DUA PULUH DUA

4 0 0
                                    

Dugghh..

"Ssshhhttt,,akhhh...!!" Ringis Mella sebab keningnya menabrak sesuatu.

Fatih yang merasa punggungnya ditabrak sesuatu pun menolehkan kepalanya, ia menatap Mela yang tengah mengusap kepalanya.

"Kamu menabrak saya?" Tanya Fatih sembari menatap Mella.

"Menurut pak ustad?? Kalo berhenti tuh bilang bilang! Biar gak nabrak."

"Kamu melamun."

"Gak ada kaitannya ya,,mau gue ngelamun kek, enggak kek gak bakalan nab-" baru saja Mella ingin menjawab Fatih tapi suara Dania lebih dulu mengalihkan perdebatan tidak penting mereka.

"Akhirnya yang ditungguin dateng jugaa,,,segera ke ruanv fiting yuk udah ditunggu sama pemilik butiknya.." ucap Umi Dania menghampiri Mella dan Fatih.

"Mama mana tante?" Tanya Mella.

"Bu Aisyah nunggu di dalem..ya udah yuk.." jawab Umi Dania kemudian menggandeng lengan calon menantunya untuk masuk ke ruang fiting baru saja dua langkah suara seorang perempuan menghentikan langkah mereka bertiga.

"Assalamualaikum Ustadzah.."

" Waalaikumussalam..." semua berbalik menatap gadis yang tengah mengatur nafasnya itu. Mella mengernyitkan dahinya pelan, menatap gadis biru laut uang tengah berdiri didepan meraka.

"Maaf ustdazah,, ka Fatih, dan Mella saya terlambat soalnya tadi tiba tiba ada kecelakaan-"

"Tapi kamu gak papa kan? Mana yang sakit atau terluka? Sudah dibawa ke klinik?" Tiba tiba Fatih berkata demikian membuat Mella dan Dania heran, apalagi Fatih tipikal laki laki yang cuek kenapa sekarang jadi cerewet sekali. Jangankan umi dan Mella dia sendiri pun heran kenapa tiba tiba cerewet seperti ini. Mendapatkan tatapan aneh dari ibunya Fatih buru buru meminta maaf atas pertanyaan yang ia lemparkan pada gadis itu.

"Ahh maaf..say-" Fatih menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Mella hanya menatap malas calon suaminya itu. Sudah hafal tingkah Fatih yang notabene nya calon suaminya itu selalu perhatian bahkan berucap manis pada Tsabita.

"Tidak apa apa ka,,tapi yang kecelakaan alhamdulillah bukan Bita,,tapi korbannya hanya luka ringan dan sudah dibawa ke klinik.."

"Gak papa..ini Mella sama Fatih juga baru datang kok,," jawab Umi Dania sembari tersenyum.

Tsabita merasa tidak enak atas keterlambatannya pun ikut tersenyum canggung, kemudian ia menyalami istri dari Kyai Irsyad yang dibalas dengan pelukan hangat dari Umi Dania, Tsabita tersenyum ramah pada Mella kemudian memberikan pelukan hangat sebagai ucapan selamat dan terakhir pada Fatih. Ia hanya menyatukan kedua tangannya di depan dad dan tersenyum tipis, tapi entah kenapa yang Mella lihat ada senyum dan sorot mata yang berbeda ketika perempuan yang lebih tua diatasnya ini menatap Fatih.

Dania kembali menggandeng lengan Mella untuk berjalan bersamanya ke ruang fiting, sekali lagi Mella menoleh kebelakang untuk melihat dua orang yang berbeda gender yang ikut berjalan dibelakangnya, Mella berganti menatap telapak tangannya yang di gandeng oleh Dania, entah kenapa ada rasa minder yang tiba tiba menyelinap di hatinya melihat calon ibu mertuanya berpelukan dengan perempuan lain ditambah tingkah perempuan itu dan dirinya sangat bertolak belakang. Mella menatap dirinya yang masih mengenakan seragam sekolah, dan ia juga tidak memakai pakaian yang menutup aurat, jangankan untuk memakai memiliki pun sama sekali tidak. Berbeda dengan perempuan lemah lembut yang berjalan di samping Fatih, perempuan itu selalu anggun dengan pakaiannya tingkahnya pun menantu idaman sekali.

"Jadi Tsabita ikut ke sini tadi untuk jadi pager ayu nya nanti sama sepupunya Farraz.." ucap Umi Dania yang melihat raut gelisah dimuka Mella semenjak kedatangan Tsabita tadi.

P A M E L L A (END)Where stories live. Discover now