SEMBILAN

24 7 0
                                    

Jumpa lagi...

Jangan lupa vote komennya

Follow akun author kuy...



Entah di sengaja atau tidak, atau memang semesta sedang memberi kode untuk merestui mereka berdua. Kini Fatih dan Bita tengah pulang beriringan usai mengajar TPQ tadi. Kalau kalian tanya kemana Farraz, bocah tengil itu sudah dijemput kawannya. Bahkan Farraz pergi tanpa berganti pakaian ataupun pulang ke rumah terlebih dahulu karena buru buru katanya. Sedangkan Fariha selesai dari shalat Asyar berjamaah Ia harus memberikan les privat pada salah satu anak tetangganya.

Jadilah saat ini Fatih dan Tsabita tengah berjalan bersama diujung senja sore ini. Ralat bukan berjalan bersama sih lebih tepatnya Fatih berada dibelakang Tsabita sekitar satu Meter.

"Ka Fatih disini terus apa mau ke Mesir lagi?" Suara Tsabita memecah keheningan di antara kedunya.

"Di sini. Kamu sendiri kuliahnya dimana?di luar kota atau dibandung juga?"

"Di Bandung ka..gak bisa jauh dari ibuk sama bapak..hehehe.."

Fatih tersenyum memdengar jawaban Bita. Ia memakluminya.
Tidak heran jika gadis itu kuliah di Bandung, mungkin kedua orangtuanya tidak tega jika harus berpisah jauh dari anaknya. Uminya saja dulu sewaktu Fatih berangkat ke Mesir menangis tiga hari tiga malam.

"Bita!" Panggil Fatih.

"Iya ka..."Bita menghentikan langkahnya dan menegok ke arahnya ketika Fatih memanggil Bita dengan sedikit keras.

Fatih Tersenyum kemudian mendekat ke arah Bita.

"Kenapa?"Tanya Bita ketika Fatih tiba di samping nya.

"Gak papa..kamu ambil jurusan apa?" Tanya Fatih. Keduanya berjalanan beriringan.

"PAUD ka.."

"Wow,,suka banget ya sama anak anak.."

"Hehehe..iya ka..kepolosan mereka menggemaskan, rasanya lelah Bita hilang kalau udah ketemu anak kecil. Mereka itu lucu banget ka.." tanpa sadar Bita menceritakan tentang kesukaanya pada anak kecil. Gadis itu bercerita panjang lebar pada Fatih. Namun, alih-alih fokus tentang apa yang diceritakan Bita justru Fatih malah fokus pada binar bahagia pada iris Bita, sorot mentari disore hari yang menerpa wajah Bita membuat gadis itu terlihat semakin cantik.

Mata yang bulat dengan pipi sedikit berisi dan bibir yang selalu bergerak menceritakan segala hal. Kadang rautnya bersedih tak lama berubah menjadi ceria. Fatih terus mengamati ciptaan Tuhan yang ada di sampingnya ini. Satu yang dapat Fatih simpulkan dari Bita adalah cantik dan penyabar.

Bita menggoyangkan tangannya di depan muka Fatih ketika ia memdapati dirinya tengah ditatap oleh Fatih.

"Kak!" Seru Bita.

"Eh iya?" Jawab Fatih terkejut.

"Rumah saya belok ke kanan..sedang rumah kaka lurus..saya permisi ka..assalamualaikum.." pamit Bita sembari menampilkan senyumnya. Gadis itu lewat didepan Fatih dan berlalu untuk pulang ke rumah.

Fatih menjawab salam Bita dengan gumaman. Satu hal ia merutuki kecerobohannya dalam memandangi gadis yang bukan mahramnya tadi. Fatih menggeleng pelan terlalu dini jika ia menyimpulkan apa yang ia rasakan saat ini.

Fatih meneruskan langkahnya untuk kembali ke rumah. Sesampainya di rumah Fatih mengernyitkan dahi heran sebab melihat sepasang sandal asing  yang berjejer rapi di depan tangga rumahnya. Bukan apa uminya tidak mungkin memiliki sendal dengan bulu bulu diatasnya serta warna merah yang mencolok seperti itu. Fatih berlalu membuka pintu rumahnya sembari mengucap salam.

P A M E L L A (END)Where stories live. Discover now