mamanya yang bahagia sekali mendapatkan mantu anaknya Kyai Irsyad membuat Mella semakin muak di rumah. Mella tidak bisa menerima kenyataan yang ada hanya karena menolong seekor kucing berujung pernikahan dini. Bukankah itu sangat menyebalkan sekali, apalagi pernikahan mereka dilaksanakan minggu depan.

"Mel? Lo kenapa sihh diem mulu..marahan sama farraz ya?" Tanya Oliv, karena sejak tadi pagi hingga menjelang tengah hari begini Mella terus saja diam tanpa minat. Mana tadi sempat ditegur oleh guru mereka untung saja Mella tidak di suruh keluar kelas. Dan lagi biasanya jika Farraz dan Mella dalam satu ruangan pasti selalu ada cekcok dari keduanya, tapi hari ini mereka sama sama diam seperti menjaga jarak. Dan itu terasa aneh bagi orang orang disekitar mereka yang terbiasa mendengar cekcok..

Mella menelungkupkan kepalanya tak berniat menjawab pertanyaan Oliv, pikirannya terus menerus tentang peran Istri dan bagaimana kehidupannya setelah menikah nanti? Apakah Fatih akan berubah menjadi baik? Atau Fatih akan tetap acuh dan galak padanya seperti saat ini? Kenapa pula laki laki itu menuruti keinginan para orang tua mereka di saat dirinya sendiri menyukai perempuan lain. Okay Mella benar benar ingin tahu apa alasan laki laki itu mau menikahinya karena salah paham sebaiknya ia segera menghubungi laki laki itu dan segera bertemu dengannya. Astagaaaaa bagaimana caranya?? Bahkan Mella saja tidak punya kontak laki laki itu. Ishh.

"Berantem?"  Tanya Nevan juga merasakan jika ke dua temannya ini sedang dalam aksi saling diam. Mereka bertiga duduk di pojok kelas, namun sejak tadi mata Farraz terus mengawasi perilaku Pamella dan jelas saja aksi itu juga tertangkap basah  oleh Nevan.

"Kagak.."

"Lah terus ngapain pada diem kagak jelas begini, biasanya pan lu demen banget gangguin macan betina.." sahut Liam, ia segera mematikan game yang sejak tadi ia mainkan dan lebih tertarik dengan obrolan mereka.

"Males!"

"Kenapa?" Tanya Nevan.

"Males doang, dah lah yok cabut kantin laper gue." Baru saja mereka bertiga hendak beranjak dari kursi masing masing. Nyatanya di depan mereka saat ini ada gadis mungil dengan rambut hitam legam yang tergerai bebas di tambah bando berwarna pink menambah kesan imutnya. Gadis itu mengulurkan kotak makan pada farraz. Sedangkan yang di beri hanya menaikkan alisnya seolah bertanya apa

"Nasi goreng buat oppa Farraz.." ujar Oliv dengan senyuma merekahnya. Percayalah Oliv beneran suka dengan laki laki didepannya ini. Gadis polos sedikit telmi di tambah bar bar ini menyukai Farraz sejak mereka duduk di awal bangku SMA.

"Makasii Oliv sayang..." jawab Liam hendak meraih kotak bekal yang dibawa oliv.

"Apa?! Buat Farraz bukan buat Lo!" Judes Oliv saat melihat tangan Liam yang ingin meraih bekal miliknya

"Buat gue? Ngapain repot repot bikin ginian?"

"Gak repot kok..Oliv sengaja bikin buat Farraz."

"Sorry tapi gue mau makan di kantin.." tolak Farraz, bukannya ia tidak tahu jelas Farraz tahu jika gadis didepannya ini menyukainya tapi ia juga tidak ingin memberi harapan apapun padanya ketika dirinya sendiri menyukai orang lain.

P A M E L L A (END)Where stories live. Discover now